KERAMAT IMAM AHMAD BIN HANBAL
Seorang lelaki yang bernama Ali bin Hazarah bercerita, bahwa konon ibunya sudah tua renta. Suatu saat sang ibu sedang tertimpa sakit yang menyebabkan kelumpuhan kaki yang permanen, hingga dua puluh tahun tidak dapat beranjak dari tempat tidunya.
Di dalam kondisi yang demikian itu, suatu saat sang ibu secara tiba-tiba memanggil putranya, Ali bin Hazarah seraya mengatakan:
IBU : Wahai anakku, barangkali saja engkau dapat menemui Imam Ahmad bin Hanbal, dan mohonlah kepada beliau agar berdoa kepada Allah untuk kesembuhanku.
Setelah mendapat perintah itu, maka berangkatlah Ali bin Hazarah mendatangi kediaman Imam Ahmad bin Hanbal. Begitu sampai di depan rumah beliau, maka Ali bin Hazarah mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
ALI : Assalaamu alaikum, wahai Imam!
IMAM AHMAD : Waalaikum salam, siapa anda ini?
ALI : Saya Ali bin Hazarah, salah seorang saudaramu dalam Islam.
IMAM AHMAD : Ada keperluan apa engkau datang ke sini ?
ALI : Ibuku sudah tua renta dan sakit lumpuh, beliau mohon bantuan doa dari anda, demi kesembuhannya.
IMAM AHMAD : Masyaallah, terus siapa yang mau mendoakan diriku? (kata-kata ini beliau ucapkan berkali-kali).
Melihat apa yang dilakukan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, maka nyali Ali bin Hazarah menjadi kecil, dan khawatir kalau-kalau permohonannya itu mengganggu Imam Ahmad bin Hanbal. Maka Ali bin Hazarah bergegas pamit dan mohon diri untuk pulang.
Saat Ali bin Hazarah sampai di halaman depan rumah Imam Ahmad bin Hanbal, tiba-tiba ada seorang nenek yang menghampirinya dan memberitahu, bahwa si nenek itu melihat Imam Ahmad bin Hanbal beberapa saat menggerakkan bibirnya berkomat-kamit membaca doa, pada saat Ali bin Hazarah meninggalkannya. Si nenek juga mengatakan, bahwa itulah doa Imam Ahmad bin Hanbal untuk sang ibu dari Ali bin Hazarah.
Ali bin Hazarah sangat senang mendengar berita itu dan berjanji akan disampaikan kepada sang ibu yang menunggu di rumahnya. Hingga sampailah Ali bin Hazarah di depan rumahnya, seraya mengucapkan salam kepada ibunya dan membuka pintu rumahnya secara perlahan. Namun alangkah terkejutnya karena sang ibu sudah menunggu kedatangannya sambil berdiri tegak di balik pintu.
ALI : Wahai ibu, bagaimana ceritanya hingga ibu dapat berdiri di sini ?
IBU : Aku tidak tahu Nak, tiba-tiba saja aku ingin berdiri dan berjalan sampai ke tempat ini.