KEWAJIBAN MENCINTAI AHLUL BAIT
Luthfi Bashori
Ahlul bait adalah istilah panggilan bagi keluarga dan anak cucu Nabi SAW. Sebagai seorang muslim kita memang dituntut utuk mencintai dan menghormati Ahlul bait (keluarga Nabi SAW, termasuk di dalamnya anak cucu beliau SAW). Tetapi bukan berarti kita dituntut untuk mengikuti semua fatwa dari Ahlul bait, kecuali jika yang berfatwa adalah figur Ahlu bait yang benar-benar shaleh dan memahami ilmu agama sekelas para Ulama pada umumnya.
Hal ini karena Ahlul bait juga manusia sebagaimana kita semua, yang tidak ada sifat kema`shuman pada diri mereka.
Di kalangan mereka ada yang berperangai baik, mulia, terhormat, tapi ada juga oknum yang perilakunya kurang baik. Ada kalangan Ahlul bait yang pemikirannya sesuai dengan ajaran datuk mereka, Rasulullah SAW, namun ada juga yang menyimpang, seperti jika ada Ahlul bait yang menganut aliran sesat Syiah.
Adapun salah satu bentuk cinta kita kepada Ahlul bait adalah dengan upaya menyelamatkan aqidah mereka dari pengaruh aliran sesat Syiah yang menyimpang dari ajaran Islam. Jika kita tidak mempunyai kekuasaan untuk itu, maka paling tidak ada rasa kasihan kepada mereka yang telah menyimpang dari ajaran datuk-datuknya.
Bolehlah kita membenci pemahaman mereka yang telah menyimpang itu, tetapi jangan menggeneral kebencian terhadap anak cucu Nabi SAW. Karena hakikatnya jika ada Ahlul bait yang aqidahnya menyimpang se macam ikut aliran sesat Syiah itu, hanyalah oknum belaka, sedangkan mayoritas habaib (julukan Ahlul bait, anak cucu Nabi SAW di Indonesia) mereka tetap berjalan pada ajaran datuk-datuk mereka yang shaleh dan lurus, yaitu dalam naungan aqidah Ahlus sunnah wal jamaah.