|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 7 users |
Total Hari Ini: 200 users |
Total Pengunjung: 6224312 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
SABAR ITU TAMENG YANG KOKOH |
Penulis: Pejuang Islam [ 23/12/2011 ] |
|
|
SABAR ITU TAMENG YANG KOKOH
Luthfi Bashori
Konon ada seorang wanita penjual ayam, yang tiap hari pekerjaannya menunggu barang dagangannya di sebuah pasar dekat rumahnya, yaitu beberapa ekor ayam sembelihan siap kelola oleh para pelanggannya.
Bedak yang dimiliki cukuplah sederahana, terdiri dari meja etalase, kursi, alat timbangan, pisau potong, dan sebuah ruang yang hanya tertutup atapnya.
Pada suatu hari, wanita ini mengalami musibah, karena salah satu ayam dagangannya dibawa lari oleh seorang pencuri, yang rupanya sudah lama menyatroni toko milik wanita ini.
Kejadian pencurian itu, tepatnya pada saat wanita ini akan menutup tokonya, yang kala itu keadaan pasarpun mulai sepi ditinggal para penjual dan para pengunjung lainnya, sebagaimana umumnya keadaan pasar tradisional di sore hari.
Begitu menyadari ada pencuri yang melarikan ayam dagangannya, wanita ini hanya dapat terbengong, tanpa mampu berbuat apa-apa, mau berteriakpun rasanya sia-sia karena tidak ada seorangpun yang dapat membantunya.
Dalam kondisi seperti itu, wanita ini hanya dapat berdoa, ya Allah aku pasrahkan kepada-Mu urusanku ini agar Engkau balas orang-orang yang mendhalimiku. Amin.
Di sis lain, pencuri yang tega melarikan ayam dagangan milik wanita ini, dalam beberapa hari terakhir mengalami peristiwa aneh yaitu pada tubuhnya tumbuh bulu-bulu lembut yang bentuknya hampir menyerupai bulu ayam.
Tentu saja peristiwa ini menjadikan dirinya ketakutan dan merasa risih serta malu besar kepada keluarga dan para tetangganya. Berita kejadian aneh pada diri pencuri ini pun cepat tersebar luas dari mulut ke mulut, hingga sampai ke telinga wanita penjual ayam iitu.
Di desa tempat perncuri itu bermukim, terdapat seorang tokoh agama, karena merasa prihatin, beliau mendatangi pencuri yang tubuhnya ditumbuhi bulu ayam tersebut seraya menyarankan, agar pencuri itu bertaubat dan meminta maaf kepada orang-orang yang pernah ia dhalimi.
Setelah berpikir panjang, maka datanglah pencuri itu ke pasar untuk menemui wanita penjual ayam yang dicurinya. Begitu mendapati situasi cukup kondusif, pencuri itupun mengutarakan maksud tujuannya kepada wanita itu dengan meminta maaf atas pencurian yang ia lakukan tempo hari, dan menceritakan jika dirinya terkena balasan dari Allah dengan tumbuhnya bulu-bulu ayam lembut di sekujur tubuh.
Mendengar pengakuan jujur pencuri itu, sekalipun wanita penjual ayam ini dapat ia memaafkan, namun sebagaimana umumnya sifat seorang wanita yang lebih mendahulukan parasaan emosinya, maka mulutnya tidak henti-hentinya menggerutu dan marah-marah kepada si pencuri.
Entah karena apa, di tengah-tengah ocehan wanita itu berlangsung, tiba-tiba pencuri ini merasakan ada sesuatu perubahan pada tubuhnya, beberapa bulu ayam yang menempel di wajahnya mulai rotok berjatuhan.
Pencuri itupun pamitan untuk pulang dan sekali lagi meminta maaf atas apa yang ia lakukan terhadap wanita itu, dan lagi-lagi wanita itu mengatakan, ia telah memaafkannya namun tetap saja menggerutu, mengapa pencuri itu tega mencuri barang dagangannya yang jumlahnya hanya sedikit, itupun hanya dapat mencukupi untuk makan sehari-hari, apalagi dirinya hanyalah seorang janda yang terpaksa harus berjualan demi kelangsungan hidup bersama anak-anaknya.
Saat berada di rumah, pencuri itupun memeriksa sekujur tubuhnya, yang ternyata sudah bersih dari bulu-bulu lembut yang menyerupai bulu ayam itu. Setelah bersih-bersih diri, ia bergegas mendatangi rumah tokoh masyarakat yang memberi nasehat tadi dan berjanji akan bertaubat dari pekerjaan mencurinya itu.
Tokoh itupun menerangkan, pada saat wanita penjual ayam itu pasrah penuh kepada Allah agar memberi hukuman yang setimpal bagi pencuri yang telah mendhaliminya, maka Allah menjawab doa wanita itu dengan menumbuhkan bulu-bulu ayam pada sekujur tubuh pencuri.
Namun tatkala wanita itu mencampuri kepasrahannya kepada Allah dengan kemarahan dan emosinya sekalipun ia dapat memaafkan, maka Allah mencabut pertolongan murni-Nya kepada wanita itu, dengan merontokkan bulu-bulu ayam yang menempel pada sekujur tubuh pencuri ini.
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|