URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 7 users
Total Hari Ini: 200 users
Total Pengunjung: 6224312 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
SABAR ITU TAMENG YANG KOKOH 
Penulis: Pejuang Islam [ 23/12/2011 ]
 
SABAR ITU TAMENG YANG KOKOH

Luthfi Bashori

Konon ada seorang wanita penjual ayam, yang tiap hari pekerjaannya menunggu barang dagangannya di sebuah pasar dekat rumahnya, yaitu beberapa ekor ayam sembelihan siap kelola oleh para pelanggannya.

Bedak yang dimiliki cukuplah sederahana, terdiri dari meja etalase, kursi, alat timbangan, pisau potong, dan sebuah ruang yang hanya tertutup atapnya.

Pada suatu hari, wanita ini mengalami musibah, karena salah satu ayam dagangannya dibawa lari oleh seorang pencuri, yang rupanya sudah lama menyatroni toko milik wanita ini.

Kejadian pencurian itu, tepatnya pada saat wanita ini akan menutup tokonya, yang kala itu keadaan pasarpun mulai sepi ditinggal para penjual dan para pengunjung lainnya, sebagaimana umumnya keadaan pasar tradisional di sore hari.

Begitu menyadari ada pencuri yang melarikan ayam dagangannya, wanita ini hanya dapat terbengong, tanpa mampu berbuat apa-apa, mau berteriakpun rasanya sia-sia karena tidak ada seorangpun yang dapat membantunya.

Dalam kondisi seperti itu, wanita ini hanya dapat berdoa, ya Allah aku pasrahkan kepada-Mu urusanku ini agar Engkau balas orang-orang yang mendhalimiku. Amin.

Di sis lain, pencuri yang tega melarikan ayam dagangan milik wanita ini, dalam beberapa hari terakhir mengalami peristiwa aneh yaitu pada tubuhnya tumbuh bulu-bulu lembut yang bentuknya hampir menyerupai bulu ayam.

Tentu saja peristiwa ini menjadikan dirinya ketakutan dan merasa risih serta malu besar kepada keluarga dan para tetangganya. Berita kejadian aneh pada diri pencuri ini pun cepat tersebar luas dari mulut ke mulut, hingga sampai ke telinga wanita penjual ayam iitu.

Di desa tempat perncuri itu bermukim, terdapat seorang tokoh agama, karena merasa prihatin, beliau mendatangi pencuri yang tubuhnya ditumbuhi bulu ayam tersebut seraya menyarankan, agar pencuri itu bertaubat dan meminta maaf kepada orang-orang yang pernah ia dhalimi.

Setelah berpikir panjang, maka datanglah pencuri itu ke pasar untuk menemui wanita penjual ayam yang dicurinya. Begitu mendapati situasi cukup kondusif, pencuri itupun mengutarakan maksud tujuannya kepada wanita itu dengan meminta maaf atas pencurian yang ia lakukan tempo hari, dan menceritakan jika dirinya terkena balasan dari Allah dengan tumbuhnya bulu-bulu ayam lembut di sekujur tubuh.

Mendengar pengakuan jujur pencuri itu, sekalipun wanita penjual ayam ini dapat ia memaafkan, namun sebagaimana umumnya sifat seorang wanita yang lebih mendahulukan parasaan emosinya, maka mulutnya tidak henti-hentinya menggerutu dan marah-marah kepada si pencuri.

Entah karena apa, di tengah-tengah ocehan wanita itu berlangsung, tiba-tiba pencuri ini merasakan ada sesuatu perubahan pada tubuhnya, beberapa bulu ayam yang menempel di wajahnya mulai rotok berjatuhan.

Pencuri itupun pamitan untuk pulang dan sekali lagi meminta maaf atas apa yang ia lakukan terhadap wanita itu, dan lagi-lagi wanita itu mengatakan, ia telah memaafkannya namun tetap saja menggerutu, mengapa pencuri itu tega mencuri barang dagangannya yang jumlahnya hanya sedikit, itupun hanya dapat mencukupi untuk makan sehari-hari, apalagi dirinya hanyalah seorang janda yang terpaksa harus berjualan demi kelangsungan hidup bersama anak-anaknya.

Saat berada di rumah, pencuri itupun memeriksa sekujur tubuhnya, yang ternyata sudah bersih dari bulu-bulu lembut yang menyerupai bulu ayam itu. Setelah bersih-bersih diri, ia bergegas mendatangi rumah tokoh masyarakat yang memberi nasehat tadi dan berjanji akan bertaubat dari pekerjaan mencurinya itu.

Tokoh itupun menerangkan, pada saat wanita penjual ayam itu pasrah penuh kepada Allah agar memberi hukuman yang setimpal bagi pencuri yang telah mendhaliminya, maka Allah menjawab doa wanita itu dengan menumbuhkan bulu-bulu ayam pada sekujur tubuh pencuri.

Namun tatkala wanita itu mencampuri kepasrahannya kepada Allah dengan kemarahan dan emosinya sekalipun ia dapat memaafkan, maka Allah mencabut pertolongan murni-Nya kepada wanita itu, dengan merontokkan bulu-bulu ayam yang menempel pada sekujur tubuh pencuri ini.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam