|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 8 users |
Total Hari Ini: 64 users |
Total Pengunjung: 6224166 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
UDLHIYAH (QORBAN) |
Penulis: Pejuang Islam [ 2/11/2011 ] |
|
|
UDLHIYAH (QORBAN)
Luthfi Bashori
Arti Udlhiyah Syar`iyah adalah menyembelih binatang qorban menurut syariat. Udlhiyah sendiri adalah nama bagi hewan ternak yang dijadikan qorban dan disembelih dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT pada hari nahar dan hari tasyriq (10, 11, 12, 13 Dzulhijjah).
Dinamakan qorban itu Udlhiyah karena sunnahnya disembelih pada waktu Dhuha, yaitu setelah matahari terbit hingga menjelang adzan Dhuhur.
Disyariatkan qorban pada tahun ke dua hijriyah. Sebagaimana dalam firman Allah yang artinya: Maka dirikanlah shalat dan sembelihlah (QS Alkautsar-2).
Dari Anas bin Malik ra mengatakan, bahwa Nabi SAW menyembelih dua ekor kambing gibas terbaik dan bertanduk. Beliau sembelih dengan tangannya sendiri, dengan menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kaki beliau pada rusuk kambingnya. (HR. Muslim).
Hukum menyembelih qorban adalah sunnah muakkadah (sangat), dan makruh meninggalkan qorban bagi orang yang mampu melaksanakannya.
Menurut riwayat shahabat Zaid bin Arqam:
Shahabat : Wahai Rasulullah, apa hakikatnya Udlhiyah ini ?
Nabi SAW : Sunnahnya pendahulu kalian, Nabi Ibrahim.
Shahabat : Kita mendapatkan apa pada amalan qorban ini ?.
Nabi SAW : Setiap satu bulunya kita mendapat satu kebaikan.
Shahabat : Bagaimana dengan bulu wall-nya gibas ?
Nabi SAW : Ya, setiap satu biji bulunya kita mendapatkan satu kebaikan. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Menurut Imam Ahmad bin Hanbal, makruh meninggalkan qorban bagi yang mampu melaksanakannya, sesuai dengan hadits riwayat Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda : Barangsiapa yang mampu berqorban, tapi enggan melaksanakannya, maka jangan mendekati mushalla/masjid kami. (HR. Ahmad).
Maksud hadits ini, bukan berarti umat Islam yang belum melaksanakan penyembelihan qorban, dilarang shalat di mushalla/masjid, tetapi mempunyai arti betapa besarnya pahala keutamaan qorban, hingga Nabi SAW mengancam dan mengecam orang-orang yang ekonominya mapan, tapi enggan memikirkan kepentingan umat Islam golongan ekonomi rendah, dan mengabaikan perintah zakat dan shadaqah dari rizqi harta yang diberikan oleh Allah kepadanya, sebagai rasa syukur yang tak terhingga.
|
1. |
Pengirim: Faishal - Kota: Tulung Agung
Tanggal: 11/10/2012 |
|
Assalaamu'alaikum... Izin bertanya Ustadz. Ada orang yang berqurban dengan cara ramai2 (kolektif), satu ekor sapi untuk semua siswa di satu sekolahan. Bagaimanakah hukumnya? Apakah sama dengan pendapat sebagian orang yang menyatakan bahwa pahalanya boleh untuk orang lain dan tidak terbatas jumlahnya? Syukran, Wassalaamu'alaikum... |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Itu hukumnya menjadi shadaqah biasa, seperti shadaqah uang ke masjid, tetap dapat pahalanya shadaqah, tapi bukan pahala Qurban. |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Pengirim: alimuddin - Kota: lamongan
Tanggal: 13/1/2013 |
|
mohon penjelasannya pak kyai, apakah kalau kulit binatang qurban dijual, dapat mengurangi pahala qurban ? terimakasih sebelumnya |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kulit hewan Qurban itu wajib diserahkan utuh kepada salah seorang dari kalangan fuqara/masakin, maka si penerimanya berhak untuk menjual kuit itu atau memanfaatkannya untuk keperluan lain. Kulit hewan Qurban itu haram dijual oleh panitia penyembelihan, dan haram dijadikan ongkos bagi penjagalnya, kecuali jika kondisi si penjagalnya itu tergolong dari kalangan fuqara/masakin. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|