|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 7 users |
Total Hari Ini: 202 users |
Total Pengunjung: 6224314 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
BERGURAU YANG BERLEBIHAN PENYEBAB KEHINAAN |
Penulis: Pejuang Islam [ 13/10/2011 ] |
|
|
BERGURAU YANG BERLEBIHAN PENYEBAB KEHINAAN
Luthfi Bashori
Konon ada seorang penyair senior yang mendatangi seorang penguasa, lantas menyampaikan beberapa bait syair yang isinya memuji era keberhasilan pemerintahan yang dipimpin sang penguasa.
Pengusa itupun menanggapi pujian itu dengan nada bergurau, tidak serius sama sekali : Maju ke sini dan kemarilah, wahai Ibnul Mal`un (anaknya orang yang terlaknat).
Tentu saja si penyair kaget dengan respon penguasa yang dianggap tidak bersahabat itu. Ia pun bertanya : Apa yang engkau maksud dengan Ibnul Mal`un ?
Secara bergurau serampangan, penguasa itu melontarkan jawaban : Oh, itu sih kata-kata pujian bagi orang yang mempunyai derajat tinggi dan terhormat serta terkenal.
Penyair pun membalas jawaban dengan nada mengejek, karena sudah hilang perasaan segan kepada penguasa itu yang telah kehilangan kewibawaan karena terlalu banyak bergurau : Kalau memang kata-kata itu adalah kiasan penghormatan, tentunya engkau adalah Ibnul Mal`un yang paling tepat dan paling terkenal se jagat raya dewasa ini !
Tentu saja hati penguasa itu pun menjadi tergetar mendengar ejekan si penyair, namun tak kuasa menolaknya, hingga ia menyadari bahwa gurauan yang keterlaluan itu justru dapat merugikan dirnya sendiri, dan menjatuhkan martabatnya di mata rakyat.
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|