|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 8 users |
Total Hari Ini: 64 users |
Total Pengunjung: 6224166 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
KESEDERHANAAN AFLATUN (PLATO) |
Penulis: Pejuang Islam [ 22/9/2011 ] |
|
|
KESEDERHANAAN AFLATUN (PLATO)
Luthfi Bashori
Banyak terjadi di dunia ini, seorang yang mempunyai nama menyeruak se antero jagat raya, namun mempunyai kepribadian yang sederhana, tidak tampil glamuor, bahkan terkesan orang yang biasa-biasa saja.
Sebaliknya, ada orang yang hanyak memiliki sedikit ilmu dan pemahaman, atau sedikit pangkat, maupun harta, dengan tanpa malu-malu tampil di depan masyarakat dengan penuh percaya diri, meretas kehidupan glamuor, bahkan terkesan narsis, sekalipun harus dengan cara memaksakan diri.
Tentunya sifat yang ke dua ini, sangat tidak etis bagi pribadi seorang muslim yang diperintahkan selalu menjaga kehormatannya, sopan santunnya bahkan dianjurkan selalu menerapkan budaya malu, dan tidak melakukan sesuatu kecuali benar-benar membawa misi kebaikan dalam langkah hidupnya.
Konon di Athena Yunani, ada seorang yang terkenal sebagai ahli filsafat yang bernama Aflatun (Plato). Pemikirannya hampir diadopsi oleh siapa saja yang pernah mempelajari dunia filsafat, baik di kalangan dunia Barat maupun Timur.
Dalam konteks ini, tidak dibahas apakah ajarannya positf untuk umat Islam atau negatif, namun kemasyhuran nama Aflatun ini, ternyata menyimpan rahasia yang patut diketahui oleh umat Islam.
Pada saat Yunani menjadi Tuan Rumah Sepak Bola Piala Dunia, konon Aflatun termasuk orang yang gila bola. Maka dengan bersusah payah ikut antrean tiket setiap kali ingin menyaksikan tim favoritnya yang akan berlaga.
Suatu saat, ia duduk di tribun penonton bersama beberapa penonton lainnya, hingga terjadi pembicaraan di antara mereka menjelang dimulainya permainan bola. Aflatun berkenalan cukup akrab dengan serombongan penonton dari luar negeri. Baik Aflatun maupun rombongan itu, tampaknya memilih tribun tersebut sebagai tempat favorit untuk menonton. Hingga mereka semakin akrab karena sering bertemu.
Pada acara penutupan Piala Dunia, Aflatun bertanya apakah rombongan itu langsung pulang ke negaranya ? Rombongan itu menjawab, bahwa mereka ingin jalan-jalan dulu melihat keindahan kota Athena, sambil mencari suvenir khas Yunani. Maka, Aflatun mempersilahkan rombongan itu bersedia mampir ke rumahnya bila ada kesempatan.
Beberapa saat setelah itu, rombongan tadi benar-benar mampir ke rumah Aflatun, hitung-hitung sekalian mau minta antar ke tempat-tempat bersejarah di Yunani yang akan mereka kunjungi.
Setelah puas diantar keliling kota, maka mereka pun bertanya :
ROMBONGAN : Maaf, konon kami juga mendengar ada seorang tokoh ahli filsafat yang sangat terkenal, yang kebetulan namanya sama dengan nama anda, apa beliau masih hidup atau sudah meninggal ?
AFLATUN : Beliau masih hidup.
ROMBONGAN : Kalau begitu, apa kira-kira beliau berkenan, jika kita mampir ke rumahnya ?
AFLATUN : Beliau pasti akan senang jika kalian dapat mampir dan bermalam di rumahnya, sekalipun rumah beliau tdak terlalu besar, namun cukuplah untuk kalian tidur di sana. Apa kalian ada hasrat untuk menemui beliau di rumahnya ?
ROMBONGAN : Betapa terhormatnya kami jika beliau membuka pintu rumahnya untuk penggemar bola seperti kita ini, dan kami ingin mengenal beliau dari dekat, karena itu sudilah anda menemani kami ke rumah beliau.
AFLATUN : Baiklah, mari kita menyiapkan diri, namun sebelumnya kalian ke rumah saya dulu untuk mandi dan makan malam, lantas kita menemui beliau.
Rombongan itupun menuju rumah Aflatun untuk berganti pakaian yang lebih rapi dan mempersiapkan diri untuk bertemu orang terkenal yang mereka cari. Sesampai di rumah, mereka mandi dan berpakaian rapi layaknya kalangan terpelajar. Maka Aflatun mengajak mereka pindah tempat ke ruang sebelah. Ruangan ini dikemas sebagai tempat makan bagai rombongan, sekaligus terkesan sebagai ruang perpustakaan pribadi. Tentu saja rombongan tersebut merasa heran dan penasaran, lantas bertanya.
ROMBONGAN : Tidakkah anda berjanji untuk mengantarkan kami bertemu sang failusuf Aflatun, dan kami juga sudah siap-siap jika harus diminta untuk bermalam di rumah beliau ?
AFLATUN : Sebaiknya kita makan malam terlebih dahulu sebelum melanjutkan acara yang lain-lain.
Rombongan pun akhirnya makan dengan lahapnya, dan usai makan mereka menagih janji.
ROMBONGAN : Ayo sekarang kita menemui failusuf Aflatun agar tidak terlalu malam.
AFLATUN: Baiklah, tapi saya mohon maaf sebelumnya, karena saudara-saudara ini sekarang sedang dijamu oleh Aflatun sang failusuf yang sedang saudara-saudara cari. Karena orang itu adalah saya sendiri.
Betapa terkejutnya rombongan itu, karena ternyata selama ini mereka sudah banyak bercakap dan berhubungan dengan orang yang sangat terkenal dan mereka kagumi itu, dan mereka sama sekali tidak menyangka bahwa Aflatun sebagai salah satu figur failusuf dunia, ternyata berpenampilan sangat sederhana dan biasa-biasa saja, hingga banyak orang yang tidak mengenal jati dirinya secara kasat mata.
|
1. |
Pengirim: Badruddin - Kota: sampang
Tanggal: 30/9/2011 |
|
Bagaimana seharusx sikap muslim terhadap Plato??
|
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Dapat mengambil ibrah (pelajaran), yaitu hidup sederhana tanpa berlaku yang muluk-muluk. Man tawaadha'a rafa'ahullah, barang siapa yang rendah hati (tawadhu') maka Allah akan mengangkat derajatnya. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|