Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Sidang pembaca yang budiman,…
Segala puji tiada tara tertuju hanya bagi Allah s.w.t., atas nikmat-Nyalah kita dapat merengkuh agama Islam, dan atas nikmat al-Quran serta diutusnya Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Rasul penebar rahmat semesta alam kita dapat hidup dalam kesejahteraan.
Sampai saat ini, terlihat di lingkungan kita betapa porak-porandanya negeri kita ini. Korupsi meraja lela, kemiskinan semakin tak terkira, dan musibah tak perlu lagi ditanya. Ada apa sih sebenarnya dengan Indonesia ?
Enam puluh tiga tahun lalu, para pahlawan dengan susah payah merebut bumi pertiwi kita dari tangan penjajah yang durjana. Tapi dimana semangat cinta tanah air kita ? Kenapa alam dan tata negara menjadi rusak? kalau hanya bisa bertanya, ada apa dengan negeri kita ?
Dari sini kita dapat menarik suatu kesimpulan. Bahwa seharusnya kita mesti kembali kepada awal tujuan kita. Dimana tujuan tersebut dapat kita capai dengan sederet peraturan. Sedangkan peraturan itu dibuat untuk ditegakkan dan dilaksanakan.
Kita butuh pegangan hidup yang sejati, yang tak terombang-ambing kesana-sini, yang tak pernah bisa berakhir dan diakhiri. Pegangan itu adalah Al-Quran, kalam Allah yang suci dari azali,zaman nabi, sampai detik ini,bahkan sampai kiamat nanti. Dan ini pasti ! .
Betapa kita butuh dengan Al-Quran. Al-Quran mengajarkan segala tujuan kebahagiaan. Membabat habis segala kemunafikan dan membakar keculasan.
Para bijak bestari di zaman dahulu selalu mewanti-wanti kita untuk tidak meninggalkan Al-Quran. Dan orang-orang awam senantiasa mengikuti jalan kebenaran. Al-Quran, tidak terkekang oleh waktu, setia selalu sepanjang zaman berlalu. Tak hanya kata-katanya yang menyejukkan hati. Namun isinya juga dapat diresapi ! seolah-olah kita ingin mati.
Korupsi, kriminal dan hancurnya tatanan negara, sejatinya berawal dari kotornya jiwa manusia akibat dikuasai nafsu dan kenikmatan semata. Maka, dalam kotornya jiwa, muncul kecenderungan hati untuk berbuat kezaliman. Misalnya hal tersebut termanifestasikan pada dengki serta penghianatan, kebohongan serta kedustaan, dan kecongkaan yang tak terelakan.
Manusia selalu punya kecenderungan menyakiti manusia lain, kenapa ? mereka lupa, pada dasarnya manusia itu harus saling bantu membantu, bahu membahu dan bahkan saling menutupi kekurangan satu dengan lainnya. Tetapi manusia sudah tidak mau lagi menengok Al-Quran. Dan sekarang Al-Quran hanya dibuat hiasan, bukan pedoman dan pelajaran.
Sesungguhnya hidup itu harus bersandarkan pada prinsip – prinsip Al-Quran. Karena Al-Quran mampu membuat air mata terjatuh, Al-Quran juga mampu membuat senyum merekah. Bukan itu saja, Al-Quran dengan segala kelebihannya mampu menyegarkan jiwa yang haus. Bahkan bisa mengislamkan yang kafir. Maka tak salah jika al faqir berkata “Kita harus hidup berakhlak Al-Quran”. Dalam segala hal tanpa terkecuali mulai dari mempelajari Al-Quran, membaca, memahami dan meresapi maknanya bahkan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hidup dengan pertikaian dan saling mengolok, menyakiti, membenci akan membuat hidup kita resah, gundah, tiada berkah, maka hidup dengan berakhlak Al Quran tak lagi ada yang merasa tersakiti, negeri pun damai, dunia damai, alam ini menjadi bersih dari semua kezaliman dan kemungkaran. Sungguh indah bila hal itu terjadi !.
Marilah kita berdoa semoga seluruh Indonesia bahkan seluruh dunia tersadar oleh karamah Al-Quran. Dan Al-Quran semoga tetap menjadi pegangan hidup untuk selamanya bukan yang lain.
Semoga untaian kata yang sederhana ini menjadi bagian dari amal shalih yang mampu melahirkan semangat, kepedulian dan kesadaran bagi para pembaca.
Dan akhirnya al faqir memohon kepada para pembaca untuk selalu didoakan yang baik dengan doa yang melahirkan kekuatan dan beramal shaleh demi tegaknya agama Allah s.w.t.
Jazakumullah khairal jaza’
(pejuangislam)
Medio Januari 2009, PIQ