URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 9 users
Total Hari Ini: 63 users
Total Pengunjung: 6224165 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
RAMADLAN, BULAN PENUH KEMACETAN 
Penulis: Pejuang Islam [ 18/8/2011 ]
 
RAMADLAN, BULAN PENUH KEMACETAN

Luthfi Bashori

Di bulan Ramadlan yang sangat mulia ini, banyak para ulama, ustadz dan da`i yang rajin menyampaikan makna hadits Nabi SAW, tentang keistimewaan bulan suci Ramadlan. Antara lain dikatakan, bahwa Ramadlan adalah bulan penuh rahmat, Ramadlan adalah bulan penuh ampunan, Ramadlan adalah bulan penuh berkah, demikian dan seterusnya dengan segudang kebaikan yang diturunkan oleh Allah bagi umat Islam di bulan Ramadlan.

Ada lagi yang mengupas hadits Nabi SAW, bahwa pada sepuluh hari di awwal bulan Ramadlan adalah saat turunnya rahmat bagi umat Islam. Sedangkan pada sepuluh hari pertengahan adalah Allah berkenan mengguyurkan ampunan-Nya bagi orang-orang yang istiqamah melaksanakan ibadah puasa serta beramal kebaikan. Kemudian pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadlan adalah janji Allah kepada umat Islam yang selalu menjaga ibadah Ramadlannya, dengan penyelamatan diri mereka dari siksa api neraka.

Konon kaum salaf, jika sudah semakin mendekati masa berakhir bulan Ramadlan seperti saat ini, mereka semakin memperbanyak beribadah kepada Allah, bahkan ada di kalangan mereka yang tidak pulang dari masjid dan mushalla kecuali hanya untuk kebutuhan darurat, itupun dilakukan dengan waktu sesingkat mungkin. Lantas mereka bergegas kembali ke tempat ibadahnya.

Bahkan diriwayatkan, bahwa Sy. Ali bin Abi Thalib RA, jika sudah memasuki waktu sepuluh hari terakhir, beliau hampir tidak pernah meninggalkan mihrab (tempat pengimaman) masjid, karena beliau semakin memperbanyak dzikirnya kepada Allah, seakan-akan takut ditinggal pergi oleh bulan Ramadlan.

Semacam itulah, gambaran-gambaran yang sering disampaikan oleh para ulama, ustadz dan da`i pada setiap ada kesempatan berkomunikasi dengan umat Islam.

Namun, rasanya di negara kita ini sedikit agak berbeda kondisinya dibanding situasi di mana para salaf saat itu menjalani kehidupannya yang benar-benar menjadikan ajaran agama sebagai prioritas hidup.

Masyarakat Indonesia yang rasanya sudah kronis dipengaruhi budaya kapitalis yang matrealis, tampaknya kini semakin jelas telah membentuk karakter bangsa ini menjadi masyarakat yang konsumtif.

Padahal datangnya bulan Ramadlan saat diposting artikel ini masih berjalan 18 hari, artinya masih menyisakan waktu sekitar 12 hari lagi berakhir bulan suci Ramadlan, namun keramaian di toko-toko pakaian sejak beberapa hari ini semakin membludak. Demikian juga situasi di pasar dan tempat-tempat pusat perbelanjaan lainnya, tampak semakin dipadati oleh para pembeli, sekalipun dengan alasan persiapan menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri.

Akibatnya, sangat terasa semakin mendekati berakhirnya bulan suci Ramadlan, bukan lagi umat Islam berlomba-lomba memenuhi tempat-tempat ibadah, tetapi justru semakin beramai-ramai keluar rumah dan memenuhi ruas-ruas jalan. Bahkan kemacetan lalu lintas tak dapat lagi dihindari, dan kondisi ini hampir terjadi di mana-mana. Belum lagi jika menghitung tingginya jumlah angka para pemudik pada setiap akhir bulan Ramadlan.

Maka, rasanya pantaslah kalau kondisi Ramadlan di negara ini dikatakan: Ramadlan adalah bulan yang penuh kemacetan. Karena mencari situasi lengang yang dipenuhi dengan situasi ibadah kepada Allah di setiap datang bulan suci Ramadlan, barangkali hanya dapat ditemui pada tiga hari permulaannya saja, selebihnya mulailah hiruk pikuk masyarakat kembali beraktifitas yang sifatnya duniawi semata, bahkan layaknya sudah di luar bulan suci Ramadlan.

Allahummarham ummatal Islaam fii haadzal bilaad, yaa rabbal `aalamin.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: ahmad yafid sntry piq  - Kota: malang
Tanggal: 25/8/2011
 
mi? saya mau bertanya alkohol yang boleh itu alkohal yang berapa persen? 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
1. Segala sesuatu yang memabukkan adalah termasuk khamer, dan segala jenis khamer itu adalah haram, baik yang dikonsumsi sedikit maupun banyak. Segala sesuatu yang cair dan memabukkan, maka hukumnya najis, baik ukurannya seikit maupun banyak. Jadi jika ingin minum softdrink yang dihukumi halal adalah yang 0% dari campuran alkohol.

2. Metanol adalah sejenis alkohol, yang tebuat dari bahan kimia, sifatnya tidak memabukkan tetapi mematikan. Biasanya dipergunakan sbagai bahan spirtus, nah metanol ini boleh untuk campuran minyak wangi, dan tidak najis.





 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam