|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 9 users |
Total Hari Ini: 63 users |
Total Pengunjung: 6224165 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
RAMADLAN, BULAN PENUH KEMACETAN |
Penulis: Pejuang Islam [ 18/8/2011 ] |
|
|
RAMADLAN, BULAN PENUH KEMACETAN
Luthfi Bashori
Di bulan Ramadlan yang sangat mulia ini, banyak para ulama, ustadz dan da`i yang rajin menyampaikan makna hadits Nabi SAW, tentang keistimewaan bulan suci Ramadlan. Antara lain dikatakan, bahwa Ramadlan adalah bulan penuh rahmat, Ramadlan adalah bulan penuh ampunan, Ramadlan adalah bulan penuh berkah, demikian dan seterusnya dengan segudang kebaikan yang diturunkan oleh Allah bagi umat Islam di bulan Ramadlan.
Ada lagi yang mengupas hadits Nabi SAW, bahwa pada sepuluh hari di awwal bulan Ramadlan adalah saat turunnya rahmat bagi umat Islam. Sedangkan pada sepuluh hari pertengahan adalah Allah berkenan mengguyurkan ampunan-Nya bagi orang-orang yang istiqamah melaksanakan ibadah puasa serta beramal kebaikan. Kemudian pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadlan adalah janji Allah kepada umat Islam yang selalu menjaga ibadah Ramadlannya, dengan penyelamatan diri mereka dari siksa api neraka.
Konon kaum salaf, jika sudah semakin mendekati masa berakhir bulan Ramadlan seperti saat ini, mereka semakin memperbanyak beribadah kepada Allah, bahkan ada di kalangan mereka yang tidak pulang dari masjid dan mushalla kecuali hanya untuk kebutuhan darurat, itupun dilakukan dengan waktu sesingkat mungkin. Lantas mereka bergegas kembali ke tempat ibadahnya.
Bahkan diriwayatkan, bahwa Sy. Ali bin Abi Thalib RA, jika sudah memasuki waktu sepuluh hari terakhir, beliau hampir tidak pernah meninggalkan mihrab (tempat pengimaman) masjid, karena beliau semakin memperbanyak dzikirnya kepada Allah, seakan-akan takut ditinggal pergi oleh bulan Ramadlan.
Semacam itulah, gambaran-gambaran yang sering disampaikan oleh para ulama, ustadz dan da`i pada setiap ada kesempatan berkomunikasi dengan umat Islam.
Namun, rasanya di negara kita ini sedikit agak berbeda kondisinya dibanding situasi di mana para salaf saat itu menjalani kehidupannya yang benar-benar menjadikan ajaran agama sebagai prioritas hidup.
Masyarakat Indonesia yang rasanya sudah kronis dipengaruhi budaya kapitalis yang matrealis, tampaknya kini semakin jelas telah membentuk karakter bangsa ini menjadi masyarakat yang konsumtif.
Padahal datangnya bulan Ramadlan saat diposting artikel ini masih berjalan 18 hari, artinya masih menyisakan waktu sekitar 12 hari lagi berakhir bulan suci Ramadlan, namun keramaian di toko-toko pakaian sejak beberapa hari ini semakin membludak. Demikian juga situasi di pasar dan tempat-tempat pusat perbelanjaan lainnya, tampak semakin dipadati oleh para pembeli, sekalipun dengan alasan persiapan menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri.
Akibatnya, sangat terasa semakin mendekati berakhirnya bulan suci Ramadlan, bukan lagi umat Islam berlomba-lomba memenuhi tempat-tempat ibadah, tetapi justru semakin beramai-ramai keluar rumah dan memenuhi ruas-ruas jalan. Bahkan kemacetan lalu lintas tak dapat lagi dihindari, dan kondisi ini hampir terjadi di mana-mana. Belum lagi jika menghitung tingginya jumlah angka para pemudik pada setiap akhir bulan Ramadlan.
Maka, rasanya pantaslah kalau kondisi Ramadlan di negara ini dikatakan: Ramadlan adalah bulan yang penuh kemacetan. Karena mencari situasi lengang yang dipenuhi dengan situasi ibadah kepada Allah di setiap datang bulan suci Ramadlan, barangkali hanya dapat ditemui pada tiga hari permulaannya saja, selebihnya mulailah hiruk pikuk masyarakat kembali beraktifitas yang sifatnya duniawi semata, bahkan layaknya sudah di luar bulan suci Ramadlan.
Allahummarham ummatal Islaam fii haadzal bilaad, yaa rabbal `aalamin.
|
1. |
Pengirim: ahmad yafid sntry piq - Kota: malang
Tanggal: 25/8/2011 |
|
mi? saya mau bertanya alkohol yang boleh itu alkohal yang berapa persen? |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
1. Segala sesuatu yang memabukkan adalah termasuk khamer, dan segala jenis khamer itu adalah haram, baik yang dikonsumsi sedikit maupun banyak. Segala sesuatu yang cair dan memabukkan, maka hukumnya najis, baik ukurannya seikit maupun banyak. Jadi jika ingin minum softdrink yang dihukumi halal adalah yang 0% dari campuran alkohol.
2. Metanol adalah sejenis alkohol, yang tebuat dari bahan kimia, sifatnya tidak memabukkan tetapi mematikan. Biasanya dipergunakan sbagai bahan spirtus, nah metanol ini boleh untuk campuran minyak wangi, dan tidak najis.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|