URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 9 users
Total Hari Ini: 411 users
Total Pengunjung: 6224557 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
TSUMAMAH BIN UTSAL, PEMBESAR NEGERI YAYAMAH 
Penulis: Pejuang Islam [ 25/8/2011 ]
 
TSUMAMAH BIN UTSAL, PEMBESAR NEGERI YAMAMAH

Luthfi Bashori

Konon Tsumamah adalah termasuk tokoh masyarakat dari qabilah Bani Hanifah yang sangat terkenal di kalangan bangsa Arab. Tsumamah sangat disegani oleh rakyatnya, bahkan hampir semua perintah Tsumamah diikuti oleh masyarakat di negerinya.

Dalam keseharian, Tsumamah adalah termasuk penyembah berhala, dan dalam masa-masa tertentu ia rela menempuh perjalanan jauh ke kota Makkah, hanya untuk menyembah berhala-berhala yang saat itu banyak berserakan di dekat Ka`bah.

Jika Tsumamah bertemu umat Islam yang sedang thawaf di Ka`bah, tak jarang ia ikut menganiaya mereka, bahkan dalam beberapa peperangan antar muslim vs kafir Makkah, Tsumamah juga ikut andil membunuh beberapa banyak dari kalangan shahabat Nabi SAW.

Bahkan konon, Tsumamah sering kali mengincar nyawa Nabi SAW untuk dibunuh saat ada kesempatan yang memungkinkan, terlebih setelah ia mendapat surat ajakan dari Nabi SAW untuk masuk Islam.

Karena kekejaman Tsumamah ini pula sehingga Nabi SAW sempat menginstruksikan kepada para shahabat : Bahwa darahnya Tsumamah itu halal untuk dikucurkan di mana saja ia berada.

Suatu saat, Tsumamah berkehendak untuk melaksanakan `umrah` model Jahiliyah, yaitu pergi ke Makkah untuk menyembah patung-patung yang ada di sekitar Ka`bah. Bertepatan dengan itu pula, kaum muslimin usai melaksanakan perang dan akan pulang ke Madinah dengan melewati kota Makkah terlebih dahulu. Mereka juga membawa beberapa tawanan perang untuk dihadapkan kepada Nabi SAW.

Begitu kaum muslimin melihat Tsumamah, maka mereka pun menangkapnya dan diikat jadi satu dengan tawanan yang mereka tangkap di medan perang.

Sesampai di Madinah, maka Tsumamah dan tawanan lainnya diikat pada tiang-tiang Masjid Nabawi. Kemudian esok harinya, Nabi SAW berkenan menengok para tawanan untuk diajak masuk Islam.

Betapa terkejutnya Nabi SAW saat melihat Tsumamah terikat dan berada bersama para tawanan, yang secara teori tidak seharusnya ia menjadi tawanan saat itu. Hingga Nabi SAW minta penjelasan kepada pasukan muslimin.

Setelah diterangkan dududk masalahnya, maka Nabi SAW masuk rumah dan mengambil makanan yang cukup baik dan disuguhkan kepada Tsumamah seraya bersabda dengan penuh lemah lembut :

NABI SAW : Wahai Tsumamah, bagaimana keadaanmu saat ini ?

TSUMAMAH : Aku baik saja hai Muhammad, kalau engkau mau bunuh aku bunuh saja terserah engkau, atau kalau engkau akan melepaskanku maka aku ucapkan terima kasih, sedangkan kalau engkau minta tebusan uang, sebut saja berapa yang engkau inginkan pasti aku penuhi.

Lantas Nabi SAW meninggalkannya selama dua hari, namun tetap mengirim makan dari rumah beliau SAW sendiri dengan makanan yang cukup terhormat untuk Tsumamah. Kemudian Nabi SAW mendatangi Tsumamah :

NABI SAW : Bagaimana keadaanmu hari ini hai Tsumamah ?

TSUMAMAH : Tidak ada perobahan apapun hai Muhammad, aku baik saja, kalau engkau mau bunuh aku bunuh saja terserah engkau, atau kalau engkau akan melepaskanku maka aku ucapkan terima kasih, sedangkan kalau engkau minta tebusan uang, sebut saja berapa yang engkau inginkan pasti aku penuhi.

Kemudian Nabi SAW pergi lagi meninggalkan Tsumamah seperti yang dilakukan sebelumnya. Hingga pada hari berikutnya Nabi SAW menghampirinya.

NABI SAW : Bagaimana keadaanmu hari ini hai Tsumamah ?

TSUMAMAH : Tetap saja tidak ada perobahan apapun hai Muhammad, aku baik saja, kalau engkau mau bunuh aku bunuh saja terserah engkau, atau kalau engkau akan melepaskanku maka aku ucapkan terima kasih, sedangkan kalau engkau minta tebusan uang, sebut saja berapa yang engkau inginkan pasti aku penuhi.

Kemudian, pada pertemuan ketiga itu Nabi SAW memerintahkan kepada para shahabat agar melepaskan Tsumamah tanpa syarat apapun. Hingga akhirnya Tsumamah dapat melangkahkan kakinya menuju kota Makkah untuk melanjutkan hajatnya.

Namun, tatkala Tsumamah sampai pada batas keluar kota Madinah, tiba-tiba hatinya bimbang, apakah ia akan terus berangkat ke Makkah atau kembali menemui Nabi SAW, karena ia terkesan dengan akhlaq mulia Nabi SAW saat memperlakukan dirinya selama ia ditawan.

Pada akhirnya Tsumamah memutuskan untuk kembali menemui Nabi SAW. Di saat tengah berjalan menuju Masjd Nabawi, ia bertemu beberapa Shahabat yang tampak sedikit berang melihat Tsumamah kembali balik arah berjalan menuju ke Masjid Nabawi tempat Nabi SAW berada, hingga hampir saja terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Namun melihat gelagat para shahabat yang semuanya memperhatikan dirinya karena curiga, jangan-jangan ia dikira akan menbunuh Nabi SAW, maka Tsumamah berteriak : Asyhadu an laa ilaaha illallah, wa asyhadu anna muhammadan rasuulullah.

Setelah mendengar kalimat syahadat terucap dari lisan Tsumamah, maka para shahabat pun mengantarkan Tsumamah untuk menghadap Nabi SAW. Lantas Tsumamah berkata di hadapan Nabi SAW :

Asyhadu an laa ilaaha illallah, wa annaka ya muhammad rasuulullah. Wallahi, wahai Rasulullah, selama ini tidak ada wajah yang paling aku benci melebihi wajahmu, tapi kini tidak ada wajah yang paling aku rindukan melebihi wajahmu. Selama ini tidak ada agama yang paling aku benci melebihi agamamu, tapi kini tidak ada agama yang paling aku cintai selain agamamu. Selama ini tidak ada negeri yang paling aku benci selain negerimu, tapi kini tidak ada negeri yang paling aku senangi selain negerimu.

Dalam biografi Shahabat Tsumamah bin Utsal, diterangkan sejak ia masuk Islam maka ia lebih banyak membunuh pihak musuh dalam peperangan melebihi jumlah shahabat Nabi SAW yang pernah ia bunuh. Bahkan tatkala muncul nabi palsu Musailimah Alkadzdzab, maka Shahabat Tsumamah adalah bak pahlawan yang gencar memberantas pengikut nabi palsu itu.

Di tangan Tsumamah pula hampir mayoritas penduduk Yayamah akhirnya menyatakan diri masuk Islam. Mudah-mudahan Allah meninggikan derajat Sayyidina Tsumamah bin Utsal di akhirat nanti.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam