URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 65 users
Total Pengunjung: 6224167 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
UDIN YANG SUKA NYASAR,...NAMANYA NAZARUDDIN 
Penulis: Pejuang Islam [ 12/8/2011 ]
 
UDIN YANG SUKA NYASAR,...NAMANYA NAZARUDDIN

Luthfi Bashori

Sebenarnya saya tidak begitu tertarik ikut-ikutan membahas tokoh koruptor terkini, Nazaruddin. Tapi, rasanya hati ini tergelitik membaca berbagai komentar di media, baik cetak maupun elektronik berkaitan dengan si koruptor kelas kakap ini, bahkan ada pula yang mengkait-kaitkan nama Nazaruddin dengan lagu humor `Udin Se Dunia`.

Sekelompok anak muda pengamen yang kebetulan lewat di depan saya, mendendangkan lagu unik karena terkesan campur aduk tidak karuan :

Bang SMS siapa ini bang..., kok SBY jadi naik pitam...
Bang SMS siapa ini bang..., kok katanya dari Nazaruddin...

Udin yang suka nyasar, namanya Nazaruddin...
Udin pemilik paspor, namanya Syarifuddin...

Saya hanya bisa tersenyum simpul saja, tanpa bisa komentar apapun mendengar celoteh para pengamen muda itu. Rupanya mereka sudah mulai ketularan bawel, sebawel Udin Se Dunia itu ...

Tapi terlintas pula dalam benak, andaikata saja pemerintah Indonesia sejak dulu berani melaksanakan syariat Islam secara formal, seperti pelaksanaan hukum potong tangan bagi para koruptor, pasti kasus korupsi yang dilakoni oleh oknum pejabat, dengan nama-nama yang silih berganti, seperti Gayus dan Nazaruddin ini tidak akan terus berkesinambungan seperti sekarang ini.

Jika dicermati, masyarakat Indonesia ini memang terkesan aneh, baik kalangan awwamnya maupun para pejabat pemerintah sekalipun, saat mereka menemukan potongan ayat Alquran : Kutiba `alaikumus shiyaam, maka beramai-ramai menerjemahkannya menjadi : Wajib atas diri kalian melaksanakan puasa (Ramadlan). Karena menvonis hukum puasa Ramadlan itu WAJIB bagi umat Islam Indonesia, maka pemerintah pun merasa perlu dan sibuk mengadakan rukyah serta sidang itsbat untuk penetapan awwal puasa Ramadlan dan akhir bulan Ramadlan alias pelaksanaan shalat Idul Fitri.

Namun, saat mendapati ayat lain yang sama bacaannya: Kutiba `alaikumul qishaasu fil qatlaa, tidak pernah ada perbincangan yang gencar dari kalangan masyarakat awwam, apalagi kalangan pejabat pemerintah yang menerjemahkannya menjadi : Wajib atas diri kalian melaksanakan hukum qishas dalam masalah pembunuhan.

Apalagi saat menemukan ayat: Assaariqu was saariqatu faqtha`uu aidiyahumaa, maka hampir tidak ada satupun dari kalangan masyarakat maupun pejabat pemerintah yang berani menerapkan terjemahan ayat : Pencuri lelaki maupun wanita, maka potonglah tangan keduanya.

Padahal, tidak ada satupun dari masyarakat Indonesia di semua kalangan yang mengingkari, jika para koruptor itu adalah pencuri uang negara. Untuk itu, sudah selayaknya diterapkan hukuman POTONG TANGAN bagi para koruptor, agar calon-calon koruptor lainnya jera jika menirunya.

Potong tangan atau budaya korupsi terus berkesinambungan di negeri ini ?

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Ismail Yusanto  - Kota: Jakarta
Tanggal: 13/8/2011
 
1) Selama ini gerakan para ulama dan kiai bukan melalui jalur politik, dengan slogan dan misi perbaikan system pemerintahan, tegaknya khilafah dan penerapat syariat. Akan tetapi mereka bergerak dalam jalur dakwah dan pendidikan kemasyarakatan dengan mengajar mereka menunaikan shalat, zakat, puasa dan kewajiban-kewajiban agama yang lainnya dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut berangkat dari keyakinan para kiai bahwa, apabila masyarakat telah menjalankan ajaran agamanya dengan benar dan sempurna, maka dengan sendirinya akan terbangun kesalehan individual yang pada akhirnya akan membawa pada kesalehan social. Ketika kesalehan individual telah tercapai, maka dengan sendirinya masyarakat akan menerapkan syariat Islam dengan sempurna. Bukankah dalam al-Qur'an Allah telah berfirman, "Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan kemungkaran."
2) apa pendapat kiai tentang konsep khilafah dan penerapan syariat yg diusung olh Hizbut Tahlil Indonesia, eh.. salah maksudnya Hizbut Tahrir Indonesia..?
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
1. Akan lebih mudah dan bijak jika para ulama dapat bersatu mendakwahi para pejabat pengelola negara, dan hal ini termasuk kebutuhan yg mendesak. 2. Masih ada peluang bagi umat Islam untuk mengusung pelaksanaan Piagam Jakarta, sedangkan keberhasilannya tergantung dari upaya perjuangannya, seperti juga saat memperjuangkan pengesahan RUU APP. Wallah a'lam.

2.
Pengirim: Ismail Yusanto  - Kota: Jakarta
Tanggal: 14/8/2011
 
Pertama, sebelum berdikusi lebih jauh, ada baiknya sy ajukan pertanyaan kepada yg mulia KH. Luthfi Bashori, apa anda mendukung HTI?

Tanggapan:
Akan lebih mudah dan bijak jika para ulama dapat bersatu mendakwahi para pejabat pengelola negara, dan hal ini termasuk kebutuhan yg mendesak.
- Berkaitan dengan system pemerintahan yang ada di dunia Islam dewasa ini, saya berpendapat, bahwa berdirinya pemerintahan dan penguasa yang sewenang-wenang dan keluar dari jalur syariat Islam, itu tidak terlepas dari kondisi rakyat yang memang jauh dari nilai-nilai agama. Dalam hal ini Allah berfirman, "Demikianlah kami jadikan sebagian orang yang zalim sebagai pemimpin bagi sebagian yang lain akibat perbuatan mereka." Berdasarkan ayat ini, berdirinya pemerintahan dan penguasa yang zalim itu sebagai akibat dari kezaliman masyarakat itu sendiri baik secara individual maupun social. Apabila mereka menginginkan pemerintahan yang tidak zalim dan bertindak sesuai dengan aturan syariat, maka rakyat harus bertobat kepada Allah dari perbuatan mereka yang zalim. Ketika suatu masyarakat menjalankan perintah agama dengan paripurna, maka Allah akan memberi mereka seorang pemimpin sekaliber Sayidina Abu Bakar dan Umar.

Masih ada peluang bagi umat Islam untuk mengusung pelaksanaan Piagam Jakarta, sedangkan keberhasilannya tergantung dari upaya perjuangannya, seperti juga saat memperjuangkan pengesahan RUU APP. Wallah a'lam.
- Selama ini gerakan para ulama dan kiai bukan melalui jalur politik, dengan SLOGAN DAN MISI PERBAIKAN SYSTEM PEMERINTAHAN, TEGAKNYA KHILAFAH DAN PENERAPAT SYARIAT. Akan tetapi para ulama dan kiai bergerak dalam jalur dakwah dan pendidikan kemasyarakatan dengan mengajar mereka menunaikan shalat, zakat, puasa dan kewajiban-kewajiban agama yang lainnya dengan sebaik-baiknya. Oia, dalam buletin al islam, HTI selalu mengkait-kaitkan penyelesaian problem yang dihadapi umat Islam dengan khilafah. Menurut sy, hal tersebut sangat tidak mendidik terhadap masyarakat. Bagi orang yang melek sejarah, hal tersebut akan disalahkan. Karena khilafah dapat menjadi solusi bagi segala problem itu ketika khalifahnya rasyid (mengikuti petunjuk-petunjuk agama) dan adil seperti Khulafaur Rayisidin. Akan tetapi ketika yang menjadi khalifah tidak rasyid seperti Yazid bin Muawiyah, dan gubernurnya seperti al-Hajjaj bin Yusuf, yang terjadi bukan menyelesaikan problem. Justru rakyatnya sendiri yang dibunuh.

 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Secara pribadi, saya selalu menunggu datang/munculnya Imam Mahdi yang dijanjikan oleh Allah, untuk memimpin dunia ini dengan penuh keadilan, seperti keadilan yang konon dilakukan oleh Rasulullah SAW dan Alkhulafaur rasyidun.

Namun, sebagai salah satu dari anak bangsa Indonesia, dan pengikut KH. Hasyim Asy'ari, pendiri NU, saya juga tidak pernah ingkar ketetapan Muktamar NU saat itu, yang dapat menerima Indonesia sebagai NKRI, hanya saja sedikit yang saya tidak sependapat, jika ada warga NU yang menvonis NKRI dan Pancasila adalah harga mati dalam pengertian terkini, yaitu tanpa mempejuangkan kembalinya Piagam Jakarta.

Jadi, saya secara pribadi adalah penganut golongan yang dapat menerima bentuk Khilafah Dauliyah (satu negara dengan satu pemimpin muslim), sambil nunggu munculnya Imam Mahdi Almuntadhar yang kelak akan menjadi Khalifah 'Aamah di muka bumi.

Karena itu pula, saya masih mengurus KTP, SIM, Sertifikat, Akte kelahiran dan sebagainya di negara Indonesia. Itu karena Indonesia ini masih dapat digolongkan berstatus Khilafah Dauliyah yang sah, sekalipun dipimpin oleh penguasa dhalim, karena memang tidak ada satupun dari presiden-presiden Indonesia itu yang mau menerapkan syariat Islam dalam hukum positif negara.

Tapi 'ala kulli haal, di KTP para presiden yang pernah memimpin Indonesia itu masih tertulis beragama Islam. (Islam KTP lah)

3.
Pengirim: Ismail Yusanto  - Kota: Jakarta
Tanggal: 14/8/2011
 
Dalam metode perjuangan, Hizbut Tahrir memiliki metode yang berbeda dengan apa yang selama ini dilakukan oleh para ulama di tanah air, maupun di negara-negara lain di Timur Tengah. HT memfokuskan perjuangannya melalui jalur politik dengan visi dan misi tegaknya khilafah dan berlakunya syari'at Islam secara kaaffah melalui mesin kekuasaan dan pemerintahan. Sementara para ulama sejak masa-masa yang silam, utamanya di Indonesia, memfokuskan perjuangannya melalui jalur dakwah dan pendidikan kemasyarakatan. Hal ini kemudian sering disalahpahami oleh HT dan simpatisannya bahwa gerakan para ulama selama ini tidak mencerminkan ghirah dan berorientasi pada berlakunya syari'at Islam di tanah air dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebenarnya para ulama di tanah air sejak dulu, memfokuskan perjuangan mereka melalui jalur dakwah dan pendidikan kemasyarakatan, dengan mengelola pesantren, madrasah, musolla dan pengajian-pengajian rutin kepada masyarakat sekitar mereka, karena berangkat dari pemahaman yang benar terhadap dalil-dalil agama. Dalam setiap kesempatan berdakwah dan pendidikan kemasyarakatan, para ulama dan kiai selalu mengajarkan kepada santri-santri dan masyarakatnya tentang bagaimana menjalankan ajaran agama dengan benar dan sempurna, seperti menunaikan shalat, puasa, zakat, haji dan kewajiban-kewajiban agama lainnya secara baik dan sempurna. Hal ini dilakukan karena berangkat dari suatu keyakinan, bahwa dalam pengamalan syari'at sehari-hari, baik dalam ranah individu maupun sosial, umat Islam harus dibekali dengan ilmu pengetahuan agama yang memadai, sehingga mereka dapat mengamalkan kewajiban-kewajiban agama seiring dengan tuntunan dan ajaran al-Qur'an dan sunnah.
Apabila umat berhasil dididik dengan baik, lalu mereka dapat menerapkan kewajiban-kewajiban individu mereka kepada Allah secara baik dan sempurna, maka tanpa disadari dengan sendirinya akan terbangun kesalehan individual yang pada akhirnya akan membawa pada kesalehan sosial. Hal ini sebagaimana misalnya ditegaskan dalam ayat al-Qur'an:
ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَٟبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ ﴿٤٥﴾
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. al-'Ankabut : 45).
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa shalat yang sempurna dapat mencegah seseorang dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ τ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ J فَقَالَ: إِنَّ فُلاَناً يُصَلِّيْ بِاللَّيْلِ فَإِذَا أَصْبَحَ سَرِقَ؟ فَقَالَ: إِنَّهُ سَيَنْهَاهُ مَا تَقُوْلُ.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu berkata, "Sesungguhnya si fulan itu selalu menunaikan shalat malam, tetapi ketika di pagi hari dia mencuri." Nabi SAW menjawab: "Shalatnya akan menghentikannya mencuri."
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Imam Syafi'i, sebagai pencetus Madzhab yang saya anut, juga tidak hidup di jaman Khilafah 'Aamah (satu khalifah untuk seluruh dunia).

Karena saya yakin seyakin-yakinnya bahwa Ilmu Imam Syafi'i adalah jauh lebih faham terhadap ajaran Islam dengan ribuan tingkat di atas ilmu saya, namun pun demikian beliau tidak memprioritaskan tegaknya Khilafah 'ala manhajin nubuwwah dalam ajaran madzhabnyaI.

Jadi secara ringan-ringan saja, saya akan tetap bertaqlid 1000 % kepada Imam Syafi'i, sekaligus bermakmum kepada KH. Hasyim Asy'ari.

Bahkan, syukur-syukur kalau Allah masih memberi kemudahan bagi saya untuk dapat istiqamah berdakwah seperti saat ini, sekalipun dengan minimnya ilmu agama saya. Mudah-mudahan tetap dinilai ibadah oleh Allah dan diberi pahala.

Namun, ada yang lebih saya harapkan juga, mudah-mudahan Pak Ismail Yusanto, Jubir HTI, sebagai teman akrab saya, juga ikut membaca artikel dan obrolan ringan ini.

Yaa..., karena ada kesamaan nama dengan Mas Pengirim.

Sudah lama rasanya saya tidak kontak dengan beliau. Atau mungkin ada yang tahu nomer Hp beliau ?


4.
Pengirim: ahmad alquthfby  - Kota: probolinggo
Tanggal: 14/8/2011
 
sangat bermanfaat komentar2 ini.. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Berkhayal boleh kaan ? Nah, kalau saya jadi Presiden Indonesia (= Khalifah Daulah Indonesia), maka saya akan mengangkat para menteri yang bisa baca dan memahami kitab FATHUL MU'IN. Karena saya akan menerapkannya dalam sistem pemerintahan. Saya tetapkan para gubernur yang bisa baca dan memahami kitab Matan Zubad dan Sullamut Taufiq. Saya juga mensyaratkan dalam pemilihan Bupati, para calon harus bisa dan memahami kitab Fathul Qarib dan Bidayatul Hidayah. Sedangkan seluruh pendaftaran PNS, saya syaratkan antara lain : Memiliki sertifikat Khatam Alquran dg tajwid yg bagus, sudah khatam kitab Al Ghoyah wat Taqriib dan khatam kitab Ta'limul Muta'allim. Mudah2an khayalan saya ini mendapat dukungan teman-teman PBNU, agar tidak jauh2 dari cita-cita para sesepuh pendiri NU.

5.
Pengirim: Mr.Aulia Lubis  - Kota: Medan
Tanggal: 15/8/2011
 
Berkhayal boleh kaan ? Nah, kalau saya jadi Presiden Indonesia (= Khalifah Daulah Indonesia), maka saya akan mengangkat para menteri yang bisa baca dan memahami kitab FATHUL MU'IN. Karena saya akan menerapkannya dalam sistem pemerintahan. Saya tetapkan para gubernur yang bisa baca dan memahami kitab Matan Zubad dan Sullamut Taufiq. Saya juga mensyaratkan dalam pemilihan Bupati, para calon harus bisa dan memahami kitab Fathul Qarib dan Bidayatul Hidayah. Sedangkan seluruh pendaftaran PNS, saya syaratkan antara lain : Memiliki sertifikat Khatam Alquran dg tajwid yg bagus, sudah khatam kitab Al Ghoyah wat Taqriib dan khatam kitab Ta'limul Muta'allim. Mudah2an khayalan saya ini mendapat dukungan teman-teman PBNU, agar tidak jauh2 dari cita-cita para sesepuh pendiri NU.

SAYA DUKUNG 1000%, MOHON BUAT PARTAINYA UNTUK PEMILU 2014.  
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Justru yang perlu diusulkan untuk diamandemen adalah undang-undang pemilihan presiden. Daulah Indonesia sudah waktunya mengijinkan Calon Presiden Independen. Karena negara ini bukan hanya milik partai, tetapi juga milik insan non partai. Mau bukti ... ? Betapa banyak masyarakat yg Golput di setiap pelaksanaan pemilu. Sudah semestinya kepentingan mereka terakomudir juga. Karena salah satu arti Golput adalah ketidakpercayaan masyarakat terhadap sistem pembentukan partai peserta pemilu.

6.
Pengirim: ahmad alquthfby  - Kota: probolinggo
Tanggal: 16/8/2011
 
Ada asumsi di sebagian kalangan, terutama kalangan Hizbut Tahrir, bahwa pemimpin yang baik dapat mengubah keadaan masyarakatnya menjadi lebih baik dan menanamkan nilai-nilai kesalehan dalam ranah individu dan sosial. Asumsi ini dapat dibenarkan apabila yang dimaksudkan dengan pemimpin tersebut adalah seorang nabi atau rasul. Akan tetapi apabila yang dimaksudkan dengan pemimpin tersebut adalah seorang kepala pemerintahan seperti presiden, raja dan khalifah, maka asumsi tersebut tidak benar. Sebab lahirnya pemimpin yang baik tidak dapat dilepaskan dari lingkungan yang kondusif berupa masyarakat yang baik. Seorang pemimpin yang baik tidak akan dapat menerapkan berlakunya hukum-hukum syari'at terhadap rakyatnya tanpa didukung oleh lingkungan masyarakat yang menerima agama Allah dan Rasul-Nya.
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Metode Para Walisongo dalam mengislamkan bangsa Indonesia adalah terlebih dahulu dengan cara men-saleh-kan masyarakat, melewati jalur ekonomi atau perdagangan, kemudian merambat mendakwahi para pejabat kerajaan-kerajaan yang hidup saat itu, bahkan ada juga kaki tangan para Walisongo yang sengaja menikahi keluarga kerajaan, setelah itu baru mengislamkan keluarga raja dan rakyatnya. hasil akhir kerja para Walisongo adalah terciptanya masyarakat Islam di Indonesia yang jumlahnya mayoritas, seperti saat ini.

Sayang saja, kelompok sekuler sebagai antek-antek penjajah Balanda non muslim, yang konon menghalangi peberlakuan syariat Islam secara formal di negeri ini.

Jadi, perjuangan para Walisongo untuk menuntaskan pengislaman Indonesia secara kaaffah, dalam kerakyatan dan pemerintahan adalah wajib kita lanjutkan.

7.
Pengirim: ahmad alquthfby  - Kota: probolinggo
Tanggal: 16/8/2011
 
Dalam setiap kesempatan, Hizbut Tahrir selalu membicarakan tentang urgensi tegaknya Khilafah Islamiyah sebagai satu-satunya solusi sakti yang dapat mengatasi segala problem akut yang sedang dihadapi umat Islam seperti kemiskinan, kemunduran, kebodohan, kekalahan umat Islam menghadapi hegemoni Barat, lemahnya pendidikan, dan bahkan ketika membicarakan soal-soal spele yang menimpa umat Islam seperti tentang jembatan yang ambruk, jalan raya yang rusak, daerah yang terkena banjir, musibah tanah longsor, gempa bumi dan lain sebagainya. Menurut mereka, seandainya Khilafah Islamiyah dapat ditegakkan, maka sudah barang tentu semuanya akan mudah diatasi dalam waktu yang lebih cepat dan lebih baik.
Asumsi Hizbut Tahrir tersebut berangkat dari paradigma pemikiran mereka bahwa pemimpin yang baik dan sistem pemerintahan yang baik merupakan satu-satunya solusi yang sangat ampuh dalam mengatasi segala problematika yang dihadapi oleh umat Islam. Tentu saja paradigma semacam ini sangat tidak bisa dinalar. Dalam pandangan agama, baik dan tidaknya sebuah negara dan bangsa, tidak tergantung pada pemimpin dan sistem pemerintahan yang baik, akan tetapi lebih ditentukan oleh kesalehan masyarakatnya. Al-Qur'an al-Karim menegaskan:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٟتٍۢ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٟكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٟهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ ﴿٩٦﴾
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. al-A'raf: 96).
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Dalam suatu riwayat, Nabi bersabda : Alkhilaafatu tsalaatuuna sanatan, tsumma ba'daha mulkun wa 'imaarah (Kekhalifahan itu hanyalah tiga puluh tahun, setelah itu yang terjadi adalah para raja dan penguasa).

Menurut para ulama Aswaja, masa tiga puluh tahun itu adalah masa pemerintahan mulai dari Sy. Abu Bakar, Sy. Umar, Sy. Utsman, Sy.Ali bin Abi Thalib, Sy. Hasan bin Ali. Jika dijumlah masa kelima Khalifah dalam Islam ini menjadi tiga puluh tahun lengkap.

Setelah itu kekuasaan diserahkan kepada Shahabat Mu'awiyah, dari sini sudah mulai ada perubahan sistem yang lebih dekat dengan kerajaanl/kekaisaran. Sekalipun masih sedikit tersisa panggilan Amirul mukminin bagi para penguasa.

Sifat dan bentuk yang lebih dekat dengan kerajaan ini termasuk pada masa Khilafah kekaisaran Otthoman d Turqi. Yaitu sistem pergantiannya jika kaisar wafat secara otomatis dipegang pihak keluarga kerajaan, bukan diangkat oleh ahlul halli wal aqdi, seperti di jaman tiga puluh tahun pertama masa khilafah sepeninggal Nabi SAW.

Kemudian masa berikutnya adalah masa penguasa-penguasa tiap negara yang rakyatnya diislamkan oleh para Ulama ahli dakwah, termasuk kerajaan-kerajaan di berbagai belahan dunia, seperti kerajaan-kerajaan di Nusantara, yang hingga kini sistem ini terus berkesinambungan.

Bahkan Islam kini merambah negara-negara Barat, baik di negara perserikatan seperti Amerika, maupun di negara kerajaan seperti Inggris dan Spanyol, semua ini adalah berkat dakwah para Ulama yang disokong oleh keberadaan para pekerja muslim di berbagai wilayah negara-negara barat tersebut.

Masjid-masjid pun terus berkembang pesat di kantong-kantong negara yang semula anti Islam seperti Denmark, Inggris, Belanda, bahkan di Amerika sendiri.

Perkembangan semacan ini sudah sesuai dengan sunnah Nabi SAW. Tinggal bagaimana cara kita mengemas dakwah hingga dapat diterima oleh seluruh umat manusia, hitung-hitung sambil menunggu munculnya Imam Mahdi yang dijanjikan oleh Allah.

Sedangkan situasi masa kini, sesuai yang disabdakan Nabi SAW ini tentunya akan terus berkelanjutan, sampai benar-benar datang Imam Mahdi itu, yang juga diberitakan oleh Nabi SAW, bahwa pengaruh keadilan Imam mahdi akan memenuhi segenap penjuru dunia.

Kemunculan Imam Mahdi ini tentunya bukanlah karena hasil pemilihan dan pengangkatan oleh sekelompok umat Islam terhadap seseorang sebagaimana yang mereka kehendaki, tapi murni pengangkatannya murni langsung oleh Allah 'alaa manhajin nubuwwah, seperti pengangkatan para Nabi dan Rasul ('alaa manhajin nubuwwah).
Wallahu a'lam.


Untuk keyakinan inilah, secara pribadi saya tidak pernah berandai-andai dan bermuluk-muluk, karena bukan kapasitas saya untuk memperjuangkan tegaknya khilafah 'aamah (satu dunia dipimpin seorang khalifah) seperti yang terjadi di masa tiga puluh tahun pertama sepeninggalan Nabi SAW.

Karena itu, secara ringan-ringan saja, sesuai kemampuan ilmu yang saya miliki, yang sangat jauh dari 'dikatakan bisa', saya ikut menyebarkannya, hitung-hitung mmengamalkan sabda Nabi SAW : Ballighu 'anni walau aayah (sampaikan ilmu dariku, sekalipun hanya satu ayat)

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam