URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 6 users
Total Hari Ini: 305 users
Total Pengunjung: 6224425 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
JELANG RAMADLAN, MUHIBAH KE TANAH LELUHUR DI GRESIK - 3  
Penulis: Pejuang Islam [ 4/8/2011 ]
 
JELANG RAMADLAN, MUHIBAH KE TANAH LELUHUR DI GRESIK - 3

Luthfi Bashori

Dalam lawatan `mudik` ke tanah leluhur menjelang Ramadlan, kami sekeluarga menyempatkan diri mengunjungi petilsan Astana Giri Kedaton.

Astana Giri Kedaton berada di desa Sidomukti, lokasinya agak naik dari kota Gresik. Jalan kampung yang kami lewati berbentuk cor-coran, terasa agak sempit dengan lalu lalang sepeda motor yang sangat padat. Mobil starlet, kami parkir di halaman rumah salah satu warga setempat. Lantas kami berjalan kaki untuk mencapai lokasi.

Astana Giri Kedaton, yang konon adalah pusat kerajaan Sunan Giri, tempatnya cukup tinggi. Untuk sampai di lokasi, para pengunjung harus menaiki tangga yang tidak sedikit jumlah tapakannya dan sekaligus cukup terjal. Saat menaiki tangga, kami sempat berhenti istirahat sebanyak tiga kali.

Kondisi Astana Giri Kedaton, sayangnya kurang terawat dengan baik, tidak seperti makam Sunan Giri. Bangunan kuno yang nyaris seperti penataan umumnya peninggalan candi-candi di tanah air, sangat kental mendominasi situasi Astana Giri Kedaton.

Sekalipun demikian, di Astana Giri Kedaton ada masjid peninggalan kuno yang sudah mengalami renovasi. Kami juga menemukan pintu gerbang kuno dan beberapa kolam yang konon dipergunaan mandi dan berwudlu oleh Sunan Giri dan para pengikutnya. Kolam itu tidak ada saluran air untuk pengisian, jadi kami sempat berdiskusi ringan, tentang bagaimana cara Sunan Giri mengisinya di jaman dulu. Kami juga melihat di sekitar lokasi Astana Giri Kedaton terdapat beberapa makam keluarga Sunan Giri.

Panorama alam tampak sangat indah di Astana Giri Kedaton, terutama karena kedatangan kami ke lokasi adalah di pagi hari saat matahari mulai terbit. Kami sangat terkesan berada di lokasi yang konon dijadikan salah satu tempat pusat pergerakan Islam oleh datuk kami itu. Rasanya hati ini terlecut untuk dapat mengikuti langkah para leluhur, khususnya Maulana Ainul Yaqin Kanjeng Sunan Giri.

Setelah puas di Astana Giri Kedaton, putri kami minta diantarkan melihat telaga peninggalan Sunan Giri. Maka kami pun meluncur ke tempat di bawa bukit makam Sunan Giri. Di sana kami melihat telaga Pegat peninggalan Sunan Giri.

Masyarakat di sekitar telaga Pegat ini meyakini, bagi orang yang sedang mandi di telaga Pegat dilarang berkata kotor dan jorok serta berbuat mungkar lainnya. Jika larangan ini dilanggar maka akan berakibat fatal. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya kejadian yang menyebabkan tenggelamnya orang yang mandi di telaga peninggalan Sunan Giri tersebut, karena melanggar larangan itu.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam