|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 8 users |
Total Hari Ini: 65 users |
Total Pengunjung: 6224167 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
JELANG RAMADLAN, MUHIBAH KE TANAH LELUHUR DI GRESIK - 1 |
Penulis: Pejuang Islam [ 31/7/2011 ] |
|
|
JELANG RAMADLAN, MUHIBAH KE TANAH LELUHUR DI GRESIK - 1
Luthfi Bashori
Pada hari Selasa tanggal 26 Juli 2011, tepatnya dua hari setelah kegiatan haul Bani Murtadla di pemakaman Kadipaten Singosari, penulis mengajak istri dan anak-anak (sekeluarga) untuk berziarah ke makam Sunan Giri sebagai leluhur Bani Murtadla. Hal ini kami lakukan dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadlan.
Kami berangkat dari rumah pada jam 10.00, dan sempat beristirahat sejenak di tempat peristirahatan jalan tol Gempol. Setelah itu mobil mungil starlet yang kami naiki, terus melaju dengan tujuan kota Gresik. Saat adzan dhuhur dikumandangkan, kami sampai di tempat tujuan yaitu rumah salah seorang santri di jalan Prokalamasi, kota Gresik.
Siang itu kami sekeluarga memutuskan untuk beristirahat, mengingat cuaca cukup panas, belum lagi putri kami yang terkecil, usia satu tahun, agak sedikit rewel disebabkan pergantian cuaca dari daerah dingin Malang Raya menuju panasnya kota Gresik.
Usai shalat Maghrib dan Isya` jama` taqdim, kami pun meluncur ke makam Sunan Giri, dengan diantar dua orang santri (alumni) asal Gresik.
Sesampai di tempat makam Sunan Giri kami mencoba bernego kepada juru kunci agar diperkenankan masuk ke ruang makam yang paling dalam, yang terdapat batu nisan Sunan Giri.
Praktisnya jumlah rombongan kami, baik yang dewasa hingga balita adalah 9 orang. Alhamdulillah kami semua bisa masuk dan dapat mencium batu nisan Sunan Giri, sebagai tanda kecintaan dan kerinduan kami bertemu leluhur Bani Murtadla.
Bahkan, dengan mendapatkan kesempatan emas untuk bisa mencium batu nisan Sunan Giri, rasanya adalah puncak dari pencarian pribadi penulis selama 20 tahun terhadap peninggalan silsilah dan petilasan leluhur Bani Murtadla.
Penulis sebenarnya, memulai pencarian makam-makam para leluhur, selain yang berada di pemakaman Kadipaten Singosari, sejak pulang dari Makkah pada tahun 1991. Di mulai pencarian dari makam leluhur yang berada di pulau Madura, maka Alhamdulillah penulis sudah berhasil mencium batu nisan Syarif Husain bin Sunan Dalem, cucu langsung Sunan Giri dari putra perrtamanya.
Syarif Husain adalah leluhur Bani Murtadla yang paling sering disebut oleh keluarga hingga saat ini karena beliaulah yang pernah menjabat sebagai Adipati Omben, yang mana makam kuburannya berada di atas gunung Ilian Omben Sampang Madura.
Penulis juga berhasil menemukan makam sekaligus dapat mencium batu nisan Datuk Hasan bin Adipati Omben yang berada di daerah Arosbaya Bangkalan Madura. Di kalangan masyarakat, datuk Hasan dikenal dengan panggilan Bujuk Raddin.
Alhamdulillah, pada makam Datuk Yusuf bin Hasan, yang termasuk leluhur Bani Murtadla, penulis juga tidak ketinggalan menyempatkan diri mencium nisan beliau saat menemukannya dalam masa pencarian itu.
Tentunya penulis dapat merasakan kerinduan dan kecintaan yang sangat dalam kepada para leluhur saat berada di dekat makam mereka, sebagaimana dikatakan oleh penyair:
Wa maa qabbaltul jidaara syaghafna qalbi, walaakin hubbu man sakanad diyaara (bukannya aku mencium tembok (rumahnya) itu yang menarik hatiku, tetapi justru kecintaanku timbul untuk yang menempati rumah itu).
Demikian pula tatkala penulis mencium batu nisan para leluhur, maka yang terpikirkan hanyalah sosok tokoh-tokoh orang shaleh yang konon menjadi sumber asal muasal adanya Bani Murtadla.
Tatkala penulis mendengar info bahwa makam Datuk Alwi alias Agus Matal bin Yusuf, berada di atas gunung yang lebih tinggi dari pada makamnya Adipati Omben, dan tingkat kesulitannya juga lebih berat, penulis tetap berkeinginan kuat untuk dapat mencium batu nisan Datuk Alwi.
Maka, suatu saat penulis bersiap diri menuju sebuah gunung di daerah Sumber Glemuk - Angsoka di wilayah Omben Sampang Madura. Betul juga, tempat makam kuburan Datuk Alwi tidaklah mudah untuk dijangkau. Namun, Alhamdulillah penulis juga berhasil mencium batu nisan makam kuburan Datuk Alwi alias Agus Matal.
Sekitar seminggu sebelum kami sekeluarga ziarah ke makam Sunan Giri, sangat kebetulan penulis bersama para santri Ribath Almurtadla juga sempat mampir ke makam Sunan Giri, yaitu saat perjalanan pulang usai menghadiri acara Haul di Pekalongan.
Dalam ziarah ke Sunan Giri bersama para santri, kami hanya dapat membaca tahlil dan doa dari luar ruang makam, sebagaimana para penziarah pada umumnya. Kemudian kami berpindah ziarah ke makam Sunan Dalem alias Maulana Ibrahim bin Sunan Giri, yang letaknya bersebalahan dengan makam Sunan Giri, maka Alhamdulillah penulis pun berehasil mencium batu nisan Sunan Dalem, yang makamnya relatif berada di tempat terbuka, tidak seperti makam Sunan Giri yang senantiasa terkunci rapat.
Karena itu, kesempatan penulis untuk dapat mencium batu nisan Sunan Giri, adalah sesuatu yang sangat amat berharga bagi kami dengan nilai yang tak terkirakan.
Tak ada kata yang dapat penulis ucapkan saat berada di depan makam Sunan Giri, selain bacaan kalimat thayyibah dan doa, lantas tetesan air mata yang tak terasa membanjiri pipi, serasa penulis sedang duduk bersimpuh di hadapan Sunan Giri untuk mendengarkan untaian ilmu dan nasehat sang penyebar agama Islam di bumi pertiwi itu.
|
1. |
Pengirim: Bagus - Kota: Gresik
Tanggal: 1/8/2011 |
|
Assalamualaikum... Loh ustadz jg punya murid di Jalan Proklamasi? Siapa nama murid ustadz luthfi itu?? Saya juga di daerah situ ustadz |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Agus Ali Efendi, namun tidak menetap di Jln. Proklamasi, tapi keluarganya mempunyai rumah di perumahan yg dekat Koramil di Jln. Proklamasi, yang ada fasilitas kolam renangnya. Keluarga Agus Ali Efendi adalah pengusaha toko Emas. No handphone Mas Bagus berapa? Atau bisa SMS ke no kami 081333007321, barangkali suatu saat bisa ketemu, jika kami lagi mampir ke Jln. Proklamasi. |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Pengirim: Bagus - Kota: Gresik
Tanggal: 4/8/2011 |
|
Dengan senang hati ustadz, ini nomer saya 081230705026 silahkan..
Skalian ini ustadz,ada salam dari Ustad Muhammad Amin Ismail. AlhamduliLlah kami mengmbil byk pelajran dr bliau berkat saran ustadz dahulu.
Salam Semangat Juang Aswaja Garis Lurus :-) |
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alaika wa alaihis salaam. Semoga akhi mendapat ilmu yang bermanfaat. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|