URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 67 users
Total Pengunjung: 6224169 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
METODE IMAM BUKHARI DALAM PERIWAYATAN SHAHIH 
Penulis: Pejuang Islam [ 26/1/2011 ]
 
METODE IMAM BUKHARI DALAM PERIWAYATAN SHAHIH

Luthfi Bashori

Ada beberapa kreteria atau syarat pada setiap ulama dalam menghukumi hadits yang diriwayatkannya sebagai hadits shahih. Imam Bukhari menyaratkan hadits shahihnya dengan cara memasukkan ke dalam laboratirum Musthalah yang memiliki lima syarat :

1. Ittishalus sanad : yaitu, sebuah hadits dapat dimasukkan dalam definisi shahih jika sanadnya bersambung, sekira setiap perawi benar-benar meriwayatkanya langsung dari gurunya, dan gurunya langsung dari kekak gurunya, demikianlah hingga bersambung kepada Rasulullah SAW.

2. Adalatur riwayah : yaitu perawinya harus seorang muslim, mukallaf, yang selamat dari kefasikan atau dosa besar, dan tidak terus menerus melakukan dosa-dosa kecil. Artinya si perawi harus seorang yang istiqamah dalam menjaga ketaqawaan kepada Allah dan berakhlaq yang mulia.

3. Tamamud dhabth : yaitu super kuat dalam menjaga hafalan dan perawatan naskah. Tamamud dabth ini dibagi dua, yaitu Dhabthu shadr : maksudnya adalah lekatnya hafalan hadits yang sudah didengarkan dari gurunya, sekira ia ingat terhadap hapalannya itu kapan saja diperlukan. Dhabtu kitab : maksudnya adalah teliti dalam menjaga tulisan hadits yang dipelajari dari gurunya dan selalu mentashihnya, atau membacanya berulang-ulang serta memperdengarkannya kepada sang guru atau teman seprofesinya, sekira jika ada berobahnya dalam tulisannya itu, maka segera dibetulkan.

4. Khuluwwun mis syudzudz : yaitu perawinya tidak bertolak belakang dan bertentangan dengan perawi hadits semisalnya yang lebih bonafid. Sebuah hadits dikategorikan shahih jika diriwayatkan oleh perawi yang benar-benar sempurna dari perselisihan riwayat dengan teman seprofesi dan selevelnya.

5. Khuluwwun min `illah : Hadits shahih harus selamat dari `illah, yaitu sebuat sifat samar-samar yang jika diteliti dengan benar dan jeli dapat merusak keshahihan hadits tersebut, sekalipun secara dhahir tampaknya aman-aman saja.

Dalam ketatnya syarat Imam Bukhari tersebut di atas masih ada lagi syarat lain yang mengikat, seperti setiap perawi harus mendengar langsung dari gurunya tentang hadits yang ia riwayatkan. Dalam istilah ahli hadits, metode ini disebut dengan istilah Samaa`i (mendengar langsung). Imam Bukhari juga mensyaratkan tsubutul liqa, yaitu kepastian bertemunya perawi secara langsung dengan gurunya.

Syarat yang diterapkan oleh Imam Bukhari ini sudah sering diteliti oleh para ulama yang kompenten dalam bidangnya, dan mereka bersepakat bahwa Imam Bukhari benar-benar menjalankan syarat-syarat yang beliau tentukan sendiri secara konsekwen dan ketat dalam penyusunan kitab Shahih Bukhari.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: farida nikmatul  - Kota: Malang
Tanggal: 26/1/2011
 
Asslm...
Apakah benar-benar Ammy tertarik mempelajari kitab-kitab didalamnya..Sukron Katsiron.
Farida Nikmatul
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kitab Shahih Bukhari adalah salah satu dari kitab literatur Pejuang Islam.

2.
Pengirim: herfan  - Kota: bondowoso
Tanggal: 26/1/2011
 
Asalamualaikum ya.. ust. ana sangat suka ma tulisannya ust ini..........
ust. ana mau nanyak...!
apa boleh berma'mum pada MUHAMMADIAH............
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Jika imamnya memenuhi rukun dan syarat sah-nya menjadi imam, maka sah. Jika tidak memenuhi rukun dan syaratnya, maka tidak sah.

3.
Pengirim: Bagus  - Kota: Gresik
Tanggal: 29/1/2011
 
Asslmkm. Oh ya ustadz,kan Imam Bukhari terkenal dg kriteria ketat para perawi hadits... Apakah metode Imam2 lain, seperti Imam Malik, Imam Tirmidzi dsb juga berbeda2 dalam penetapan kriteria perawi?? 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Pada generasi 4 Imam Madzhab Fiqih (Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali) masih belum diterapkan pengklasifikasian pembukuan hadits shahih, kemudian datang jaman generasi Imam Bukhari yang mengawali pengumpulan hadits-hadits shahih dg menerapkan syarat tertentu. Perlu diingat Imam Bukhari ini bermadzhab Syafi'i dalam berfiqih. Adapun para muhaddits lainnya juga mempunyai syarat tertentu untuk menvonis hadits yang diriwayatkannya sebagai hadits shahih, namun tidak seketat Imam Bukhari.

4.
Pengirim: adym ashari  - Kota: malang
Tanggal: 30/10/2011
 
assalamualaikum..
ustadz selama 4 tahun ana mondok, ana blum pernah menemukan hadis kalau rosul pernah melakukan tahlilan untuk orang mati, apa lagi 7 hari 21 dst, apakah tahlilan kematian itu ada dalil syar'inya..?? tolong penjelasannya yaa ustadz..
trimakasih.. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Sayang sekali kalau kurikulum di pondok tempat akhi belajar tidak begitu lengkap seperti itu. Alhamdulillah di pondok kami, kurikulum mulai santri belajar pada tahun pertama sudah diajarkan dalil-dalil tentang diperbolehkan tahlilan, jadi para santri benar-benar giat melaksanakan tahlilan sesuai dengan ajaran syariat islam yang benar dan baik. Hendaklah akhi membaca artikel kami : IKUT TAHLILAN YOOK ! dan APA TAHLILAN HARI KE 7 & 40 MELAWAN SYARIAT ?

Mudah-mudahan akhi mendapatkan tambahan ilmu yang tidak akhi dapatkan di pondok tempat akhi belajar.

5.
Pengirim: Nuruddin Asy-Syerrbaniy  - Kota: Cirebon
Tanggal: 5/3/2012
 
جزاك الله يا أستاذ 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam