DATUK YUSUF QADIR (BUJUK BERGAN/BUJUK KADER)
Luthfi Bashori
Datuk Yusuf Qadir, adalah seorang wali keramat yang cukup disegani olah masyarakat di wilayahnya. Beliau hidup di daerah Bergan sedikit keluar dari kota Sampang.
Beliau konon terkenal sebagai orang yang ahli tirakat, alias meninggalkan kehidupan duniawiyah demi menjalani ibadah sunnah mengabdi kepada Allah.
Di masa hidupnya, beliau anti terhadap musik-musik non islami, maka masyarakat Bergan yang berada di sekitar makam beliau, sering kali menyaksikan hingga saat ini, jika ada acara rakyat yang membunyikan musik-musik di dekat makam, niscaya soundsyistemnya bakalan mati tanpa sebab yang rasional.
Suatu saat, penulis diundang untuk mengisi ceramah pada acara Haul Datuk Yusuf yang diadakan di lokasi makam beliau. Sesuai jadwal, kegiatan tahlilan dilaksanakan bakdal Isyak.
Penulis kebetulan datang di Bergan pada sore hari, dan mampir di rumah teman.
Sejak siang hari, panitia haul juga sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk kelengkapan acara haul Datuk Yusuf, termasuk soundsyistemnya. Sebagaimana biasa, petugas soundsyistem mencoba kelayakan alatnya dengan membunyikan kaset musik, namun baru saja dinyalakan, soundsyistemnya tiba-tiba mati.
Demikianlah hingga tiga kali dicoba, tetap saja tidak membawakan hasil.
Kejadian itu dilaporkan kepada penulis lewat seorang panitia, dengan meminta maaf barangkali nanti saat ceramah, penulis harus mengeraskan suara, karena suondsyistemya tidak dapat menyala. Penulispun memaklumi, khususnya setelah diterangkan duduk masalahnya.
Tibalah waktu yag ditunggu, penulis bersama rombongan sampai di lokasi makam Datuk Yusuf, panitia yang semula sudah putus asa, mencoba lagi menghidupkan soundsyistem, ternyata dengan izin Allah soundsyistemnya dapat berfungsi dan menyala, hingga kegiatan tahlilan pun berjalan tanpa hambatan, dan penulis juga tidak perlu memekikkan suara dengan keras saat mengisi ceramah.
Pada makam kuburan Datuk Yusuf terdapat tiga bongkah batu seukuran buah kelapa, dan kayu sepanjang kurang lebih 1,5 meter.
Keempat barang itu adalah warisan dari Datuk Yusuf. Masyarakat se tempat melarang para penziarah, siapa saja orangnya, untuk memindah keempat barang pusaka itu, karena sudah terbukti ada orang yang nekad melanggar larangan itu, tiba-tiba menjadi gila hilang ingatan.
Datuk Yusuf mempunyai anak bernama Datuk Alwi Agus Matal, yang dimakamkan di atas bukit di wilayah Omben Sampang Madura.