BUJUK RADEN, DATUK HASAN
Luthfi Bashori
Beliau adalah seorang da`i keliling yang tak kenal lelah, beliau sering berjalan kaki keluar masuk desa. Jika berdakwah beliau menyertakan murid-muridnya saat berkeliling.
Ini terbukti di dekat makam beliau di desa Batonaong Arusbaya Bangkalan, terdapat pula makam murid-murid beliau yang setia mendampingi dakwahnya.
Salah satu keramat Datuk Hasan menurut sesepuh warga yang hidup di sekitar makamnya, bahwa sampai saat ini seringkali beliau menampakkan diri keluar dari makam dan berjalan menuju satu tempat yang diduga oleh warga sebagai makam salah satu keluarga Bujuk Raden ini.
Di kalangan warga se tempat sering berbeda pendapat tentang figur Datuk Hasan, apakah sang pendatang yang wafat dan dimakamkan di daerah mereka ini seorang lelaki atau seorang wanita, karena melihat wajahnya sangat elok rupawan itu.
Pihak keluarga dari keeturunan Datuk Hasan jelas sangat yakin, bahwa beliau adalah seorang lelaki, dengan karunia wajah yang sangat tampan ibarat Nabi Yusuf AS yang ketampanan rupanya dapat menghipnotis para wanita yang hidup di jaman itu.
Sedangkan warga Arusbaya yang belum mengenal Datuk Hasan dari dekat, menyangka beliau adalah seorang wanita yang sangat cantik.
Karena itu mereka menjulukinya dengan sebutan Bujuk Raddin.
Datuk Hasan mempunyai anak lelaki bernama Yusuf Qadir bin Hasan, yang wafat dan dimakamkan di daerah Bergan Sampang, oleh masyarakat dijuluki sebagai Bujuk Bergan atau Bujuk Qadir (logat Madura: Kader)