URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 5 users
Total Hari Ini: 206 users
Total Pengunjung: 6224318 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - MEDIA GLOBAL
 
 
Kekayaan Bahari di Kampung Nasrani 
Penulis: M. Ridwan [30/12/2011]
 
Kekayaan Bahari di Kampung Nasrani

M. Ridwan

Di Kabupaten Malang bagian selatan, terdapat pantai-pantai yang ombaknya bergulung-gulung seakan-akan melibas segala apa yang berada di depannya. Pantai tersebut terletak di kecamatan Sumbermanjing Wetan dengan 52% penduduk aslinya menganut agama Nasrani.

Saat ini, mayoritas penduduk di sana adalah orang-orang pendatang dari beberapa daerah di pulau Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. Misalnya dari Madura, Jember, Banyuwangi, Banjarmasin, dan Makassar atau yang lebih identik dengan suku Bugis. Akan tetapi, suku Bugis di sana mayoritas beragama Islam KTP (orang muslim yang jarang melakukan kewajiban sebagai muslim).

Tempat itu bernama desa Sendang Biru. Desa ini bersebelahan dengan pulau Sempu, yaitu sebuah pulau yang menjadi obyek wisata cagar alam dan memiliki pantai yang cocok untuk berenang.

Rata-rata orang  Sendang Biru bekerja sebagai nelayan,. Banyak juga pengusaha besar yang mempunyai anak buah kapal 10-25 orang. Hasil ikan tangkapan nelayan tersebut juga menghasikan devisa bagi negara, karena hasilnya akan diexport ke negeri-negeri asing terutama Australia.

Macam-macam ikan hasil tangkapan nelayan bukan sekedar jenis  ikan-ikan kecil , tapi ada juga yang besar, seprti ikan tuna dengan berat mulai dari 1 kg hingga 1 ton, ikan marlin atau warga biasa menyebutnya dengan ikan tombok (ikan tombak) yang ukuran besar badannya sebesar manusia dewasa dan masih banyak lagi.

Pantai-pantai di Sendang Biru juga banyak memberikan pesona alam bagi wisatawan. Salah satunya adalah pantai Clungup. Di saat surut, pantai ini dipenuhi oleh beribu-ribu spesies hewan laut. Pantai Gowa Cina. Pantai ini memiliki sebuah gowa yang konon pernah dipakai bertapa oleh seorang pendekar berkebangsaan Cina. Pantai Ungapan atau pantai Bajul Mati. Pantai yang mempunyai keindahan seperti pantai Kute di Bali ini mempunyai ombak besar. Hanya saja ketiga pantai tersebut belum ada pengelola dan belum banyak pengunjungnya.

Namun, yang membuat umat Islam menyayangkan keberadaan Sendang Biru adalah mayoritas penduduknya beragama Nasrani. Keyakinan mayoritas warga se tempat yang menganggap Yesus sebagai anak Tuhan, tentunya sangat menyakitkan  hati kaum muslimin.

Konon umat Islam pernah dilarang mendirikan masjid, begitu juga mengumandangkan adzan pernah mendapat perlakuan yang sama.

Bahkan konon di Sendang Biru, pada awal umat Islam masuk di sana, ada  kondisi yang lebih parah. Yaitu jika  ada pendatang tidak mempunyai kartu tanda penduduk beragama Kristen, maka siapapun dilarang masuk menjadi penduduk se tempat. Kejadian monopoli atau penguasaan terhadap wilayah ini berakhir ketika masyarakat dari kaum muslimin dari berbagai suku berbondong-bondong memaksa dan berusaha masuk ke desa tersebut dengan segala resiko yang akan dihadapi.

Kita patut mengucapkan syukur kepada sang Maha Pencipta, karena di sana sekarang, sudah banyak anak-anak yang rajin mengaji, dan mendaftarkan diri ke pesantren yang ada di Gondanglegi. Yaitu sebuah tempat yang bersebelahan dengan kecamatan Sumbermanjing Wetan.

Di sana juga saat ini banyak guru tugasan dari pesantren, warganya juga banyak mendirikan kegiatan keislaman seperti tahlilan, maulid Nabi SAW, dan lain sebagainya. Mungkin, keadaan umat Islam sekarang lebih baik dari dulu. Sekarang, kaum Nasrani se tempat lebih banyak berdiam diri, dari pada menimbulkan masalah, karena  umat Islam sudah banyak yang sadar hukum.

Sekalipun demikian pernah 1 atau 2 kali  penganut Nasrani membuat keonaran dan tidak ditanggapi oleh umat Islam, bahkan umat Islam lebih sering mengalah, namun tokoh-tokoh Islam tetap berusaha eksis mengamalkan penguatan aqidah bagi anggota keluarga muslim.

Itulah kekuatan umat Islam di Sendang Biru, meski harus hidup di tengah kaum nasrani, mereka tetap semangat menjalankan ibadah dan melakukan kegiatan yang melambangkan kebenaran agama yang diridhai Allah SWT.


   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
Kembali Ke Index Berita
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam