Apakah Anak Muda Perlu Kebebasan Mutlak?
M. Ridwan
Sebagian anak muda di Indonesia telah sampai pada pendapat, bahwa masyarakat kita telah kolot dan tidak akan bisa maju. “ Masyarakat kita telah dirantai oleh aturan-aturan yang mengekang kebebasan untuk berbuat sebagai manusia yang hidup bebas “. Inilah sebagian pendapat dari mereka.
Mereka ingin mendobrak masyarakat yang demikian dan sebagian mereka telah melakukan pemberontakan. Mereka berontak terhadap peraturan yang telah ditetapkan agama. Serta berusaha mencari tatanan baru guna merombak aturan yang telah berlaku selama ini.
Model rambut ala barat atau yang lebih kita kenal “Rambut Mohawk”, narkoba, minuman beralkohol, dunia malam, cara berpakaian yang bebas, mini, setengah telanjang, bahkan ada yang bugil atau telanjang sekalipun dan masih banyak lagi adalah contoh perilaku anak muda pada zaman ini.
Ditambah dengan tindak-tanduk yang sangat menyimpang dari aturan agama, merupakan salah satu ciri-ciri dari mereka yang katanya mendambakan dan memperjuangkan kebebasan mutlak. Sebagian berjuang melalui “seni” seperti munculnya lagu-lagu underground. Juga ada yang berjuang melalui karya tulis. Mereka membuat cerita-cerita porno yang merupakan hanya fiktif belaka, lalu menyebarkan melalui situs-situs internet.
Kehadiran mereka dalam masyarakat telah menimbulkan kekagetan dan letupan-letupan kegemparan, karena banyak tingkah laku mereka yang menurut norma agama dianggap tidak karuan, kurang ajar, menjijikkan bahkan tidak senonoh. Mereka dengan dalih ingin melepaskan diri dari kungkungan kekolotan, telah melakukan apa saja yang selama ini ditabukan.
Bahkan Allah dan utusan-Nya pun ditempatkan sejajar dengan sahabat karib mereka, bisa diejek dan ditertawakan. Apa yang mereka lakukan hanyalah menjurus pada tuntutan untuk mendapat kebebasan mutlak dalam arti sempit dan negatif, yaitu hanya menginginkan kebebasan untuk mencari kenikmatan hidup belaka.
Hal ini tentu bertentangan dengan nasehat Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a kepada para pemuda islam yang artinya: “ Wahai para pemuda, ketahuilah olehmu sekalian, sesungguhnya kehidupan pemuda demi Allah harus diisi dengan ilmu dan taqwa. Apabila dua perkara ini ( ilmu dan taqwa ) tidak ada di dalam diri seorang pemuda, maka sungguh tiada arti dalam kehidupannya.
Referensi dari majalah Intisari edisi tahun 1979