URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 64 users
Total Pengunjung: 6224166 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
HARI RAYA IDHUL ADHA 1431, BERBEDA LAGI YAA ? 
Penulis: Pejuang Islam [ 16/11/2010 ]
 
HARI RAYA IDHUL ADHA
1431, BERBEDA LAGI YAA ?

Luthfi Bashori

Hari Raya Idhul Adha tahun ini, terjadi lagi berbeda di kalangan umat Islam.

Berbeda dengan pemerintah, secara resmi ormas FPI, Muhammadiyah dan HTI telah mengumumkan bahwa Hari Raya Idul Adha jatuh pada hari Selasa tanggal 16 November.

FPI memberi alasan bahwa tim rukyah yang dikirim FPI telah berhasil rukyatul hilal dengan metode Sullam Sistem Tathbiq, ketinggian di atas dua derajat, sedangkan tanpa Sistem Tathbiq, ketinggian di atas tiga derajat.

Hasil rukyah FPI ini didapatkan pada hari Sabtu malam Ahad, 6 November 2010 bahwa hilal terllihat pada jama 17.49 WIB selama satu menit di Jakarta, oleh saksi KH. Ahmad Syafi`i, Ustadz Labib dan Ustadz Zaim di Ponpes Husainiyyah Cakung, serta KH. Ahmad Wasi` dan Ustadz Saiful di Masjid Alfalah Kebayoran Lama.

Alasan Muhammadiyah adalah berdasarkan tim hisab Muhammadiyah menentukan Idhul Adha jatuh pada hari Selasa.

Jika ormas lain menggunakan metode dhuhurul hilal (tampak/terlihatnya hilal) yaitu harus di atas dua derajat, maka Muhammadiyah cukup dengan metode wujudul hilal (adanya hilal) tanpa syarat lain yang mengikat. jadi, sekalipun sejenak dan tidak tampak sempurna, selagi diyalkini adanya hilal, maka sudah dianggap cukup untuk menentukan awwal bulan Hijriyah.

Sedangkan HTI menggunakan mathla` global, artinya bahwa rukyah untuk seluruh dunia adalah mengikuti mathla` Saudi Arabiah. Arti mathla` adalah daerah-daerah khusus yang dipergunakan untuk mengawasi awal bergulirnya bulan stabit. Karena wuquf di Arafah pada hari Senin, maka HTI menetapkan Idul Adha jatuh sehari setelah hari wuquf di Arafah, yaitu hari Selasa.

Sebagian warga NU ada yang akan melaksanakan shalat Idhul Adha pada hari Selasa, karena menggunakan dasar hisab yang dilakukan oleh jamaah se tempat. Contoh di Kodya Malang adalah jama`ah Pesantren Gading akan melaksanakan shalat Idhul pada hari Selasa.


Sedangkan pemerintah melalui Departemen Agama mengumumkan Idhul Adha jatuh pada hari Rabu, setelah mengadakan sidang itsbat, bahwa laporan hasil rukyah yang masuk ke ruang sidang dinilai belum memenuhi syarat, sehingga tidak dapat ditetapkan sebagai awwal Dzulhijjah.

Karena itu pemerintah menetapkan shalat Idhul Adha jatuh pada hari Rabu tanggal 17 november 2010.

NU sendiri menganut standar fiqih, jika ada laporan hasil rukyah dari masyarakat yang diitsbat / diterima / ditetapkan oleh pemerintah, maka wajib bagi umat Islam untuk mengikutinya.



Tapi jika tidak ada hasil rukyah, atau ada hasil rukyah tapi belum diakui keabsahannya oleh pemerintah, maka umat Islam boleh memilih antara tetap mengikuti hasil rukyah sekalipun tidak diterima oleh pemerintah, atau melaksanakan istikmal, yaitu menggenapkan hitungan bulan Dzul Qa`dah sebanyak tiga puluh hari.

Karena pelaksanaan shalat Hari Raya adalah masalah khilafiyah furu`iyah, bukan masalah ketauhidan / ushuluddin / pokok / aqidah, maka boleh saja terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Jadi, umat Islam boleh shalat Idhul Adha hari Selasa tanggal 16 November atau Rabu 17 November 2010.


Adalagi tinjauan yang dapat menerangkan mengapa ada perbedaan dalam pelaksanaan Idhul Adha tahun ini ?

Ada di antara ulama yang mendasari ijtihadnya dalam menentukan jatuhnya Idhul Adha dengan muraa`atan liz zamaan (mempertimbangkan waktu). Artinya karena Idhul Adha itu jatuh sehari setelah hari wuquf di Arafah, sedangkan Pemerintah Saudi mengumumkan wuqufnya waktu hari Senin, maka secara otomatis Idhul Adha jatuh pada hari Selasa.


Tetapi ada juga ulama yang lebih menerapkan muraa`atan lil makaan (mempertimbangkan tempat). Artinya, penetapan Idhul Adha di luar negara Saudi Arabiah tidak terpengaruh kapan hari wuquf di Arafah, tetapi di tempat mana rukyatul hilal dilakukan, apakah tim berhasil atau tidak dalam rukyahnya di tempat (negara masing-masing).

Karena menurut sebagian ulama bahwa tempat mathla` pada setiap negara itu berbeda-beda.

Bahkan pendapat ulama dalam madzhab Syafi`i, ada yang mengatakan bahwa setiap jarak masafatul qashri (jarak bolehnya seseorang melakukan shalat jama` - qashr) mempunyai mathla` sendiri-sendiri.


Untuk jarak masafatul qashri sendiri dalam madzhab Syafi`i juga bebeda-beda pendapat, paling pendek adalah sekitar 83 kilo meter.  Jadi, pada setiap 83 kilo meter, ada kemungkinan terjadi perbedaan penentuan Hari Raya di kalangan para ulama, baik Idhul Fithri maupun Idhul Adha

Umat Islam kalangan awwam, bolehlah mengikuti pelaksanaan shalat Hari Raya sesuai ketentuan masjid yang akan diikutinya. Namun tetap menghormati orang lain yang berbeda Hari Raya Idhul Adha dengan ketentuan masjid pilihannya.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: moch. cholis  - Kota: malang
Tanggal: 15/11/2010
 
terimakasih Ammy, tulisannya benar-benar mencerahkan tidak meresahkan... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mudah-mudahan bermanfaat untuk ummat.

2.
Pengirim: Arief  - Kota: Malang, Banjarbaru
Tanggal: 16/11/2010
 
Siipppp.... salut buat Ami 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Berharap manfaat buat umat Islam.

3.
Pengirim: Bagus  - Kota: Gresik
Tanggal: 16/11/2010
 
Oh ya,kalau hari kamis itu bertpatan dg hari tasyrik,bole tidak qt berpuasa ustadz? 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Puasa sunnahnya libur dulu saja.

4.
Pengirim: Juhni Mirza  - Kota: Samarinda
Tanggal: 17/11/2010
 
Tks atas tulisannya, ilmu yang bermanfaat agar umat Islam tidak pecah. Mantap ........ 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kedewasaan umat Islam harus semakin ditumbuhkan, sehingga mereka tahu mana perbedaan furu'iyah / ijtihad yang boleh terjadi dan mana perbedaan ushuluddin / aqidah yang tidak boleh terjadi.

5.
Pengirim: ahmad  - Kota: probolinggo
Tanggal: 17/11/2010
 
kalangan tradisional hnya mengikuti dawuh kanjeng nabi: "puasalah sesudah melihat bulan dan berhari rayalah sesudah melihat bulan; kalau bulan didindingi oleh awan maka sempurnakanlah (bulan yg terdahulu) 30 hari" (HR. Tirmidzi). hadis tsb mmbatalkan kesimpulan ahli2 hisab, karena bagi ahli hisab hitungan bulan tak bisa dan tdk pernah dibatasi awan, krn hitungan terletak diatas kertas. sy heran muhammadiyah dulu gencar dg gerakan puritisasi, dan mensyirikkan banyak peramal (yg belum tentu memastikan bahwa ramalannya terjadi). eh.. muta'akhir, Muhammadiyah malah jadi peramal. udah tau kapan hari raya. bukan bermaksud mengingkari pengetahuan umum yg kemungkinan besar asalnya dari barat tsb. akan tetapi mbok ada kata "insyaAllah". jangan memastikan kayak gitu. jadi, seakan2 muhammadiyah mendistorsi hadis rasul jadi: "berpuasalah menurut hitungan ahli hisab, dan berhari rayalah sebagaimana dite tukan ahli falak/hisab". gmn pandangan kiai?
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Boleh saja disampaikan kepada teman-teman Muhammadiyah sebagai kritik yang membangun. Mudah-mudahan diterima.

Tapi perlu diingat Ilmu Hisab atau Ilmu Falak itu dibenarkan oleh syariat termasuk untuk menentukan kapan hari Raya dilaksanakan.

Di PBNU ada departemen tersendiri yang bernama Lajnah Falakiyah, berfungsi untuk menentukan penanggalan Islam. Jadi Iolmu Falak itu bukanlah ilmu ramalan seperti ramalan Mama Lauren.

Di Malang Raya ada beberapa pesantren milik warga NU yang selalu menetapkan hari Raya Idhul Fitri dan Idhul Adha mengacu kepada hasil hisab. Karena di pesantren tersebut diperdalam Ilmu Falak, bahkan dapat dikatakan mengembangkan spesialisasi pelajaran Ilmu Falak.

6.
Pengirim: yayan  - Kota: jakarta
Tanggal: 19/11/2010
 
Kyai Luthfi, bagaimana hukum orang yang meyakini 'idul adha jatuh pada hari selasa, tapi shalat 'id nya hari rabu? 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Ibadah yang tidak memenuhi rukun dan syaratnya tentu tidak dibenarkan oleh syariat, sekalipun ibadah sunnah. Contoh ibadah sunnah yang diharamkan oleh syariat karena waktunya tidak tepat, yaitu shalat hajat di waktu antara Ashar dan Maghrib, ini jelas-jelas dilarang oleh Syariat. Ibadah sunnah lain yang salah juga menurut syariat seperti niat shalat Dhuha di malam hari, atau shalat Tahajjud bakda Dhuhur. Jika awwam yang melakukan Shalat Idhul Adha pada hari Rabu, sedangkan dia menyakini Hari Rayanya adalah Selasa, maka perlu diberi pengertian atas kesalahannya itu.

7.
Pengirim: ahmad  - Kota: probolinggo
Tanggal: 22/11/2010
 
HTI Jabar Anggap Perbedaan Idul Adha Hal Memalukan

http://bandung.detik.com/read/2010/11/16/090013/1495141/486/hti-jabar-anggap-perbedaan-idul-adha-hal-memalukan

mohon tanggapannya? 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Pernyataan yang mengatakan bahwa adanya perbedaan waktu pelaksanaan Shalat Idhul Adha adalah memalukan, justru pernyataan itulah yang memalukan, karena tidak memahami hukum fiqih dan qaedah fiqhiyah, bagaimana diperbolehkannya terjadi khilafiyah pada masalah-masalah furu'iyah ijtihadiyah.

8.
Pengirim: sugeng  - Kota: Jakarta
Tanggal: 25/11/2010
 
Ustadz sya mau tanya, sebenarnya siapa yang diberikan tugas oleh Allah SWT untuk menetapkan tanggal 1 syawal atau 1 Dzulhijjah? Kenapa para pimpinan ormas islam atau ulama tidak cukup memberikan masukan hasil perhitungan atau pengamatannya kepada pemerintah dan biar pemerintah yang menetapkan, setelah itu sami'na wa atho'na 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Masalahnya :
1. Pemerintah Indonesia tidak melaksanakan syariat Islam secara formal, kecuali pada sebagian kecil saja, seperti urusan pernikahan, haji, Ramadhan, hari Raya, sedangkan yang lain-lain tidak dilaksanakan.
2. Pemerintah Indonesia dihukumi oleh sebagian ormas Islam (termasuk NU) sebagai Pemerintah yang sah secara darurat, sedangkan sebagian ormas lain mengatakan pemerintah yang tidak sah menurut syariat, karena kesekuleran pemerintahan ini. Dengan demikian, ada sebagian ormas yang merasa tidak harus melaporkan hasil rukyahnya kepada pemerintahan yang tidak sah menurut syariat. Apalagi tidak semua pegawai Depag yang sejalan dengan ormas-ormas Islam. Padahal Depag itu adalah wakil pemerintah dalam bidang keagamaan. Masih banyak hal-hal yang perlu dibahas lebih dari ini.

9.
Pengirim: yoga  - Kota: jakarta
Tanggal: 29/11/2010
 
aslmkm. ust, kalo idul adha hr rabu brarti 1 muharromnya jdi tgl 8 des ya? puasa sunnah jdi tgl 6&7 ny gtu? 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Menurut perhitungan hisab, tanggal 1 Muharram jatuhnya pada hari Selasa tanggal 7 Desember. Wallahu a'lam.

10.
Pengirim: yoga  - Kota: jakarta
Tanggal: 3/12/2010
 
afwann ust slah ketik. mksud ana ntar kalo mw puasa assyuronya te2p d tgl 15&16 ato gmn? syukronn 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Puasa Asyuronya tanggal 16 dan 17 Desember, atau tanggal 17 dan 18 Desember.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam