URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 67 users
Total Pengunjung: 6224169 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
MAJELIS DZIKIR vs MAJELIS TA`LIM  
Penulis: Pejuang Islam [ 10/11/2010 ]
 
MAJELIS DZIKIR vs MAJELIS TA`LIM

Luthfi Bashori

Sebuah judul yang sangat provokatif, menurut pandangan umum tentunya. Memahami sejenak judul ini, terkesan upaya mengadu domba antar kelompok umat Islam yang sama-sama mencintai kebaikan majelis dzikir dan majelis ta`lim, yang mana ke duanya disunnahkan oleh Nabi SAW, dan sangat marak diamalkan oleh mayoritas umat Islam di seluruh dunia.

Kedua majelis ini sama-sama memiliki dalil yang kuat baik dari ayat Alquran maupun hadits shahih. Lantas mengapa harus mempertentangkan keduanya?

Permasalahnya adalah bahwa kelompok Wahhabi yang gemar menuduh bid`ah sesat terhadap umat Islam yang aktif memakmurkan majelis dzikir. Mereka juga semakin gencar mempengaruhi masyarakat agar tidak menghadiri majelis dzikir dengan berdalil bahwa Nabi SAW tidak pernah mengajarkan majelis dzikir secara berjamaah apalagi dikomandani oleh seorang pimpinan, dan dzikirnya diikuti bersama oleh para jamaahnya, apalagi dengan mengeraskan suara.

Tatkala mereka disanggah bahwa Nabi SAW itu sering mengajak para shahabat untuk menghadiri halaqah-halaqah atau majelis-majelis yang diasuh langsung oleh beliau SAW. Maka kaum Wahhabi menjawab bahwa halaqah Nabi SAW itu adalah majelis ta`lim, bukan majelis dzikir.

Pada hakikatnya, majelis dzikir itu sama dengan majelis ta`lim dan majelis ta`lim adalah majelis dzikir. Jadi majelis ta`lim yang biasanya dikomandani oleh pengasuhnya hukumnya sama dengan majelis dzikir yang dikomandani pemimpinnya.

Ajaran Islam itu tidak kaku dan tidak sempit, juga segala sesuatunya tidak harus ada tekstual dalil yang mengikat secara khusus. Cukup untuk mengamalkan suatu amalan dengan menggunakan dalil yang berlafaz umum. Misalnya, ada orang yang ingin berdzikir kepada Allah dengan menggunakan salah satu dari Amsaul Husna, Ya Razzaq, sebanyak 1000 kali, maka cukuplah menggunakan dalil ayat wadzkurullaha dzikran katsiran (berdzikirlah mengingat Allah dengan sebanyak-banyak dzikir).

Jadi tidak harus mencari dalil Alquran atau Hadits shahih yang menyebutkan bahwa Allah SWT atau Nabi SAW perintah : Berdzikirlah dengan membaca Ya Razzaq sebanyak 1000 kali ... ! Karena tekstual Ayat atau Hadits yang tepat dan persis seperti itu, pasti tidak ada.

Nah, ajaran Islam tetap saja memperbolehkan umatnya untuk berdzikir Ya Razzaq sebanyak yang mereka kehendaki, boleh se kali, dua kali, 15 kali, 100 kali, 1000 kali, dan tanpa hitungan pastipun tetap boleh, karena Allah perintah berdzkir itu dengan sebanyak-banyak dzikir.

Berdzikir juga boleh menggunakan Ya Razzaq, Ya Rauf, Ya Malik, Ya Jabbar dan sebagainya sekalipun dalil ayatnya berlafadz umum yang artinya : Sesungguhnya Allah mempunyai Asmaul Husna (nama-nama baik) maka berdoalah dengannya !

Sedangkan dzikir dengan mengangkat suara, banyak contohnya, majelis ta`lim itu sendiri termasuk dzikir dengan mengangkat suara, karena kalau Ustadznya tidak mengeraskan suara, bagaimana para jama`ah bisa mendengarkannya ?

Adzan adalah dzikir yang disyariatkan dengan suara keras, takbiran, talbiyah haji, tartil Alquran termasuk dzikir yang harus dengan mengeraskan suara.

Jadi, hukumnya boleh-boleh saja berdzikir menggunakan lafadz lainnya dengan mengeraskan suara.

Mau dzikir dengan duduk kek, berdiri kek, rebahan kek, suara lantang kek, suara hati kek, tidak ada satupun ayat maupun hadits yang melarang. Jadi bebas-bebas aja kook ... !

Seperti juga diperbolehkannya majelis ta`lim, dengan segala metode modern yang berkembang di masyarakat dewasa ini. Ada yang halaqah ilmiyah di masjid-masjid, ada yang seminar di gedung-gedung, model simpusium di kampus-kampus, halaqah tarbiyah, majelis dialog SMS, dialog internet, majelis bulletin, majalah dan sebagainya, selagi isi materi yang disampaikan tidak bertentangan dengan syariat Islam, maka hukumnya boleh-boleh saja deh ... !

Yang pasti majelis dzikir itu bukan bid`ah sesat ... !
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Bagus  - Kota: Gresik
Tanggal: 10/11/2010
 
Dasar wahabi sekuler,he3x... 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Addiinu yusru, falaa tu'assiruu, beragama itu mudah, maka janganlah dipersulit, wamaa shaara'ad diina illa ghalabah, tidak ada orang yang melawan/mempersempit agama kecuali pasti akan dikalahkan oleh peraturan agama. Basyyiru walaa tunaffiruu, ajaklah orang untukberagama dengan penuh motivasi, jangan hardik mereka dengan terlalu banyak ancaman dan larangan.

2.
Pengirim: Arief  - Kota: Banjarbaru kuliah di Malang
Tanggal: 11/11/2010
 
Saya suka artikel ini :-) 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Alhamdulillah

3.
Pengirim: aswaja  - Kota: wamena
Tanggal: 12/11/2010
 
Membid'ahkan yg dzikir, dan mensunnahkan yg tdk berdzikir..
wahhabi begitulah..
yg dzikir ingat kpd Allah diancam neraka oleh Wahhabi... jangan lupa sobat2 rupanya sorga udah pada dikapling tuh sama wahhabiiyyun.

Mana ada ulama Ahlusunah yang sepaham dengannya? Lha wong ayah dan kakak Muhammad bin Abdul Wahhab (yang keduanya ulama Hambali) aja gak sepaham kok.apalagi Ulama Ahlusunnah yang lainnya.
 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Wahhabinya narsis kali ... !

4.
Pengirim: Farid  - Kota: Karangploso - Malang
Tanggal: 13/12/2010
 
Bismillaah,

Tulisan para ustadz yang Anda klaim wahabbi selalu ilmiyah jika membahas perihal Majelis Dzikir, sementara Anda membantahnya tanpa dalil sama sekali. Sungguh ini hanya bisa diterima oleh orang-orang yang mengedepankan hawa nafsu saja. Sesungguhnya istilah wahabbi hanya digembar-gemborkan oleh 2 golongan: 1 golongan pelaku syirik, yang membenci dakwah Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah yang mengembalikan manusia kepada TAUHID dan yang ke 2 adalah orang-orang yang sudah disesatkan oleh da'i-da'i yang menimba ilmu dari tempat yang salah. Anda termasuk yang mana?

Wallahua'lam 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
1. Lah anda sendiri, apa bisa menulis komentar dengan mencantumkan dalil baik dari Alquran maupun hadits shahih ?

Kalau anda dan tokoh-tokoh Wahhabi butuh dalil tentang sunnahnya dzikir berjamaah seperti mengadakan Jama'ah Yasinan yang dilakukan oleh warga Ahlus sunnah wal jama'ah selama ini, silahkan membaca hadits Nabi SAW yang kami cantumkan berikut ini :

Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda : Tidaklah berkumpul suatu kaum di satu rumah dari rumah-rumah Allah, lantas mereka membaca Alquran dan bertadarus bersama-sama, kecuali akan turun kepada mereka ketenangan hati, dan diliputi rahmat serta dikerumuni para malaikat, bahkan akan dibangga-banggakan oleh Allah kepada seluruh Mahkluq . (HR. MUSLIM).

2. Muhammad bin Abdul Wahhab adalah penerus lidah Syeikh Ibnu Taimiyah, padahal Syeikh Ibnu Taimiyah adalah penganut faham Tajsiim (bahwa Allah memiliki anggota tubuh seperti sifat manusia/makhluk). Jika di dalam Alquran terdapat lafadz YADULLAH, yang secara arti dalam kamus adalah tangan Allah, menurut ulama Ahlus sunnah wal jamaah harus dita'wili : Kekuasaan/rahmat Allah. Sedangkan menurut Ibnu Taimiyah, berarti Allah benar-benar memiliki tangan.

Ibnu Taimiyah mengatakan tentang peristiwa isra - mi'raj : Sesungguhnya Rasulullah itu diajak oleh Allah untuk duduk bersama di atas Arsy-Nya. Tatkala Allah duduk di atas kursi, terdengar suara kriyet-kriyet seperti suaranya kursi yang masih baru. (kitab Majmu'ul fatawa 5/374, karangan Ibnu Taimiyah).

Sayangnya Syeikh Ibnu Taimiyah tidak mengindahkan pernyataan Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad bin Hanbal, bahwa mereka bersepakat mengatakan: Barang siapa yang menisbatkan anggota tubuh atau menisbatkan keberadaan arah/tempat kepada Dzat Allah, seperti layaknya yang dinisbatkan kepada makhluk, maka orang tersebut telah kufur. (Kitab Minhajul Qawim hal 224, karangan Syeikh Ibnu Hajar Alhaitami).



5.
Pengirim: aswaja  - Kota: wamena
Tanggal: 14/12/2010
 
Farid:
mana coba sebutkan dalil pengharaman majlis dzikr?
kita ilmiyyah di sini mas.. masa dalil hadist shahih nte anggap tdk ilmiyyah. jadi ilmiyyah yg gmn yg nt maksudken?
imliyyah jika cocok dg ajaran wahhabi?
Pertama kali pribadi yang menyebut ajaran sekte sempalan yang diajarkan oleh Muhammad bin Abdul Wahab dengan sebutan Wahhaby adalah saudara tua sekandungnya, Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahab yang selalu mencoba meluruskan pemahaman adiknya yang salah-kaprah tentang Islam dan ajaran Salaf Saleh. Sebuah surat (risalah) panjang beliau tulis untuk adiknya yang kemudian dibukukan (baca: dicetak) dengan judul:
    
(Petir-petir Ilahi pada Mazhab al-Wahabiyah)
stau sy, hanya syetan yg tdk suka melihat org ngumpul berdzikir.

 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Mudah-mudahan dapat mencerahkan pemahaman Mas Farid.

6.
Pengirim: andik  - Kota: Nganjuk
Tanggal: 18/10/2011
 
klaim wahabi dan antek2nya sesuai quran dan hadis adalah KEBOHONGAN. Mereka ingin kita keluar dari ajaran islam aswaja. LIHAAAAAT wahabi muncul bom dimana2, umat islam saling caci maki, suka mengolok2 amaliah aswaja. Saya banyak baca kajian2 wahabi mulai buku timur tengah, sampai makhruas ali, kyai akhrofi, agus hasan bashori LC, kajian salafy/MTA dll. Semuanya dangkaaaaal dan sempiiiiit. orang lain ke bulan kita sibuk urus orang dzikir jamaah. bertobatlah wahabi 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
Kemunduran umat Islam disebabkan ulah sekelompok orang yang kerjanya hanya mempesmasalahkan hal yang bukan prinsip dan khilafiyah furu'iyah namum dibesar-besarkan, bahkan menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan pihak lain yang berseberangan.

Kelompok ini tidak memahami sejarah bagaimana konon para ulama salaf itu sering berbeda pendapat, namun tetap saling menghormati, karena para ulama tahu aturan main dalam bersyariat. Hanya orang-orang awam saja yang berpendapat bahwa pemahaman Islam dalam masalah furu'iyah hasus seragam.
Di jaman Nabi SAW hidup saja beliau mentolelir adanya perbedaan pendapat di antara para shahabat, bahkan perbedaan anatara shahabat dengan beliau SAW sendiri dalam hal-hal yang bukan prinsipil, seperti peristiwa tata cara pembuaian pohon korma, hingga beliau SAW menyatakan : Antum a'lamu biumuuri dunyaakum (kalian lebih tahu tentang urusan dunia kalian)

Lah Nabi SAW saja menghormati pebedaan pendapat dengan para shahabatnya, bagaimana dengan kelompok oknum yang bisanya hanya main tuduh sesat tanpa mengerti/berani menengok dasar-dasar umat Islam mayoritas yang mengamalkan keyakinan agamanya?




 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam