MUTIARA KOTA `ADAN YAMAN
Luthfi Bashori
Konon, Sayyid Sa`ad Alhaddad Al`adani Alyamani terkenal sebagai seorang wali ahli keramat kota `Adan Yaman. Beliau terkenal sangat `alim. Ilmu beliau adalah menjadi sumber inspirasi bagi kehidupan mayarakat se tempat di masa itu.
Di samping ilmu syariat yang mumpuni, beliau juga memiliki Majelis Ta`lim yang selalu dihadiri oleh ratusan orang, berasal dari semua kalangan. Salah satu jama`ah aktif yang hadir dalam majelis itu adalah seorang budak bernama Jauhar bin Abdullah.
Jauhar bin Abdullah ini tergolong jamaah yang disiplin saat menghadiri Majelis Ta`lim yang diasuh Sayyid Sa`ad Alhaddad, sekaligus aktif berkhidmat demi kelancaran Majelis Ta`lim guru besarnya itu.
Karena keistiqamahannya itulah sang guru menjadi sangat cinta kepadanya, bahkan pada suatu saat, Sayyid Sa`ad berkenan menebus Jauhar bin Abdullah untuk dimerdekakan.
Sejak dimerdekakan, maka Jauhar bin Abdullah semakin aktif hadir majelis khususnya pada jadwal pengajian malam. Sedangkan pada pagi dan siangnya, Jauhar menjalani hidup sebagaimana layaknya orang lain dengan berdagang di pasar se tempat.
Suatu saat, Sayyid Sa`ad Alhaddad mengalami sakit parah.
Di saat yang demikian genting, ada sebagian jamaahnya yang menziarahinya bertanya : Wahai Sayyid, jika engkau dipanggil oleh Allah, siapakah kira-kira yang pantas menggantikan kedudukanmu ?
Sayyid Sa`ad Alhaddad menjawab dengan lirih : Nanti, setelah tiga hari dari pemakamanku, ada seekor burung hijau yang hinggap dikuburanku di bagian kepalaku, lantas burung itu akan terbang dan akan hinggap di kepala orang yang akan menggantikan kedudukanku. Nah, jika kalian sudah menemukannya, maka taatilah ajakannya.
Beberapa bulan setelah itu, Sayyid Sa`ad Ahaddad pun wafat, sehingga orang-orang menjadi gusar dan bertanya-tanya gerangan siapa yang akan menjadi pengganti kedudukan beliau menjadi pilar utama masyarakat `Adan.
Ringkas cerita, pada hari ke tiga pasca pemakaman jasad Almarhum Sayyid Sa`ad Alhaddad, warga yang ada di sekitar pemakaman, satu persatu mulai keluar rumah dan berkerumun di sekitar makam Sayyid Sa`ad Alhaddad, karena mendengar cerita dari mulut ke mulut tentang wasiat Sayyid Sa`ad Alhaddad. Mereka menunggu-nunggu apakah akan terjadi peristiwa istiwewa sebagaimana yang pernah diwasiatkan oleh Amarhum itu?
Di tengah kerumunan dan penantian masyarakat, tiba-tiba seekor burung cucak hijau, terbang rendah mendekat makam Sayyid Sa`ad Alhaddad, tentu saja semua mata pun tertuju kepada burung itu, apalagi burung tersebut berakhir hinggap di makam bagian kepala Sayyid Sa`ad Alhaddad.
Di waktu yang hampir bersamaan, datang pula Jauhar bin Abdullah ke wilayah makam kuburan gurunya karena penasaran terhadap kerumunan orang yang semakin ramai itu.
Kedatangan Jauhar ke tempat itu pun tanpa tahu apa tujuan kedatangannya selain hanya terbawa arus masyarakat yang semakin banyak jumlah kerumunannya?
Jauhar pun berdiri bebas di belakang kerumunan tanpa beban sedikitpun, namun sejurus kemudian, tiba-tiba saja burung cucak hijau yang menjadi pusat perhatian itu, terbang dan hinggap sejenak di kepala Jauhar bin Abdullah, kemudian terbang lagi dan menghilang.
Tanpa pikir panjang, masyarakat yang berkerumun pun mendapuk Jauhar bin Abdullah menjadi guru mereka : Wahai Syeikh Jauhar, sejak hari ini kami bersepakat akan menjadikan anda sebagai pengganti Sayyid Sa`ad Alhaddad ... !
Didapuk semacam itu, tentu saja Syeikh Jauhar bin Abdullah terheran-heran, karena sejak awwal, beliau tidak mengerti duduk permasalannya, hingga belaiu menampik dan menolak dengan halus : Masih banyak tokoh-tokoh di antara kalian yang lebih layak dibandingkan diriku yang mantan budak ini untuk menggantikan kedudukan guru kita, Sayyid Sa`ad Alhaddad.
Perwakilan masyarakat pun akhirnya menceritakan asbabul wurud (penyebab utama) mengapa mereka berkerumun di tempat itu. Hingga akhirnya dengan berat hati, Syeikh Jauhar bin Abdullah menerima keinginan masyarakat demi amanat yang diembankan kepadanya oleh Sayyid Sa`ad Alhaddad.
Demikianlah, pada akhirnya Syeikh Jauhar benar-benar menjalankan kewajibannya menjadi pilar utama dan mutiara kota Adan sesuai dengan wasiat gurunya dan sesuai juga dengan namanya, Jauhar yang berarti mutiara.
(disadur dari kitab Jami` karamatil aulia, karangan Annabhani).