WASIAT UNTUK GUBERNUR MESIR, MALIK BIN HARITS ALI ASYTAR (9)
Sy. Ali bin Abi Thalib
Hakim yang akan engkau pilih hendaknya orang yang terbaik dari seluruh rakyatmu, yaitu orang yang berani, tidak mudah diintimidasi, tidak terlalu sering berbuat salah, dan jika tergelincir dalam kesalahan ia cepat kembali dan sadar. Jika mengetahui kebenaran, ia tidak keberatan menerima kebenaran itu.
Tidak mementingkan diri sendiri, tidak tamak, tidak tergesa memutuskan suatu perkara sebelum melihat semua fakta, tidak cepat puas dengan pendapat lawan, dan tidak berkubang dalam syubhat. Selalu berpegang pada dalil-dalil, tidak bermuka masam ketika perkataannya di bantah oleh lawan-lawannya. Sabar dalam menghadapi perdebatan terbuka, paling tegas dalam menjatuhkan hukuman. Tidak bisa ditundukkan oleh tujuan, tidak goyah oleh rayuan. Namun, tidak mudah menemukan orang-orang seperti itu.
Apabila engkau sudah mendapatkan orang yang layak untuk menjadi hakim, penuhilah kesejahteraannya! Dengan begitu, ia bisa hidup layak, tenang dan tidak mudah di bujuk dengan iming-iming materi. Berikan hakim itu kedudukan yang tinggi. Usahakan jangan sampai orang-orang di dekatmu iri padanya, agar ia terhindar dari pembunuhan.
Perhatikan keadaan pegawai-pegawai pengadilan! Pilihlah mereka melalui mekanisme seleksi yang fair. Jangan memilih mereka karena kecondongan atau kepentingan pribadi. Sebab, dua hal itu adalah sumber kejahatan dan pengkhianatan, memiliki rasa malu, berasal dari keluarga saleh, dan memiliki pengetahuan mendalam tentang islam. Mereka adalah orang-orang yang paling baik akhlaknya, paling bersih silsilahnya, tidak rakus dan paling bijak dalam mempertimbangkan sebagian urusan.
Cukupkanlah gaji mereka! Sebab, pendapatan yang layak akan menjadikan bekal mereka untuk memperbaiki diri dan mencegah mereka dari perilaku mengambil sesuatu yang bukan hak mereka (jika mereka menyalahi perintah atau menghianati amanatmu). Periksalah pekerjaan mereka! Utus mata-mata dari kalangan orang-orang yang jujur dan setia untuk mengawasi mereka. Perhatianmu secara sembunyi-sembunyi terhadap pekerjaan mereka akan menjadi pemicu bagi mereka untuk selalu menjalankan amanat dan bersikap lemah lembut kepada rakyat.
Jangan banyak menganggap teman-teman sebagai pegawai! Sebab jika salah seorang dari mereka hendak melakukan khianat dan mata-matamu mengetahuinya, tentu saja dengan mudah engkau akan menjatuhkan hukuman, membatalkan hasil pekerjaannya. Engkau juga bisa menempatkannya di tempat yang hina, menyematkan tanda pengkhianat dan menjatuhkan seburuk-buruknya tuduhan kepadanya.