TIGA ORANG QURAISY FIGUR TAULADAN UMAT.
Luthfi Bashori
Persaksian Shahabat Abdullah bin Amr bin Al`Ash tentang keistimewaan tiga orang Quraisy di bawah ini, perlu untuk diketahui oleh umat Islam dewasa ini, untuk dijadikan panutan hidup.
Tiga orang Quraisy yang paling baik akhlaqnya, paling ceria menyenangkan wajahnya, dan paling sangat pemalunya menurut persaksian Shahabat Abdullah bin Amr bin Al`Ash adalah Shahabat Abu Bakar Asshiddiq, Shahabat Abu Ubaidah bin Aljarrah, dan Shahabat Utsman bin Affan.
Kebaikan akhlaq Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq sangatlah terkenal.
Betapa tidak, beliau adalah shahabat yang paling setia kepada Nabi SAW. Bahkan hampir seluruh hidupnya dan hari-harinya hanyalah dikorbankan dan diperuntukkan untuk mendampingi kepentingan Nabi SAW.
Beliau, sekalipun tidak pernah menolak apapun tugas yang diperintahkan oleh Nabi SAW.
Bahkan juga dalam urusan harta bendanya, Shahabat Abu Bakar menyatakan kepada Nabi SAW : Maalii laka yaa rasuulallaah (Hartaku ini aku peruntukkan untukmu wahai Rasulullah).
Persaksian Allah dengan menjuluki Sayyidina Abu Bakar sebagai Shahabat Nabi SAW, adalah ayat yang menerangkan peristiwa perjalanan hijrah Nabi SAW yang dikawal oleh Sayyidina Abu Bakar, lantas bersembunyi di Gua Tsur di atas gunung Nur.
Idzhumaa fil ghaar (tatkala keduanya [Nabi dan Sy. Abu Bakar] di goa Tsur). Idz yaquulu lishaahibihi laa tahzan innallaha ma`ana (tatkala Nabi mengatakan kepada Shahabatnya [Sy. Abu Bakar] : Janganlah engkau takut, sungguh Allah bersama kita).
Shahabat Ubaidah bin Aljarrah dikenal sebagai pribadi yang ceria dan menyenangkan, sedangkan salah satu amal ibadah yan sangat dicintai oleh Allah adalah idkhaalus suruur fi qalbi muslim (memasukkan kesenangan dalam hati seorang muslim).
Menghibur sesama muslim adalah baik, selagi tidak keluar dari ajaran syariat Islam.
Adapun pribadi Sayyidina Utsman bin Affan, sangat terkenal sebagai seorang pemalu. Diriwayatkan dalam sejarah, bahwa suatu saat, tatkala Nabi SAW bersama Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar, duduk di rumah Nabi SAW, dan betis beliau SAW sedikit tersingkap, tiba-tiba datang Sayyidina Utsman.
Maka secara spontan Nabi SAW menutup betisnya, yang menyebabkan timbul keheranan Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar, hingga mereka bertanya tentang hal itu. Nabi SAW menjawab : Bagaimana aku tidak malu kepada orang yang Allah dan para Malaikat itu malu kepadanya.
Hal, ini dikarenakan pribadi Sayyidina Utsman yang terkenal sebagai seorang yang pemalu. Alhayaa-u minal imaan (budaya malu itu termasuk dari iman).
Alhayaa-u kulluhu khair (mempunyai rasa malu itu semuanya adalah baik). Tentunya malu dalam hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariat.