URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Minggu, 21 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 5 users
Total Hari Ini: 476 users
Total Pengunjung: 6223928 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
SUJUD SYUKUR 
Penulis: Pejuang Islam [ 27/7/2025 ]
 

SUJUD SYUKUR


Luthfi Bashori
 

Sujud syukur adalah sujud yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang diberikan atau terhindar dari musibah. Sujud ini hukumnya sunnah dan bisa dilakukan kapan saja saat mendapatkan kabar gembira atau terhindar dari marabahaya.


Yang terpenting bagi orang yang akan melaksanakan sujud syukur itu tahu syarat utamanya: Pertama, mempunyai wudhu atau suci dari hadats dan najis, baik badan, pakaian, maupun tempat sujud. Kedua, menghadap Qiblat seperti shalat pada umumnya. Ketiga, menutup aurat seperti saat akan shalat.


Andaikata kata merasa kesulitan mengambil air wudhu karena situasinya kurang memungkinkan, minimal ia harus bertayammum dengan debu atau tanah yang ada di sekitarnya terlebih dahulu sebelum melakukan sujud syukur.


Sebagian orang menyangka bahwa sujud syukur itu dianggap bebas kapan saja dan dalam keadaan apa saja boleh dilakukan, padahal para ulama telah menggariskan aturan dalam melaksanakan sujud syukur, sebagaimana tersebut di atas.


Jadi kurang benar, jika ada seseorang yang merasa mendapatkan sesuatu yang ia anggap luar biasa, lantas saat itu pula secara reflek ia melaksanakan sujud syukur, sedangkan ia dalam keadaan batal tidak berwudhu, pakaiannya tidak menutup aurat, bahkan ada najis yang sedang menempel pada dirinya.


Yang benar itu, jika ada seseorang yang mendapatkan rezeki besar, atau mendapati suatu keadaan yang luar biasa, maka hendaklah ia berwudhu, lantas memakai pakaian yang menutup aurat, dan mencari tempat yang layak untuk melaksanakan sujud menghadap Qiblat, maka saat itulah disunnahkan untuk melaksanakan sujud syukur.


Rasulullah SAW bersabda: “Apabila Rasulullah SAW mendapat sesuatu yang menggembirakan selalu merundukkan dirinya seraya bersujud sebagai tanda syukur kepada Allah SWT”. (HR Ibnu Majah dari Abu Bakrah)


Apabilah seseorang mendapat suatu hal yang menggembirakan, disunnahkan melakukan sujud syukur sebagai tanda terimakasih kepada Allah SWT. Adapun tata cara sujud syukur secara lengkap, bisa dipelajari dalam kitab-kitab fiqih.

 

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam