ALQURAN WAJIB BERIRAMA ARAB
Luthfi Bashori
Rasulullah SAW bersabda: “Alquran (wajib) dibaca dengan lisan dan irama orang Arab, hati-hatilah kalian terhadap lisan orang-orang yang merayu, dan lisan ahli dua kitab (Taurat dan Injil). Karena sesungguhnya kelak sesudahku akan datang suatu kaum, mereka membaca Alquran seperti orang yang mengalunkan lagu dan jeritan; padahal Alquran tidak sampai melewati tenggorokan mereka (tidak meresap kedalam hati mereka), hati mereka telah dirasuki oleh fitnah, dan demikian pula keadaan orang-orang yang mengagumi mereka.” (HR. Hudzaifah).
Ciri-ciri Alquran ialah dibaca dengan lisan dan irama orang Arab, membaca Alquran diharuskan memakai cara bangsa Arab saat membacanya, dan tidak boleh dengan cara lainnya, misalnya dengan tata cara langgam Inggris, langgam China, langgam Melayu, dan langgam Jawa Rahayu, serta dengan cara-cara lainnya, kecuali bagi kaum awam cadel yang benar-benar tidak mampu kecuali hanya mampu membaca Alquran dengan logat daerahnya.
Jaman sekarang, sudah banyak bermunculan tokoh-tokoh yang sengaja membaca Alquran dengan bacaan seperti nyanyian dan rintihan, atau dengan lagu yang menirukan langgam non Arabi, bukan karena tidak mampu, tapi karena sengaja tidak sudi menggunakan tata cara orang arab atau langgam Arab, bahkan karena akibat kebencian hatinya terhadap Arab dan segala hal yang berbau ke-Arab-araban, hingga bacaan Alquran mereka tidak sampai melewati tenggorokannya.
Hati para tokoh pembenci langgam Arab itu, telah terisi fitnah dan dipenuhi kedengkian, demikian juga orang-orang awam yang mendukung gerakan pembenci langgam Arab atau benci terhadap segala hal yang berbau Arab, maka hakikatnya hukumnya sama, maksudnya para pengikut dan pengidola tokoh-tokoh anti Arab itu kelak dibersamakan dengan mereka.
Rasulullah SAW bersabda: “Dari kelompok orang ini (orang-orang seperti Dzul Khuwaishirah dari Bani Tamim An-Najdi), akan muncul nanti orang-orang yang pandai membaca Al-Qur`an tetapi tidak sampai melewati kerongkongan mereka, bahkan mereka membunuh orang-orang Islam, dan membiarkan para penyembah berhala; mereka keluar dari Islam seperti panah yang meluncur dari busurnya. Seandainya aku masih mendapati mereka, akan kumusnahkan mereka seperti musnahnya kaum ‘Aad.” (HR. Muslim, 1762).