HATI YANG TAHAN COBAAN
Luthfi Bashori
Alangkah besarnya pahala yang diperoleh oleh orang yang bersabar dengan sepenuh hati Ketika ia tertimpa musibah, baik itu cobaan yang menimpa dirinya sendiri, atau yang menimpa harta dan keluarganya.
Maka kelak di hari Qiamat, Allah merasa malu (enggan) untuk menghitung dosa-dosanya.
Atau dengan kata lain, Allah SWT akan menutupi dan memaafkan semua dosa-dosanya, karena kesabaran yang ia lakukan. Menerima ketentuan Allah yang memberatkan diri seseorang itu, berarti Ikhlas terhadap ketentuan Allah dalam segala hal.
Ini bukan berarti ia tidak boleh berikhtiar untuk mendapatkan suatu keadaan yang lebih baik, seperti orang yang diberi musibah sakit itu tetap diperintahkan untuk berobat. Namun orang yang sakit itu harus menyadari bahwa jika ia ikhlas menerima sakitnya itu sebagai ketentuan taqdir dari Allah, hingga dirinya merasa semakin dekat dengan Allah, maka yang seperti inilah sifat orang yang disebutkan dalam hadits berikut:
Allah SWT telah berfirman dalam hadits Qudsi: “Apabila Aku menimpakan kepada seseorang di antara hamba-hamba-Ku suatu musibah yang mengenai tubuhnya, atau anaknya atau harta bendanya, lalu ia menerimanya dengan sabar yang baik (penuh kesabaran), maka Aku malu terhadapnya bila kelak di hari Qiamat (Aku) menegakkan timbangan amal perbuatan terhadapnya atau membeberkan catatan amal perbuatannya.” (HR Muslim).
Ampunan Allah di hari Qiamat sangatlah diharapkan oleh setiap orang, karena hanya dengan rahmat Allah-lah seseorang itu dapat masuk surga, dan dengan adanya ampunan Allah itu pertanda seseorang akan dimasukkan ke dalam surga yang telah dijanjikan bagi orang yang beriman dan bertaqwa.