SIFAT MUSUH ALLAH
Luthfi Bashori
Musuh Allah itu tidak hanya terbatas pada orang kafir yang mengingkari ketuhanan Allah dan kemahaesaannya saja, namun ada pula musuh Allah dari kalangan umat Islam, namun tidak taat terhadap perintah Allah, sekalipun dirinya mengaku beriman kepada-Nya.
Termasuk musuah Allah adalah orang-orang yang sifatnya telah disebut sendiri oleh Allah SWT dalam hadis Qudsi:
“Ada tiga macam orang yang menjadi musuh-Ku kelak di hari Qiamat, yaitu: seseorang yang telah berjanji akan memberi-Ku lalu ia khianat (terhadap janjinya), seseorang lelaki yang telah menjual orang merdeka lalu ia memakan hasil jualannya; dan seseorang lelaki yang memperkerjakan seorang pekerja, setelah menyelesaikan pekerjaannya ia tidak memberinya upah”. (HR. Imam Bukhari melalui Abu Hurairah RA).
Maksudnya, kelak di hari Qiamat, Allah akan menuntut balas terhadap seorang lelaki yang berjanji akan memberi kepada pihak lain seraya bersumpah dengan menyebut nama Allah, namun orang itu mengkhianati janjinya.
Termasuk musuh Allah adalah jika ada orang yang menjual orang lain yang merdeka, kemudian ia mengambil uang hasil penjualannya itu. Barangkali orang yang semacam ini, sudah tidak mungkin terjadi lagi, karena sistem perbudakan itu sudah punah di jaman sekarang, namun diganti trafficking (perdagangan manusia) yang tidak lagi untuk tujuan perbudakan, tetapi ada contoh penculikan anak yang tujuannya dijadikan anak angkat bagi pihak tertentu, atau dijadikan pekerja paksa seperti anak jalanan yang diwajibkan setor dari hasil mengemisnya kepada bos-bos mereka, bahkan ada juga yang dijual berupa organ tubuh manusia setelah dimatikan untuk tujuan tertentu.
Musuh Allah berikutnya adalah orang yang menyewa buruh upahan, namun setelah buruh upahan itu menyelesaikan pekerjaannya, orang itu tidak mau membayarnya. Semisal menyewa buruh pertanian, buruh perkebunan, atau buruh pabrik dan proyek bangunan, namun bos-bos yang telah mempekerjakan para buruh itu ingkar membayar honor yang seharusnya diterima oleh para buruh tersebut.