SIFAT QANA’AH (MERASA CUKUP)
Luthfi Bashori
Belajar menjadi orang yang berhati qana’ah itu sangatlah mulia, yaitu selalu merasa berkecukupan sekalipun andaikata diberi oleh Allah dengan sedikit rezeki, setelah ia mengupayakan dengan semangat kerja sedemikian rupa. Hakikat orang yang berhati qana’ah seperti itulah orang yang kaya sejati.
Sedangkan, orang yang diberi oleh Allah rezeki melimpah ruah yang dalam pandangan masyarakat umum disebut kaya, namun jika ia selalu tamak, hingga selalu meminta dan merebut harta yang ada di tangan orang lain, bahkan berusaha merampas dengan penuh kesombongan dan kedhalimannya, maka sesungguhnya yang semacam itulah sejatinya orang yang fakir dan miskin hati.
Rasulullah SAW bersabda : “Berkecukupan (qana’ah/ghina) adalah sikap tidak mengharapkan apa yang ada di tangan orang lain. Janganlah engkau bersikap tamak, karena sesungguhnya sifat tamak itu merupakan kemiskinan di masa sekarang.” (HR. Imam Al Askari melalui Sayyidina Ibnu Abbas RA)
Orang kaya sesungguhnya ialah orang yang tidak mengharapkan apa yang ada pada tangan orang lain, dan orang miskin yang sesungguhnya itu adalah orang yang tamak.
Rasulullah SAW bersabda : “Orang yang benar-benar berkecukupan adalah orang yang kaya hatinya.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim).
Kaya yang sesungguhnya adalah kaya jiwa, bukan kaya dengan harta benda tetapi miskin jiwanya.
Seorang muslim yang shaleh dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya, tentu akan selalu berhati-hati dalam menjaga hati, jangan sampai hatinya diisi oleh sifat tamak dan bengis, hingga tidak segan-segan merampas harta milik orang lain, baik secara kasar dan kasat mata, maupun dengan berbagai modus tersembunyi yang tidak dibenarkan dalam ajaran agama.