URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 65 users
Total Pengunjung: 6224167 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
DOSA YANG TIDAK MUDAH DIMAAFKAN 
Penulis: Pejuang Islam [ 5/9/2016 ]
 
DOSA YANG TIDAK MUDAH DIMAAFKAN

 Luthfi Bashori

 Suatu saat, Syeikh Yusuf Alkufi berangkat haji. Tatkala berkesempatan untuk melaksanakan thawaf, beliau berlama-lama untuk mendekat dan berdoa di multazam.

Silih berganti orang yang datang dan berdoa dengan bahasa dan hajatnya masing-masing, sedang beliau terus memperhatikan mereka dengan perasaan bahagia, karena merasa betapa menyatunya umat Islam saat bermunajat kepada Allah di depan Ka`bah Almusyarrafah.

Hingga suatu saat, mata beliau tertumpuh kepada seorang lelaki yang berpenampilan garang sedang menangis dan mengulang-ulang doanya dengan suara yang cukup keras :

Allahumma yaa Allah, ampunilah dosa-dosaku, itupun kalau Engkau berkenan, tetapi menurutku, rasanya yaa Allah, Engkau tidak akan berkenan untuk mengampuni dosa-dosaku...!

Mendengar doa aneh lelaki itu, maka Syeikh Yusuf Alkufi mendekatinya seraya menegornya dengan lemah lembut:

Wahai saudaku, mengapa engkau begitu pesimis terhadap ampunan Allah Yang Maha Pengampun? Wahai saudaraku, hendaklah engkau yakin jika Allah benar-benar akan mengampunimu.

 Kalau boleh tahu, gerangan apa yang sudah engkau perbuat ?

Melihat penampilan Syeikh Yusuf Alkufi yang sejuk dan berwibawa, maka tanpa segan-segan lelaki itu curhat kepada beliau :

Sebenarnya saya ini adalah seorang perampok sekaligus pembunuh berdarah dingin. Saya telah menghabisi nyawa sebanyak tiga ratus orang untuk saya ambil hartanya. Hingga suatu ketika saya masuk ke dalam rumah seorang ibu janda dengan dua orang anak perempuannya yang menginjak remaja.

Mereka begitu ketakutan melihat kedatanganku, lantas aku hunuskan pedang dan aku ancam : Ayoo, serahkan semua harta kalian atau nyawa kalian melayang ?

Karena ketakutan sang Ibu itu melepas seluruh perhiasannya, tapi oleh anak perempuan terbesarnya sedikit dicegah. Maka aku jadi emosi dan aku tusuk perut sang anak itu di depan mata ibunya.

Ayoo, daripada nyawa kalian satu persatu aku habisi, mending serahkan semua simpanan perhiasan kalian !

Si ibu memeluk anaknya sambil menangis memohon-mohon maaf karena tidak punya harta simpanan apapun selein perhiasan tadi.

Tapi aku tidak begitu saja percaya, maka aku seret si anak dari pelukan ibunya, dan aku ancam sekali lagi agar si ibu mau menyerahkan barang yang paling berharga miliknya.

 Dengan wajah pucat pasi, ibu itupun menunjuk sebuah genthong yang ada di ujung rumahnya, seraya berkata : Satu-satunya barang yang paling berharga peninggalan suamiku adalah isi genthong itu, namun mohon lepaskanlah kami berdua dan ambillah apa saja yang ingin kamu ambil...!

Maka, aku pun melepaskan si anak dan menghampiri genthong yang dimaksudkan. Begitu aku buka, ternyata ada barang yang dibungkus kotak kayu tipis, dan tanpa pikir panjang aku membukanya.

 Ternyata isinya adakah sebuah kain hitam tebal berkaligrafi dengan tulisan berwarna emas.

Tatkala usai membacanya, maka pedangku tiba-tiba saja terjatuh dan badanku lemas tak berdaya, mataku bercucuran air, rasa takut pun sangat dalam menyelinap dalam kalbuku, karena membaca isi kaligrafi yang bersyair itu:

Apabila para penguasa negara sudah banyak yang dhalim * dan penguasa jalanan semakin durjana * sungguh celaka, sangat celaka, dan amat celaka * maka yang dapat membalas kejahatan mereka hanyalah penguasa langit dan bumi.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam