YANG BAIK DAN YANG LEBIH BAIK
Luthfi Bashori
Rasulullah SAW bersabda: “Adil itu baik, lebih baik lagi bila dilakukan oleh para umara (penguasa). Dermawan itu baik, lebih baik lagi bila yang melakukannya adalah orang-orang yang berkecukupan. Sifat wara’ (menjauhi maksiat dan hal yang makruh) adalah baik, lebih baik lagi bila dilakukan oleh para ulama. Sabar itu baik, lebih baik lagi bila dilakukan oleh orang-orang fakir. Taubat itu baik, lebih baik lagi bila dilakukan oleh para pemuda. Malu itu baik, lebih baik lagi bila dilakukan oleh kaum wanita”. (HR. Imam Ad Dailami dari Sayyidina Umar bin Khatthab r.a).
Adil dalam segala aspek adalah suatu kebaikan. Namun yang paling dituntut berbuat adil adalah para pemimpin, jika mampu melakukannya, itulah gambaran pemimpin yang dijaminan kebahagiaannya di akhirat.
Dermawan termasuk sifat terpuji. Namun kedermawanan orang kaya terhadap kalangan fuqara dan masakin serta orang-orang yang membutuhkan perhatian, adalah sikap yang dapat mengantarkan orang kaya untuk mendapatkan kehidupan akhirat penuh kebahagiaan.
Sifat wara’ mengedepankan kepentingan akhirat daripada duniawi adalah tuntutan bagi setiap muslim. Namun kewara’an para ulama-lah yang dapat menyinari kehidupan dunia, hingga dapat pula mengantarkan para ulama meraih kenikmatan akhiratnya.
Sifat sabar itu dituntut bagi setiap pribadi muslim. Namun kesabaran kalangan fakir miskin, dapat mengantarkan kepada kebahagiaan abadi di akhirat nanti.
Bertaubat adalah kewajiban bagi setiap muslim, bahkan Rasulullah SAW juga setiap hari selalu membaca istighfar hingga 100 kali. Namun pertaubatan anak-anak muda adalah anjuran yang sangat kuat, dan dapat mengantarkan mereka untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT.
Malu itu adalah sifat terpuji bagi semua orang, namun yang paling dituntut memiliki rasa malu yang besar adalah kaum wanita muslimah.