MENGAJARI ORANG LAIN AGAR BERILMU
Luthfi Bashori
Menjadi pengajar ilmu di tengah masyarakat itu sangatlah mulia di sisi Allah, terutama pengajar ilmu syariat Islam. Upaya mengentas kebodohan itu jauh lebih mulia dibanding mengentas kemiskinan, sekalipun mengentas kemiskinan itu juga mulia di sisi Allah.
Jika seseorang telah dientas dari kemiskinan, maka ia akan merasa bahagia hidup di dunia, namun belum tentu akhiratnya juga akan bahagia, sebaliknya jika seseorang itu telah dientas dari kebodohan dalam bidang agama, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan yang abadi di akhirat kelak jika ia mengamalkan ilmunya, walaupun terkadang kehidupan dunianya masih belum mendapatkan kebahagiaan.
Namun berapa banyak orang yang bodoh nan miskin, tatkala ia mampu keluar dari zona kebodohannya itu, maka kehidupan dunianya ikut terangkat, hingga ia selalu merasa berkecukupan dalam rezekinya berkat ilmu yang dimiliki dan diamalkan.
Rasulullah SAW bersabda: “Aku heran terhadap orang yang membeli budak-budak belian dengan hartanya, kemudian dia memerdekakannya. Kenapa dia tidak membeli orang-orang yang merdeka dengan amal kebajikannya padahal hal tersebut lebih besar pahalanya? (Riwayat Imam Abul Ghana’im melalui Sayyidina Ibnu Umar r.a).
Maksudnya, orang yang memerdekakan budak belia itu memang besar pahalanya, namun akan lebih besar lagi pahalanya apabila ia memerdekakan manusia dari kebodohan dan kejahilan.