URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 6 users
Total Hari Ini: 197 users
Total Pengunjung: 6224309 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
HUKUM MENGINGKARI NASAB 
Penulis: [ 22/5/2024 ]
 
HUKUM MENGINGKARI NASAB

Luthfi Bashori

Dalam sebuah hadits disebutkan:

وَمَنِ انتَفَى مِنْ نَسَبٍ وَاِنْ دَقَّ كَفَرَ بِاللَّهِ.

"Barangsiapa mengingkari nasab, walaupun nasab itu masih samar, maka kafirlah ia kepada Allah.” (HR. Athabarani).

Maraknya pengingkaran terhadap nasab yang akhir-akhir ini terjadi, membuat umat Islam merasa miris dan sangat prihatin yang mendalam.

Contoh konkrit, ada beberapa oknum jumlahnya pun tidak sedikit dari kalangan Dzurriyah Walisongo, yang sengaja mengingkari keaslian nasab Sadah Ba`alawi, sekalipun sudah ditunjukkan bukti-bukti kitab secara ilmiah.

Sebaliknya ada juga oknum dari kalangan Sadah Ba`alawi yang jumlahlah tidak sedikit, sengaja mengingkari keabsahan silsilah nasab Dzurriyah Walisongo tentunya yang berasa dari jalur laki-laki, sekalipun sudah dibuktikan dengan buku-buku manuskrip yang disimpan oleh beberapa keluarga Dzurriyah Walisongo, tentunya manuskrip-manuskrip itu sesuai dengan versi dan keyakinan keluarga masing-masing.

Peristiwa penafian dan pengingkaran seperti inilah yang seringkali dapat memicu keributan di tengah masyarakat, hingga terjadi pro kontra antar kedua belah pihak maupun antar pendukung dan pecinta masing golongan yang tak dapat terhindarkan.

Padahal setiap kelompok itu berhak untuk menentukan marganya masing-masing sesuai dengan kepemilikan data silsilah nasabnya masing-masing, tanpa harus bersinggungan dengan pihak lain, dan tanpa harus ada pengakuan dari pihak manapun, selain keberadaan data dan kemasyhuran info dari keluarga masing-masing.

Seharus setiap kelompok itu dapat menghormati apa yang menjadi pedoman dan keyakinan marga lainnya, terutama jika sudah ada pengakuan dari orang-orang shaleh nan jujur dari trah kelompok masing-masing, demi terjalinnya Ukhuwaah Islamiyah yang kepentingannya jauh lebih besar demi kebersamaan sesama umat Islam.

Hukum mengingkari nasab itu dilarang dalam Syariat, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW di atas, bahkan sanksinya sangat berat, yaitu dianggap atau dinilai kafir kepada Allah oleh Rasulullah SAW sendiri:

Adapun jika penilaian itu ditinjau dari perilaku yang dawir-dawir (ugal-ugalan dan tidak beradab), maka sesuai realita yang terjadi di tengah masyarakat, baik itu dari klan Ba`alawi maupun dari klan Dzurriyah Walisongo, pasti ada oknum dawir-dawir yang sangat meresahkan masyarakat, hingga merusak marwah, citra dan kehormatan keluarganya masing-masing.

Contohnya ada oknum-oknum nakal dari kedua belah pihak yang pro terhadap politik kotor, atau ikut aliran sesat, atau suka memeras masyarakat dengan berbagai trik, atau menampakkan diri sebagai seorang wali (wali-walian) demi mendapat penghormatan berlebih dari umat, padahal aqidah dan akhlaqnya sangat bertentangan dengan ajaran Syariat Islam, dan bentuk pelanggaran lain.

Dimanapun ada segolongan kelompok dari marga-marga di dunia ini, di samping adanya orang-orang baik yang dapat mengharumkan nama marganya masing-masing, tentu ada pula oknum-oknum yang dapat menjatuhkan kehormatan marga tersebut, karena sifat baik dan marwah kehormatan seseorang itu tidak didapatkan dari silsilah nasab, tetapi dapat diraih dari pendidikan dan keteladanan yang baik.

Tentunya orang-orang alim, orang-orang shalih dan para pejuang Islam, harus berani memerangi oknum-oknum yang menjadi perusak marwah, aqidah dan syariat dari kelompok manapun asalnya.

Semoga umat Islam Indonesia pada khususnya, mendapat ampunan dari Allah dan dapat bersatu kembali, dengan saling memupuk kasih sayang, tanpa ada permusuhan.

Wallahu a`lam.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam