|
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori |
|
 |
Ribath Almurtadla
Al-islami |
|
|
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ) |
|
|
|
|
|
Book Collection
(Klik: Karya Tulis Pejuang) |
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki |
|
• |
Musuh Besar Umat Islam |
• |
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat |
• |
Dialog Tokoh-tokoh Islam |
• |
Carut Marut Wajah Kota Santri |
• |
Tanggapan Ilmiah Liberalisme |
• |
Islam vs Syiah |
• |
Paham-paham Yang Harus Diluruskan |
• |
Doa Bersama, Bahayakah? |
|
|
|
WEB STATISTIK |
|
Hari ini: Senin, 22 September 2025 |
Pukul: |
Online Sekarang: 9 users |
Total Hari Ini: 65 users |
Total Pengunjung: 6224167 users |
|
|
|
|
|
|
|
Untitled Document
PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI |
|
|
BELAJAR IKHLAS |
Penulis: Pejuang Isllam [ 5/5/2024 ] |
|
|
BELAJAR IKHLAS
Luthfi Bashori
Dalam kitab Al-Adzkar, karya Imam Nawawi dijelaskan ada tiga karakteristik terkait amalan seorang hamba yang menunjukkan keikhlasannya karena Allah.
وعن ذي النون رحمه الله قال: ثلاث من علامات الإخلاص، استواء المدح والذمّ من العامة، ونسيان رؤية الأعمال في الأعمال، واقتضاءُ ثواب العمل في الآخرة .(كتاب الاذكار النووية- 15).
Dari Sayyidina Dzin Nuun, rahimahullah berkata:
Ada tiga sifat yang menjadi tanda ikhlas itu.
* Merasakan hal yang sama, ketika ia memperoleh pujian atau memperoleh celaan dari masyarakat.
Jika ia melakukan suatu perbuatan, lantas dipuji setinggi langit oleh kalangan yang pro terhadap dirinya, atau justru dibully oleh kalangan yang kontra, maka dirinya tidak terpengaruh sedikitpun selagi yang dilakukan itu berdasarkan syariat Islam secara baik dan benar.
* Berusaha melupakan perbuatan baiknya sebagai sebuah amal ibadah.
Perbuatan baik yang ia lakukan itu tidak pernah dianggap sebagai suatu bentuk ibadah yang pasti berpahala, hingga ia merasa dapat menghitung berapa jumlah pahala yang telah ia kumpulkan, tetapi ia melaksanakan kebaikannya itu semata-mata hanya karena melaksanakan perintah Allah atau menjauhi larangan-Nya, karena dasar ketaatan semata.
* Semata-mata mengharapkan balasan suatu perbuatan hanya di akhirat.
Ia tidak pernah berhitung terhadap amal baiknya itu, kira-kira dapat imbalan apa yang didapatkan semacam berapa honor, fasilitas, jabatan, dan hal-hal yang terkait kenikmatan duniawi, melainkan segala yang ia kerjakan itu semata-mata hanya mengharapkan balasan akhirat, adapun jika Allah mengirim kenikmatan duniawi sebagai efek dari perbuatan baiknya itu, tiada lain hanya dinilai sebagai bonus yang tidak pernah diperhitungkan sebelumnya.
Wallahu a`lam.
|
|
|
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|