PARA PENYAMPAI HADITS NABI
Luthfi Bashori
Rasulullah SAW bersabda: “Semoga Allah mememancarkan wajah seseorang yang mendengar sesuatu dari kami lalu ia menyampaikannya kepada orang lain (persis) seperti apa yang ia dengarkan, karena banyak orang yang menerima penyampaian lebih mengerti daripada orang yang mendengarkannya.” (HR. Imam Ahmad melalui Imam Ibnu Mas’ud).
Semoga Allah membuat wajah seseorang bercahaya kelak di hari kemudian, yaitu orang yang menyampaikan apa yang pernah ia dengar dari Nabi SAW seperti apa adanya.
Dalam hadits ini disebut ada pihak yang mendengar hadits langsung dari Nabi SAW. Ada pula pihak lain, yaitu orang yang hanya menerima penyampaian hadits tersebut dan tidak mendengarkan langsung dari Nabi SAW.
Orang yang mendengarkan hadits langsung dari Nabi SAW dinamakan Sami’, sedangkan orang yang mendapat hadits dari pihak lain, bukan langsung dari Nabi SAW dinamakan Muballagh.
Ajaran Nabi SAW yang demikian ini, karena ajaran-ajaran Islam itu pada umumnya bersifat demi kepentingan pribadi bagi setiap individu muslim, agar dapat abadi dan dapat mengikuti serta mengalir pada segala zaman, bahkan semakin lama akan makin tampak keagungan dan kebenaran syariat Islam.
Itu pun sudah terbukti, sudah berapa banyak para ulama ahli hadits yang menyampaikan sabda-sabda Nabi SAW kepada umat Islam, padahal para ulama tersebut tidak pernah berjumpa langsung dengan Nabi SAW.
Adapun metode penyampaian hadits-hadits Nabi itu kepada umat pun bervariasi, ada yang disampaikan lewat lisan dalam pengajian, ada pula yang disampaikan lewat tulisan semacam kitab, atau berupa quotes-quotes ringan yang berisi sabda Rasulullah SAW.