Seorang pemimpin muslim yang baik itu, jika ia selalu mendahulukan kepentingan dan kemashlahatan umat Islam secara makro dibanding mengurusi kepentingan pribadinya.

Jika ia mampu menjalankan kewajiban sebagai pemimpin umat Islam yang baik, hingga kepentingan kaum muslimin itu merasa terbantukan oleh keberadaannya, maka Allah akan memudahkan urusan yang terbaik bagi dirinya.

Entah itu urusan duniawi terlebih urusan ukhrawi, Allah pasti akan memudahkan baginya untuk mendapatkan kebahagiaan hidu terutama kebahagiaan di akhirat nanti.

Jika saja ada seorang pemimpin muslim yang telah mendedikasikan umurnya demi kepentingan umat Islam tersebut, ternyata dalam kesehariannya tampak kurang beruntung untuk meraih kehidupan duniawi, sesungguhnya tampilan luar semacam itu seringkali tidak sesuai dengan situasi batin sang pemimpin yang telah diberi oleh Allah berupa kebahagiaan dan kepuasan hati, sekalipun tidak ada seorang pun yang mengetahuinya.

Padahal kebahagiaan dan kepuasan hati seseorang itu sendiri, jauh lebih baik dibanding gemerlapnya kehidupan duniawi lainnya. Karena tak jarang orang yang memiliki harta berlebihan, namun batinnya tersiksa karena merasa dikejar-kejar oleh perasaan dosa atau tanggungan duniawi lainnya.

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa diserahi suatu urusan menyangkut kemaslahatan kaum muslimin, Allah tidak memperhatikan kebutuhannya sebelum dia memperhatikan kebutuhan mereka.” (HR. Imam Thabrani melalui Imam Ibnu Umar RA)

Allah tidak memberikan rahmat-Nya kepada orang yang memerintah perkara kaum muslimin, sebelum orang tersebut memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan mereka. Apabila ia menjalankan pemerintahannya dengan adil dan selalu mendahulukan kepentingan kaum muslimin, niscaya Allah akan mencurahkan rahmat-Nya kepadanya dengan memberinya kecukupan dalam semua keperluannya.