URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 8 users
Total Hari Ini: 60 users
Total Pengunjung: 6224161 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
BENCI KARENA ALLAH 
Penulis: Pejuang Islam [ 21/8/2010 ]
 
BENCI KARENA ALLAH

Luthfi Bashori

Nabi berabda : Cintailah seseorang itu karena Allah mencintainya, dan bencilah seseorang itu karena Allah membencinya.

Tentu saja yang dimaksud membenci orang yang dibenci Allah itu, bukan berarti harus memukul mereka setiap kali bertemu. Tapi, jika Allah membeci kekafiran, apa lantas kita mentolelir kekafiran itu ... Tidak toh ?

Jika Allah membenci manusia ciptaan-Nya yang berani-beraninya menyekutukan Allah, apa kita ikut mendukung perilaku penyekutuannya itu ... Tidak toh ?

Jika Allah membenci hambanya yang melanggar syariat-Nya, misalnya Allah melarang minuman keras, apa kita mendukung para peminumannya ... Tidak toh ?

Justru kita harus menjauhi mereka, orang-orang yang menyekutukan dan yang bermaksiat kepada Allah, kecuali kalau kita merasa mampu untuk mendakwahi mereka agar masuk Islam dan meninggalkan kemaksiatannya.

Nah, jika kita berada di lingkungan mayoritas non muslim, maka tunjukkan saja perilaku kita yang baik kepada mereka, seperti tidak pernah mengganggu rumah tangga non muslim, jika bertemu tersenyumlah kepada mereka dan bertegur sapa dalam hal-hal di luar konteks keagamaan.

Tentunya tanpa harus menghadiri unndangan perayaan ritual mereka, termasuk acara keluarga yang terselip di dalamnya doa-doa versi mereka, seperti dalam prosesi pernikahan mereka.

Jika sudah bukan dalam kegiatan prosesi pernikahan yang memang selalu bersumpah atas nama Tuhan, seperti contoh tatkala bertemu kedua mempelai usai pelaksanaan pernikahan tersebut, dan jika tidak menemui mereka dikhawatirkan membawa dampak pada keamanan dan keselamatan diri, maka bolehlah kita mengucapkah kalimat seperti : Semoga kalian berbahagia ... ! Bukan mengucapkan doa keselamatan, karena tidak ada satupun di mata Allah, orang kafir yang selamat.

Perlu diketahui, bahwa berserikat hadir dalam ritual penyekutuan Allah, baik itu yang diadakan di tempat ibadah non muslim, maupun yang diadakan di rumah tangga mereka, sama saja hukumnya dengan ikut menyekutukan Allah.

Termasuk jika ada pemakaman yang di situ mereka memanggil-manggil tuhannya selain Allah, maka haram hukumnya kita menghadirinya, maka solusinya jika kedapatan keadaan semacam itu, hendaklah kita segera menjauhinya.

Kecuali dalam keadaan darurat, yang kita tidak mampu menolaknya, maka selagi hati kita ingkar terhadap doa-doa panggilan kepada Tuhan mereka, mudah-mudahan kita diampuni oleh Allah.

Janganlah sekali-kali kita tambatkan hati kepada kaum kafir dengan menampakkan kecintaan kepada mereka, sekalipun kita sebagai warga minoritas misalnya, di kalangan warga non muslim.

Apalagi jika sampai menjalin persaudaraan dengan mereka. Karena, persaudaraan yang dilakukan dengan orang kafir, sekalipun tanpaknya membawa nama baik Islam di mata orang kafir, ternyata sangat dibenci oleh Allah. Jadi, solusinya, yaa yang wajar-wajar saja jika bertemu orang-orang kafir itu, sekalipun di kalangan komunitas mereka.

Janganlah terlalu takut dikata-katai oleh mereka atas keislaman kita, karena Nabi Muhammad SAW saja sudah sangat kenyang mendengar caci maki dari orang-orang kafir. Sekali lagi kita tidak butuh pujian dari orang-orang kafir, kecuali dalam konteks berdakwah mengajak mereka masuk Islam.

Jadi, kita sajalah yang berusaha dapat menjaga martabat diri sendiri dan agama Islam yang kita anut, baik di hadapan Allah, maupun di hadapan seluruh manusia, apapun agamanya dan siapapun orangnya.
   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
1.
Pengirim: Musafir  - Kota: Malang
Tanggal: 15/9/2010
 
Maaf, klo pertanyaan diluar konteks...Mengapa Said Agil Siradj jadi ketua PBNU, bukankah dia dalam lingkaran JIL..klo, iya berarti ada yang salah dengan Kyai2 NU (mohon penjelasan)...saking susahnya mencari yang benar, ditarik dari berbagai sisi..yag satu bilang benar yang lain gak kalah jor2an dalil...Klo gitu saya mau tanya sebelum kedua kaki saya selamanya dineraka...apa yg paling dasar yg harus sy lakukan yg dapat membuat saya selamat. terimakasih sebelumnya, Amin. 
[Pejuang Islam Menanggapi]
BISMILLAHIR RAHMANIR RAHIM
1. Banyak 'tangan' yang ikut cawe-cawe (nimbrung) atas terpilihnya Said Aqeil di Muktamar Makassar.
2. Belajar dan mendalami syariat Islam kepada guru Syariat yang mengikuti ajaran ulama salaf Aswaja.
3. Berusaha tidak terpengaruh dengan perubahan jaman untuk berpegang teguh ajaran ulama salaf, sekalipun perubahan-perubahan itu terjadi di kalangan intern umat Islam.

 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam