KRITIK TAJAM TERHADAP PENGARUH SEKULARISME
DI LINGKUNGAN PESANTREN
Buku ini semula berupa catatan harian dan sebagian menjadi materi bahasan pendamping dalam mata kuliah " institusi Islam dan Ideologi Global\" ex mata kuliah kepesantrenan yang di bina oleh Kiai H.A Basith Abdullah Sajjad sebelumnya. Maksud utama mata kuliah ini untuk melestarikan akidah salaf Ahl al-Sunnah wa al-Jamma`ah yang diyakini oleh Founding Father PP. Annuqoyah maupun generasi penerusnya saat ini.lagi pula mata kuliah ini sebagai muatan lokal yang diberikan kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Keislaman Annuqayah lantaran disinyalmen adanya \"Ideologi baru\" masuk ke Annuqayah yang dibawa generasi penerusnya yang saat ini masih \"tiarap\".
Buku ini pula ingin menyajikan potret pergeseran pemikiran kaum santri dalam gambar masa yang paling cemerlang dan asli pada periode RasulSAW sampai Khilafa Umar Ibn al-Khattab RA yang terus mengalami peragian(fermentasi) atau bahkan pembususkan seperti yang dilakukan oleh "santri bau" akhir-akhir ini. Oleh karena itu buku ini bertema keagamaan, politik, dakwah dan harakah.
Dalam buku ini ada cuplikan menyimpang dari pembahasan bagian lain yaitu tentang izin bunuh diri\". Penulis menganggap penting karena kebiasaan ini justru terjadi di pusat-pusat pendidikan Islam. Bila dipikirkan jernih perbuatan ini menjadi ironis dan tidak layak dilakukan apalagi di lembaga pendidikan seperti pondok pesantren, tetapi kemudian menjadi lumrah ketika dilakukan oleh sejumlah kiai dan dijadikan pengantar untuk menghormati para tamunya.
Dalam buku tema berjudul: \"Keagamaan Politik Dakwah dan Harakah\", yang berisi perbincangan seputar Ahl-Sunnah wa al-Jamma`ah sampai Aswaja, Ibn Taymiyah sampai kiai Ahmad Dahlan, Al-Asy`ari sampai kia Hasyim Asy`ari, al- Nawawi sampai kiai Nawawi, al-Muhasibi sampai Said Aqil, Harvey Cox sampai Cak Nur, tradisional sampai Posmo, Salaf sampai Neo-Salafi, Tasawuf sampai Liberal, Sunni sampai Syi`i, Kiai sampai Santri.
Buku ini berisi refleksi seputar \"perubahan\" yang menjadi \"pembusukan\" akibat fenomena Sekulerisme yang dirasakan juga menyentuh dinding-dinding pesanteren yang selama ini dikenal puritan. Serta menyorot berbagai aliran pemikiran destruktif, yang mengelisahkan penulis.
Dengan buku ini penulis berharap, bahwa penulis ingin menghilangkan benalu yang ada pada masyarakat terutama pesanteren, dikarnakan terpengaruhnya masyarakat dengan aliran-aliran baru tersebut.seperti aliran-aliran yang melenceng dari ajaran Islam, dan ia mencoba meluruskannya. dengan cara membuat buku yang berjudul \"Membongkar Akar Sekulerisme\".