URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 10 users
Total Hari Ini: 58 users
Total Pengunjung: 6224159 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
HUTANG SHALAT ITU WAJIB DIQADLA 
Penulis: Pejuang Islam [ 30/11/2023 ]
 
HUTANG SHALAT ITU WAJIB DIQADLA


Luthfi Bashori

Ada sebagian orang yang bertanya, apakah hutang shalat karena sakit itu boleh dibayar dengan fidyah (beras) ?

Syariat telah mengatur sedemikian rupa tata cara yang terkait dengan kewajiban setiap muslim terhadap ibadah yang difardlukan, seperti shalat, puasa, zakat dan haji.

Pada setiap ibadah fardlu itu ada aturan masing-masing yang mengikat, dan tata cara kewajiban ibadah yang satu itu berbeda dengan aturan ibadah yang lain dalam pengmalannya.

Contoh ibadah shalat itu jika seseorang itu berhutang tidak shalat, entah itu karena keteledoran, bahkan tatkala tidak shalat karena alasan sakit, maka syariat tidak memperbolehkan untuk dibayar dengan makanan pokok (beras) maupun sejumlah uang.

Namun hutang shalat itu wajib diqadla dengan cara melaksanakan shalat pengganti, sebanyak yang ia tinggalkan. Jika ia pernah tidak shalat selama satu tahun, maka wajib diqadla selama satu tahun pula.

Saat seseorang itu tidak shalat, entah itu karena teledor (malas) bahkan karena alasan sakit, maka ia telah melakukan perbuatan dosa, kecuali jika karena lupa (lupa keseharian, atau lupa karena pikun, gila dan koma). Selain karena lupa, maka tidak ada satupun udzur yang diperbolehkan oleh syariat untuk meninggalkan shalat.

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa lupa suatu shalat, hendaknya ia mengerjakannya bilamana ia ingat, tidak ada kafarat (pengganti) baginya kecuali melakukan hal tersebut. (lantas beliau SAW membaca ayat yang artinya) “Dan dirikanlah salat untuk mengingat-Ku.” (HR. Imam Anas RA).

Satu-satunya udzur meninggalkan shalat yang diakui oleh syariat itu adalah lupa. Barang siapa lupa terhadap kewajiban shalatnya, lalu ia ingat belum shalat, maka hendaklah ia mengerjakannya (mengqadla) dengan segera. Jika masih dalam waktunya, maka wajib shalat ada’aan (dihitung tepat waktu), dan jika di luar waktunya, maka wajib shalat qadha’an; dan ia tidak dikenakan kafarat karenanya.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam