BUKA TUTUP KEHIDUPAN
Luthfi Bashori
Kebaikan amal ibadah setiap orang itu sangat berpengaruh terhadap nasibnya kelak di akhirat, siapa saja di antara umat Islam yang selalu mempertimbangkan dalam menjalani kehidupannya itu akan diisi dengan amalan-amalan yang baik, maka ada jaminan dari Allah untuk mendapatkan ampunan dosa.
Rasulullah SAW bersabda: ”Barang siapa membuka pagi harinya dengan amal kebaikan, dan mengakhirinya dengan amal kebaikan pula, niscaya Allah berfirman kepada para malaikat-Nya “Janganlah kalian catat dosa-dosa yang dikerjakannya di antara kedua amal kebaikannya itu”. (HR. Imam Thabrani).
Tentunya dosa yang akan diampuni oleh Allah itu adalah pelanggaran yang terkait dengan kemaksiatan kepada Allah, bukan dosa yang terkait dengan sesama manusia. Karena tanggungan terhadap orang lain itu harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum meninggal dunia, dengan membayar, melunasi atau meminta keikhlasannya terkait hak adami, jika ingin dirinya itu bersih dari dosa atau tanggungan terhadap orang lain.
Orang yang selalu berbuat baik pada permulaan siang hari dan akhir siang hari akan memperoleh ampunan dari Allah SWT, dan Allah merintahkan kepada malaikat pencatat amalnya, “Janganlah kamu mencatatkan dosa-dosa yang ia lakukan di antara kedua amal baiknya itu”, yakni dosa-dosa yang menyangkut hak-hak Allah dan sekaligus bukan dosa-dosa yang besar.
Dosa besar itu adalah dosa yang sanksi hukumnya sudah ditentukan oleh syariat, seperti dosa mencuri harus dipotong tangan, mabuk harus dicambuk, dan sebagainya.
Jika seseorang ingin bertaubat dari dosa besar yang pernah dilakukan, jika ia hidup di negara yang memberlakukan syariat Islam secara legal formal, maka bolehlah pelaku dosa besar itu mengajukan diri dengan meminta kepada pengadilan negara agar dirinya dihukum sesuai dengan aturan fikih yang berlaku.
Sedangkan bagi umat Islam yang hidup di negara sekuler, negara yang tidak memberlakukan aturan syariat Islam secara legar formal, maka di samping ia dapat menjalankan amal kebaikan dalam kehidupannya, sebagaimana dalam hadits di atas, maka perlu juga ia memohon ampunan secara spesifik dan sungguh-sungguh kepada Allah terhadap dosa besar yang telah ia lakukan, dan berjanji tidak akan mengulangi lagi.