URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 5 users
Total Hari Ini: 191 users
Total Pengunjung: 6224303 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
PENDUSO (KERANDA) MAYIT 
Penulis: Pejuang Islam [ 6/7/2023 ]
 
PENDUSO (KERANDA) MAYIT

Luthfi Bashori


Dalam tradisi Jawa, keranda untuk menggotong mayit dari rumah duka menuju makam pekuburan itu dinamakan penduso. Sedangkan penduso itu berasal dari kata dasar duso yang berarti dosa. Awwal kata pen itu dimaknai banyak melakukan atau ahli melakukan. Jadi kata penduso itu artinya orang yang banyak melakukan dosa (maksiat).

Filosofi penduso itu sendiri adalah pengakuan hamba di hadapan Tuhannya, bahwa dirinya itu
banyak melakukan kesalahan-kesalahan selama dalam menjalani kehidupan di dunia, hingga memohon kepada Allah agar berkenan mengampuni dosa-dosanya.

Dalam ajaran Islam, mengaku di hadapan Allah bahwa dirinya itu banyak berbuat dosa sangatlah diperintahkan, karena dengan pengakuan seperti itu diharapkan agar ke depan sang pelaku dosa tersebut tidak terus-menerus melakukan kesalahan yang sama, karena akan timbul rasa takut disiksa oleh Allah.

Ajaran pengakuan dosa di hadapan Allah ini, tentu sangat berbeda dengan pamer kemaksiatan di hadapan publik. Pamer kemaksiatan itu sangat dicela dan dilarang oleh syariat.

Di samping anjuran pengakuan dosa ini, Rasulullah SAW juga memberikan tips bagi umat Islam yang ingin membersihkan diri dari perbuatan dosa, baik yang sengaja maupun yang tidak sengaja, sebagai berikut:

“Barang siapa yang meminta ampun kepada Allah sebanyak tujuh puluh kali pada setiap harinya, niscaya ia tidak dicatat sebagai orang-orang yang dusta. Dan barang siapa meminta ampun kepada Allah setiap malamnya sebanyak tujuh puluh kali, niscaya ia tidak dicatat sebagai sebagai orang-orang yang lalai (kepada Allah).” (HR. Ibnus Sinni melalui Sayyidah Aisyah RA)
Ini adalah anjuran untuk banyak ber-istighfar memohon ampunan kepada Allah SWT, sedangkan Rasulullah SAW sendiri setiap harinya selalu ber-istighfar lebih dari tujuh puluh kali, tentunya orang-orang biasa yang setiap harinya dipenuhi dengan perbuatan dosa, sudah seharusnya lebih banyak membaca istighfar.

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam