BERANI HINA ALLAH, PASTI MENANGIS
Luthfi Bashori
Orang kafir menghina Allah, terdengarnya sudah biasa perbuatan seperti itu mereka lakukan, entah itu menghina secara terang-terangan semisal dengan kata-kata keji dan biadab, atau secara simnbolis seperti berbuat ulah yang berkonotasi penghinaan terhadap Allah, contoh terkini kelakuan orang kafir Swedia yang sengaja membakar Al-Quran.
Namun yang ironis, jika penghinaan tersebut datangnya justru dari orang-orang yang beridentitas Islam dan yang semacam itu kini kerap bermunculan itu di dunia medsos, mereka berani menghina Allah adakalanya lewat percandaan semacam dalam dunia komika, atau menghina Allah demi konten untuk sekedar mencari tambahan follower, karena konten yang kontroversial itu bakan laris ditonton orang banyak, baik yang pro maupun yang kontra.
Sebenarnya ada lagi bentuk penghinaan kepada Allah, yang tidak banyak diketahui dan disadari oleh umat Islam, bahkan sering terjadi di lingkungan terkecil di sekitar kita.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa berbuat dosa sambil tertawa, niscaya ia akan masuk neraka seraya menangis.” (HR. Imam Abu Naim).
Berbuat dosa sambil tertawa-tawa sama saja dengan menghina Allah SWT, pelakunya akan dihukum dengan siksaan yang pedih di dalam neraka, dan Allah akan membuatnya menyesali perbuatannya itu.
Termasuk menghina Allah, adalah dengan sengaja dan pamer perbuatan maksiat di depan publik, padahal semula masyarakat tidak tahu atas perbuatan maksiat tersebut karena Allah masih menurunkan rahmah (kasih sayang) terhadap si pelaku. Namun si pelaku justru secara bangga menyebutkan perbuatan maksiat yang ia lakukan di depan khalayak, termasuk acara dengan konten-konten curhat kemaksiatan, perselingkuhan, daftar ingin masuk neraka, dan sebagainya yang cukup marak di dunia maya.