CARA SILATURRAHIM DENGAN ALMARHUM
Luthfi Bashori
Orang hidup itu ternyata masih bisa bersilaturrahim dengan mayit yang telah menempati makam pekuburannya, terutama bersilaturrahim kepada orangtuanya yang sudah wafat terlebih dahulu.
Tentu perkara semacam ini, tentu hanya diyakini oleh orang-orang yang mempelajari ajaran syariat Islam secara mendalam, atau minimal mau belajar kepada para ulama yang ilmunya matang, karena ada sebagian orang awwam yang menginkari perkara-perkara yang berkaitan dengan hubungan antara orang yang masih hidup dengan orang yang sudah wafat, akibat salah memilih guru agama.
Secara eksplisit Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang ingin bersilaturahmi dengan ayahnya yang telah wafat, hendaknya ia bersilaturahmi kepada teman-teman ayahnya.” (HR. Abu Ya’la melalui Ibnu Umar RA).
Hadits ini di samping mengajarkan salah satu cara berbakti kepada orang tua yang telah wafat, yaitu dengan cara menghubungkan tali silaturahmi tehadap saudara-saudara dan teman-teman orang tuanya itu, namun ada makna yang tersirat dan jauh lebih dalam lagi.
Yaitu adanya rasa kegembiraan bagi orang tua yang telah wafat, jika anak-anaknya senang menjalin hubungan silaturrahim kepada orang-orang yang pernah menjadi kawan akrab dari orang tuanya yang telah berada di makam pekuburan.
Jika amalan silaturrahim yang dilakukan anak-anaknya almarhum itu dapat menggembirakan hati mayit, lantas bagaimana jika sang anak-anak itu rajin pula mendoakan mayit, atau bahkan membaca ayat-ayat Alquran dan dzikir-dzikir kepada Allah yang pahalanya diperuntukkan khusus untuk orang tuanya yang telah wafat ?
Tentu amaliyah semacam ini, akan sangat bermanfaat bagi para mayit yang berada di alam kubur, dan ajaran ini pula yang diyakini kebenarannya oleh para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah di seluru dunia Islam.