DULUKAN YANG LEBIH PENTING DARI YANG PENTING
Luthfi Bashori
Setiap orang itu pasti mengalami dua fase kehidupan, yang pertama hidup di dunia dan yang ke dua bakal hidup di akhirat. Menjaga ketsabilan hidup di dunia itu adalah suatu hal yang penting.
Misalnya bagaimana cara setiap orang itu berusaha agar selalu hidup berkecukupan, hingga ia harus giat bekerja dalam mengais rezeki. Atau berusaha menjaga kesehatan tubuh agar dapat beraktifitas secara baik, maka ia melakukan banyak hal yang sekira dapat menunjang kebugaran tubuhnya.
Semua usaha yang dilakukan untuk mencari situasi dan kondisi yang sekira dapat mendorong serta menyebabkan seseorang itu ingin menjalani kehidupan dunianya secara nyaman dan menyenangkan itu adalah wajar dan sangat manusiawi.
Namun, bagi umat Islam yang meyakini kebenaran ajaran agama yang dianutnya, ada yang jauh lebih penting daripada itu semaunya, yaitu bepikir bagaimana cara menciptakan suatu kondisi yang sekira ia kelak ia dapat merasa situasi aman dan nyaman saat menjalani fase kehidupan akhiratnya.
Di antara upaya mermpersiapkan diri untuk meraih kebahagiaan hidup di akhirat, adalah rajin beribadah kepada Allah, baik itu berupa ibadah wajib maupun yang sunnah, serta berusaha memperbaiki hubungan dengan sesama muslim lainnya, namun harus sesuai dengan batasan yang telah diatur dalam ketentuan syariat.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mencintai dunianya, niscaya akhiratnya diterlantarkan, dan barang siapa mencintai akhiratnya niscaya dunianya diterlantarkan; oleh karena itu dahulukanlah yang abadi daripada hal yang fana.” (HR. Imam Hakim melalui Imam Abu Musa RA).
Secara ringkas, hadits ini menganjurkan agar setiap muslim itu lebih berzuhud terhadap perkara duniawi, dan hendaklah dalam segala kegiatannya itu lebih memprioritaskan urusan pengumpulan pahala dibanding urusan pengumpulan duniawi, yang sekira dapat menyebabkan kenyamanan hidup di akhirat kelak yang jauh lebih abadi.