URL: www.pejuangislam.com
Email: editor@pejuangislam.com
 
Halaman Depan >>
 
 
Pengasuh Ribath Almurtadla Al-islami
Ustadz H. Luthfi Bashori
 Lihat Biografi
 Profil Pejuang Kaya Ide
 Imam Abad 21
 Info Asshofwah
Karya Tulis Pejuang


 
Ribath Almurtadla
Al-islami
 Pengasuh Ribath
 Amunisi Dari Tumapel
 Aktifitas Pengasuh
 Perjuangan Pengasuh
 Kalender Ribath
Pesantren Ilmu al-Quran (PIQ)
 Sekilas Profil
 Program Pendidikan
 Pelayanan Masyarakat
 Struktur Organisasi
 Pengasuh PIQ
 
Navigasi Web
Karya Tulis Santri
MP3 Ceramah
Bingkai Aktifitas
Galeri Sastra
Curhat Pengunjung
Media Global
Link Website
TV ONLINE
Kontak Kami
 
 
 Arsip Teriakan Pejuang
 
SETAN BISU & SETAN BICARA 
  Penulis: Pejuang Islam  [7/8/2025]
   
AYOO SHALAT MALAM ! 
  Penulis: Pejuang Islam  [4/8/2025]
   
KOMUNIKASI DI MEJA MAKAN 
  Penulis: Pejuang Islam  [28/7/2025]
   
SUJUD SYUKUR 
  Penulis: Pejuang Islam  [27/7/2025]
   
MENGALAHKAN HAWA NAFSU 
  Penulis: Pejuang Islam  [20/7/2025]
   
 
 Book Collection
 (Klik: Karya Tulis Pejuang)
Pengarang: H. Luthfi B dan Sy. Almaliki
Musuh Besar Umat Islam
Konsep NU dan Krisis Penegakan Syariat
Dialog Tokoh-tokoh Islam
Carut Marut Wajah Kota Santri
Tanggapan Ilmiah Liberalisme
Islam vs Syiah
Paham-paham Yang Harus Diluruskan
Doa Bersama, Bahayakah?
 
 WEB STATISTIK
 
Hari ini: Senin, 22 September 2025
Pukul:  
Online Sekarang: 6 users
Total Hari Ini: 305 users
Total Pengunjung: 6224425 users
 
 
Untitled Document
 PEJUANG ISLAM - KARYA ILMIAH USTADZ LUTHFI BASHORI
 
 
CINTA & BENCI KARENA ALLAH 
Penulis: Pejuang Islam [ 18/6/2023 ]
 
CINTA & BENCI KARENA ALLAH

Luthfi Bashori


Gambaran cinta dan benci karena Allah, adalah kepedulian seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim lainnya, baik kepedulian yang terkait kebaikan maupun kesalahan saudaranya itu.

Jika saudaranya itu berbuat kebajikan dalam bingkai aturan syariat, maka ia ridha entah dengan cara mendukungnya, atau mendoakan, atau minimal tidak mengganggunya semisal dengan mendiamkan dan tidak memprotes apalagi mencaci-makinya.

Sebaliknya, jika saudaranyaitu  berbuat kesalahan yang dinilai melanggar syariat, maka ia tidak segan-segan untuk mengingatkan, semisal dengan mempertanyakan dasar perbuatannya itu, atau mendatangi dan menegurnya agar segera kembali kepada ajaran syariat yang benar, termasuk juga menjaga hati agar tidak fanatik buta terhadap saudaranya yang salah tersebut, apalagi jika berusaha terus membela mati-matian, walaupun saudaranya itu secara terang-terangan telah melanggar aturan syariat, dan yang seperti itu namanya bukan cinta karena Allah, tapi cinta karena hawa nafsu yang menggebu-gebu.

Umumnya yang terjadi di tengah masyarakat, di antara cara membela saudara yang kebetulan menjadi tokoh idola dalam hidupnya, yang saudaranya itu berbuat kesalahan, terutama jika didasari cinta buta akibat pengaruh hawa nafsu, maka seringkali saudaranya itu dibela mati-matian dengan cara menakwili atau menafsiri segala perbuatan salah dan melanggar syariat, agar saudaranya itu terlihat lebih rasional dan dapat diterima oleh semua orang, sekalipun yang dilakulan oleh saudarnya itu sebuah kesalahan fatal dalam standar syariat.

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang cinta karena Allah, benci karena Allah, memberi karena Allah, dan mencegah (tidak memberi) karena Allah, berarti imannya telah sempurna.” (HR. Imam Abu Daud melalui Sayyidina Abu Umamah RA).

Jadi orang yang telah sempurna imannya itu, ialah orang berani mengakui kebaikan orang lain, dan sekaligus berani mengatakan ‘tidak’ terhadap kesalahan orang lain tersebut, namun tetap menggunakan aturan syariat sebagai standar penilaian..

   
 Isikan Komentar Anda
   
Nama 
Email 
Kota 
Pesan/Komentar 
 
 
 
 
 
Kembali Ke atas | Kembali Ke Index Karya Ilmiah
 
 
 
  Situs © 2009-2025 Oleh Pejuang Islam