AYOO KITA TOLONG SAUDARA KITA
Luthfi Bashori
Seringkali kita temui saudara kita, entah itu saudara kandung atau saudara seiman, yang sedang mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupannya. Bahkan tak jarang ada di antara saudara kita itu yang bertubi-tubi mengalami musibah demi musibah, padahal yang bersangkutan bukanlah termasuk orang yang suka membuat-buat suatu perilaku yang tidak semestinya dilakukan oleh seorang muslim.
Namun, justru saudara kita itu termasuk orang baik dan shalih, hanya saja catatan nasibnya kurang beruntung. Tentu banyak factor yang menjadi penyebabnya, semisal lingkungan keluarga yang kurang mendukung keshalihannya, atau kehidupan masyarakat di sekelilingnya yang tidak taat kepada Allah, hingga saudara kita itu terdampak cobaan (bala’) yang merata.
Jika menemukan saudara yang bernasib seperti itu, maka hendaklah kita berusaha untuk menolong dan membantunya, agar dapat meringankan beban penderitaan yang sedang dirasakannya.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa dipercaya oleh Allah untuk menolong orang muslim dari suatu kesulitan melalui tangannya, niscaya Allah akan menolongnya dari bencana dunia dan akhirat.” (HR.Imam Al-Khatib melalui Al-Hasan Ibnu Ali RA).
Hadits ini sangat memotivasi kepedulian kita terhadap kebutuhan saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan uluran tangan kita dalam segala hal yang mereka butuhkan. Tentunya bukan hanya sekedar bantuan finansial, namun bantuan doa, tenaga, pikiran serta hal-hal lain selain masalah finansial pasti akan dapat meringankan kesedihan mereka.
Termasuk jika mau, kita perlu mengajarkan sekaligus mengajak saudara kita serta orang-orang yang hidup di sekelilingnya, untuk meningkatkan rasa ketaqwaan kepada Allah. Tentunya sambil mengharapkan agar dengan bekal taqwa itu Allah berkenan untuk merubah keadaan mereka dari situasi yang menyedihkan menjadi situasi yang menyenagkan, dari kondisi yang menyengsarakan menjadi kondisi yang membahagiakan.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa bertaqwa kepada Allah (dengan sungguh-sungguh), niscaya ia akan hidup kuat, dan dapat berjalan di negeri-Nya (di atas bumi) dengan aman.” (HR. Abu Na’im melalui Sayyidina Ali Karramallahu wajhah).