AKU CINTA MADINAH
Luthfi Bashori
Kota Madinah, atau dalam Bahasa Arab lazim sebut dengan Al-Madinah Al-Munawwarah adalah salah satu kota di wilayah negara Arab Saudi di jaman sekarang. Dahulu sebelum datang Islam bernama Yatsrib, lantas sejak Rasulullah SAW menyebarkan agama Islam di muka bumi, maka nama Yatsrib dirubah dan diberi nama Al-Madinah Almunawwarah (kota yang bercahaya), serta beberapa nama lainnya yang artinya jauh lebih baik daripada Yatsrib, seperti Thayyibah (kebaikan), Darul Hijrah (tempat hijrah), Darul Iman (tempat keimanan), dan sebagainya.
Mencintai kota Madinah adalah perintah langsung dari Rasulullah SAW. Artinya siapa saja yang membenci kota Madinah apapun alasannya, adalah tergolong kelompok yang telah durhaka kepada Rasulullah SAW. Karena kota Madinah itu sangat dicintai oleh Rasulullah SAW. Bahkan sejak Rasulullah SAW berhijrah dari kota Makkah, maka figur Rasulullah SAW di saat beliau masih hidup hingga beliau wafat itu berada di kota Madinah.
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang mengganggu penduduk Madinah, niscaya Allah akan mengganggunya, dan baginya dilaknat oleh Allah, para malaikat serta manusia semuanya; amal sunat dan amal fardhunya tidak akan diterima (oleh Allah).” (HR. Imam Thabrani)
Di antara keistimewaan yang dimiliki oleh kota suci Al-Madinah Al-Munawwarah, penduduknya tidak boleh diganggu. Barang siapa berani mengganggu mereka maka Allah akan membalas dengan cara menjadikan orang tersebut sengsara, dan ia akan dilaknat oleh semua malaikat serta seluruh umat manusia, bahkan Allah tidak akan menerima amal wajib dan amal sunnahnya, selama ia tidak mau bertobat dari perbuatannya itu.
Alhamdulillah, selama tiga tahun sejak tahun 1983-1986, penulis diberi rezeki oleh Allah yang tiada terkira karena ditakdirkan dapat hidup dan menetap di kota Madinah yang sangat dicintai oleh Rasulullah SAW.
Tentu selama tiga tahun hidup di kota Madinah sebelum penulis pindah ke kota Makkah, sangat banyak kenangan manis yang tidak akan terlupakan dalam benak penulis.
Terutama saat mengingat bagaimana nikmatinya rasa ketenterama hati tatkala berada di dalam Masjid Nabawi, apalagi di saat berdiri di depan muwajahah (tempat ziarah) makam mulia Rasulullah SAW, atau di saat shalat dan i’tikaf di Raudhah yang berada di sebelah makam beliau SAW. Semua kenangan itu menimbulkan kerinduan yang sangat mendalam di hati penulis.