Tour d`Pekalongan
M.Ridwan
Judul di atas mengingatkan kita akan tim sepak bola asal Kab. Malang, yang di dalamnya ada berbagai macam golongan dan komponen masyarakat. Pada tanggal 28 Mei 2010, sekitar 90 persen anggota Aremania se Malang Raya dan sebagian warga Kab.Pasuruan berangkat menuju Jakarta untuk menyaksikan laga terakhir Arema Indonesia vs Persija Jakarta.
Oleh panitia rombongan, perjalanan ini dinamakan Aremania Tour d`Batavia. Dengan membawa sekitar 90.000 orang suporter, Arema Indonesia berhasil mempercundang Persija Jakarta dengan skor telak 5-2. Dengan hasil pertandingan yang fantastis seperti ini, Arema Indonesia berhasil menahbiskan diri sebagai kampiun Liga Indonesia edisi 2009-2010.
Berbeda dengan potongan artikel di atas, ini adalah sebuah perjalanan wisata religi, dengan membawa satu rombongan yang diisi oleh sebelas orang. Dengan keyakinan bulat, dan persiapan yang mantap, penulis beserta rombongan berangkat menuju sebuah kota batik yang berada di daerah pantai pulau Jawa, yaitu Pekalongan. Dengan niat menghadiri haul seorang ulama keturunan Rasulullah SAW, sekaligus pengarang Ratib al-Attas, beliau adalah al Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib al-Attas ra.
Pada hari Kamis tanggal 14 Juli 2011, kami berangkat pukul 05.00 pagi. Di pagi yang sunyi ini, salah seorang teman bertugas sebagai sopir mengeluarkan mobil L300 merah milik Ribath al-Murtadla. Kendaraan tersebut akan mengangkut rombongan menuju Pekalongan. Dengan bersusah payah, akhirnya sang sopir berhasil mengeluarkan mobil hingga di depan pintu markas pejuang islam, walau harus bertarung dengan dinginnya kota santri ini.
Hingga ketua rombongan, beliau adalah pengasuh situs pejuangislam.com (K.H. Luthfi Bashori) memutuskan untuk berangkat. Sebelum berangkat, mobil yang akan mengangkut rombongan tertimpa sedikit masalah. Asap tebal keluar dari kenalpot. Padahal, semenjak mobil L300 merah Ferrari itu dibeli, belum pernah mengalami hal seperti ini.
Seakan setan ingin menghentikan niat baik untuk menghadiri haul salah satu habaib yang berpengaruh di Indonesia. Rombongan tetap optimis barangkat. Karena semuanya percaya bahwa niat yang baik pasti mendapat pertolongan Allah SWT. Lantas, rombongan bergegas naik ke dalam mobil dan bersama-sama membaca basmalah, seraya mengamini do`a yang dibacakan oleh K.H. Luthfi Bashori.
Penulis, sebagai salah satu peserta rombongan belum percaya akan bepergian sejauh ini, hanya untuk membaca sekelumit tahlil dan mendengarkan qasidah nabawiyyah yang dikirimkan kepada Shahibul Haul. Namun, semua rasa pesimis itu segera terhapus karena timbulnya rasa cinta kepada dzurriatur rasul, kekasih Allah, sekaligus ulama berpengaruh di Tanah Air Indonesia.
(Penulis adalah sekretaris P.P Ribath al-Murtadla al-Islami)