AHLI IBADAH YANG SAKIT
Luthfi Bashori
Rasulullah SAW bersabda: Tiada suatu perbuatan pun dalam sehari melainkan pasti ada penutupannya, apabila seorang mukmin mengalami sakit, maka berkatalah para malaikat (pencatat amal perbuatan), “wahai rabb kami, hamba-Mu yang bernama fulan telah engkau tahan.” Rabb menjawab, “Tutuplah (buku catatan amal) miliknya dengan catatan amal yang semisal dengan biasanya hingga ia sembuh atau mati.” (HR. Imam Hakim).
Seorang muslim yang mempunyai istiqamah dalam melakukan kebiasaan baik, entah itu amalan yang ada hubungan vertikal dengan Allah, atau perbuatan mulia yang ada hubungan horizontal dengan sesama manusia, maka kedua amalan tersebut akan membawa dirinya mendapatkan kemualiaan dan pahala dari Allah.
Keistiqmahan seorang muslim dalam suatu kebaikan itu, ternyata masih tetap diperhatikan bahkan dianggap mulia oleh Allah SWT, di saat sang muslim itu sakit dan tidak dapat melaksanakan amalan yang sudah menjadi istiqamahnya.
Pahala dari amalan kebaikan yang diistiqamahi itu akan tetap mengalir di saat dirinya tidak berdaya untuk mengerjakannya, karena sakit yang dideritanya.
Semua itu karena rahmat Allah yang sangat luas dan agung terhadap para hamba-Nya, terutama yang selalu beristiqamah dalam melakukan kebaikan.
Karena itu hendaklah setiap hamba muslim memilih suatu amalan baik, sekalipun hanya sedikit namun perlu untuk selalu dikerjakan sebagai bentuk amalan istiqamah yang didawamkan.
Barang siapa yang mengerjakan suatu amal kebaikan lantas dijadikan satu kebiasaan, maka pada saat ia mendapat halangan dari sesuatu yang diakui oleh syariat, maka tetap dicatatkan baginya pahala yang sama, seperti hari-hari sebelum ia sakit, karena sesungguhnya Allah SWT maha Pemurah kepada hamba-hamba-Nya yang beramal shaleh.