Junub atau janabah, adalah keadaan seseorang setelah mengeluarkan air sperma atau berhubungan seksual, atau mengeluarkan darah haid dan nifas (kelahiran). 

Jika seseorang sedang mengalami junub, maka ada beberapa langkah terbaik untuk diamalkan, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Dalam hadits diterangkan, apabila Rasulullah SAW dalam keadaan berjanabah kemudian hendak tidur, maka beliau berwudhu terlebih dahulu seperti berwudhu akan shalat. Apabila hendak makan atau minum saat berjanabah, terlebih dahulu beliau mencuci tangannya, setelah itu barulah beliau makan atau minum. (HR. Imam Nasa’i dari Sayyidah Aisyah RA).

Disunnahkan bagi seseorang yang sedang junub, tetapi malas mandi dan hendak tidur, hendaklah ia ber-wudhu terlebih dahulu seperti wudhu untuk shalat, dan disunnahkan mencuci tangan terlebih dahulu bagi orang yang sedang junub apabila ia hendak makan dan minum.

Di antara maksud berwudhu di saat junub itu, minimal jika terjadinya di malam hari saat musim dingin, maka dalam tidur tersebut ada nilai kesucian diri secara maknawiyah, sekalipun belum memenuhi aturan fikih yang seharusnya wajib mandi janabah.

Karena takdir kematian seseorang itu juga tiada yang tahu kapan waktunya. Maka jika terjadinya di waktu tidur, minimal saat nyawa meregang dari jasadnya, ada nilai kesucian secara maknawiyah, berkat wudhu yang ia lakukan tatkala junub menjelang tidur.