KATA NABI, PAMAN ITU PENGGANTI AYAH
Luthfi Bashori
Setiap rumah tangga seseorang, tentu ada orang-orang yang lebih tua selain ayah dan ibunya yang wajib dimuliakan dan dihormati. Bahkan dalam rumah tangga Rasulullh SAW sendiri, sekalipun beliau SAW adalah orang yang paling mulia di kalangan seluruh makhluq Allah, namun beliau SAW selalu menghormati paman-pamannya, dan tidak pernah sekalipiun menyakiti hati apalagi fisik mereka.
Nama-nama para paman antara lain, Al Harits (paling tua, wafat sebelum Nabi SAW diutus jadi Raslul). Az-Zubair (beliau sangat cerdas). Abu Thalib (pembela dan pelindung Nabi SAW, tentang keislamannya menjadi khilafiyah). Hamzah (masuk Islam, menjadi delegasi hijrah ke Habasyah yang pertama dan kedua, serta menjadi pahlawan perang Uhud).
Abu Lahab (kafir, penentang dakwah Nabi SAW yang dipastikan masuk neraka), Al Ghaidaq (non muslim). Al Muqawwim (wafat sebelum datang Islam). Dhirar (belum menikah dan wafat sebelum Islam datang). Al Abbas (paman yang paling muda dan paling dicintai oleh Nabi SAW, beliau memiliki banyak keturunan yang menyebar ke berbagai daerah). Qutsam (wafat ketika masih kecil, namun ada pula yang mengatakan bukan termasuk paman Nabi SAW). Juhal (dipersilisihkan, apakah Juhal itu nama lain dari Al Ghaidaq atau dua figur yang berbeda).
Dalam riwayat Sayyidina Abdul Muthalib bin Rabi’ah bin Al-Harits bin Abdul Muthalib bahwa, suatu saat paman Nabi, Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib menemui Rasulullah SAW dalam keadaan marah, lantas beliau SAW bertanya: “Apa yang membuatmu marah?”
Sayyidina Aabbas menjawab: “Wahai Rasulullah, mengapa sikap orang-orang Quraisy terhadap kami (Bani Hasyim), bilamana mereka itu bertemu dengan sebagian yang lain dari mereka sendiri, mereka menampakkan wajah yang berseri-seri, namun jika berjumpa dengan kami, mereka tidak seperti itu.”
Rasulullah SAW pun marah hingga wajah beliau memerah padam seraya bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, keimanan tidak akan masuk ke dalam hati seseorang, hingga mereka mencintai kalian (Bani Hasyim) karena Allah dan Rasul-Nya.”
Kemudian beliau SAW bersabda: “Wahai segenap manusia, barang siapa menyakiti pamanku, berarti ia telah menyakitiku, karena paman bagi seseorang itu adalah bagian (saudara kandung) dari ayahnya.”