APA RESIKO PUNYA RUMAH BESAR ?
Luthfi Bashori
Seseorang yang mendirikan rumah, atau kantor maupun tempat pekerjaan, kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Bangunan yang dibangun atau segala hal yang terkait dengan kepemilikan barang, akan dipertanyakan dan dihisab (hitung) , kecuali bila yang dibangunnya itu adalah masjid atau tempat ibadah umat Islam lainnya, seperti bangunan pesantren, majelis ta’lim, dan sebagainya, bukan dihisab dosanya yang didapat, melainkan mendapat pahala yang besar.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Setiap bangunan akan menjadi malapetaka (hisab) bagi pemiliknya kelak di hari kiamat kecuali masjid.” (HR. Imam Baihaqi).
Memiliki rumah yang bagus dan nyaman serta mengoleksi barang-barang berharga itu termasuk hasrat setiap orang. Namun ternyata memiliki apa-apa yang diinginkan itu, akan berdampak bagi nasib pemiliknya kelak di akhirat.
Allah berfirman yang artinya: “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia, cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (QS. Ali `Imran, 14).
Dari ayat ini dapat dipahami, bahwa akan terasa indah dalam pandangan setiap orang itu adalah cinta dunia. Hal itu sulit untuk dibendung, termasuk memiliki banyak harta benda yang bertumpuk dalam bentuk rumah dan perabotnya, bangunan gedung, atau logam mulia seperti emas dan perak, maupun berupa kendaraan mobil, atau kuda pilihan yang bagus dan terlatih, hewan ternak, dan sawah ladang, atau simbol-simbol kemewahan duniawi lainnya.
Itulah kesenangan hidup di dunia yang bersifat sementara dan akan hilang cepat atau lambat, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik, yaitu surga dengan segala keindahan dan kenikmatan hakikinya.